🍓Chapter 5🍓

217 30 0
                                    

🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓

"sana, untuk saat ini dia memang salah. Dia terlalu egois, nggak seharusnya dia ngejauh dari kamu meskipun dia berhasil dekat dengan mina yang dia sayang. Kamu itu terlalu berharga san, apa dia lupa kalau selalama ini kamu yang selalu ada buat dia?, apa dia lupa kalau dalam dua tahun ini kamu yang selalu setia mendengarkan curhatannya?, apa dia juga lupa kalau kamu yang selalu memberinya semangat saat dia terpuruk?, dan sekarang saat kamu seperti ini dia kemana?, dia nggak ada kan san?, dia itu egois, dia jahat dan dia nggak punya hati." Tegas nayeon.

Aku melihat nayeon menangis, nayeon memang sangat mengerti isi hatiku, dia ikut merasakan apa yang aku rasakan saat ini, ini memang terlalu sakit untuk bisa aku tahan.

"udah san, kamu harus belajar melupakan dia. Kalau dia ajh bisa ngejauh dari kamu dengan mudah, kenapa kamu enggak?, dia jauh lebih membutuhkan kamu di banding kamu yang membutuhkan dia. Karna kamu itu sumber semangatnya selama ini, dan jika nggak ada kamu mungkin dia nggak akan setegar itu saat dulu merasakan sakit karna jihyo dan dahyun." Ucap nayeon

Aku hanya diam dan menangis, aku tak mampu lagi menjawab setiap perkataan nayeon, semua yang nayeon ucapkan memang benar. Tapi lagi² aku selalu lemah jika menyangkut daniel, rasa perduliku padanya terlalu besar, aku tak mampu menjauhinya.
'aku tak nggak bisa nay' :'(

"san, bentar lagi bel masuk. Ayo kita ke kamar mandi, kamu cuci muka dulu lalu kita segera kekelas." Ucapnya yang membangunkan ku yang masih tertunduk lemas.
Aku hanya mengangguk dan mengikuti langkahnya.

Mataku masih tetap merah meski aku telah mencuci muka, aku nggak tau bagaimana reaksi daniel jika melihatku seperti ini, karna dulu saat aku menangis pasti daniel akan mendadak kepo dan sangat perduli pada ku, tapi apakah sekarang dia akan melakukan hal yang sama?

"Nay, masih kelihatan abis nangis gak?" Tanyaku lesu.

"Masih sih.. Tapi ya udahlah kamu bilang ajh klo kamu pusing, jadi mata kamu merah." Jawab nayeon.

"Yaudah deh, ayo kita masuk kelas." ajakku.
Nayeon mengangguk dan kamipun segera keluar dari toilet dan berjalan menuju kelas.

Di kelas belum ada guru, dan lagi² aku melihatnya. Daniel dan mina sedang bercanda begitu mesra, mereka tampak sangat bahagia.
Daniel menggenggam erat tangan mina, akupun tersenyum getir melihat sahabatku yang terlihat sangat bahagia itu.
Mungkin selama aku di sisinya dia tak pernah sebahagia itu, jadi aku mencoba meyakinkan hatiku bahwa aku akan berusaha untuk menjauh darinya.

'Maaf niel.. Bukan maksudku untuk mengingkari janjiku dulu, aku hanya ingin melihatmu bahagia, aku juga ingin berusaha menetralkan perasaanku, aku juga tak ingin terus menerus menangisi mu.

Semoga kamu bahagia daniel, aku akan tetap menjadi minatozaki sana sahabatmu yang selalu perduli padamu dari kejauhan, aku akan memperhatikanmu dalam sikap diamku padamu. Aku menyayangimu daniel, dan aku ingin kamu bahagia' lirihku dalam hati.

Aku terus memandangnya sambil tersenyum, tapi lama² penglihatanku menjadi pudar, wajahnya semakin tak jelas, dan akhirnya semuanyapun berubah menjadi gelap.

-

-

-

-

-

Tbc..

Ok author mau langsung to the poin ajh ya.
Nih Tq for reader's yang nungguin cerita aburadul author😊

See you 👀 next chapter end sampai jumpa di chapter selanjutnya ya.









Sekian dan terimakasih😄
Jan lupa tinggalkan jejak kalian yaw 😘❤😘
⬇️⬇️⬇️

Too Complicated ❤SaNiel❤ [END]✅✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang