Aku terbaring lemah di atas tempat tidurku, perkumpulan para hantu membuatku kewalahan hingga aku tertidur dengan sangat pulas. Nafasku berdengus lebih keras dari sebelumnya, dadaku terasa sedikit lebih pengap. Ada sesuatu yang menyumbat bagian rongga hidungku hingga kerongkonganku, baru kali ini aku mendengkur keras ketika tidur.
Malam yang sunyi menambah kesan nyaman bagi tidurku, belum lagi suara kipas angin yang berderit di kamarku seakan melantunkan harmoni yang menghantarkanku ke dalam dunia mimpi.
Tek... Tek... Tek...
Suara kipas angin di kamarku berderit tak karuan, suaranya memang tak terlalu keras, namun suara itu mampu mengusik ketenanganku.
Tek... Tek... Tek...
Lagi-lagi suara itu berbunyi, entah apa penyebabnya. Mungkin kipas angin itu ingin segera di pensiunkan, atau bahkan ingin di larikan kedalam museum kota. Kipas angin itu memang sudah tua, aku pun tak tau pasti sudah berapa lama usianya.
Tek... Tek... Tek...
Itu benar-benar membuatku muak, waktu tidurku terganggu dengan suara yang mulai bising dari kipas angin sialan itu. Aku mengerjapkan kedua mataku, sesekali ku kedip-kedipkan kelopak mataku. Aku sedikit mengangkat kepalaku, dan mencari sumber suara yang mengganggu ketentraman tidurku.
Aku menoleh ke arah kipas angin yang berada di dekat pintu kamarku, sepertinya baik-baik saja. Terkecuali dengan sosok bocah yang sok bijak berada tepat di sampingnya dan mengotak-atik kipas angin itu, bocah itu tertawa cengengesan dan menyumbat mulutnya dengan tangan.
Tidak ada sosok hantu yang lebih menyebalkan dari pada Garry, anak jail itu sungguh membuatku kesal."Bastard...!!! Pergi sana!!!" Aku membentak Garry yang masih cengengesan.
"Haha... Kau terlalu pulas Yiudith, aku bisa mendengarmu mendengkur keras. Kau tidur seperti bayi jerapah yang kelelahan. Hahahaha..." Garry tertawa meledekku.
"Oh, Shit! Tak bisakah kau mengerti? Aku lelah sekali Garry. Baru saja aku bisa tertidur pulas, dan kau menggangguku!!!"
"Maafkan aku Yiudith, aku hanya senang memainkan kipas angin ini"
"Sudah sana pergi!!! Kepalaku mulai terasa pening!!!"
"Ayolah, sebenarnya aku ingin mengenalkanmu dengan teman baruku"
"Tidak penting Garry, esok kan bisa?! Biarkan aku mengistirahatkan tubuh dan mataku"
"Apakah kau yakin? Aku ingin mengenalkanmu dengan dua anak laki-laki yang sangat lucu" Garry mulai membujukku.
"Sungguh? Dua anak laki-laki? Apa mereka kembar?" Aku menanggapinya dengan antusias.
"Iya benar Yiudith"
"Bisakah kau bawa mereka kemari?!"
"Bagaimana jika kau ikut denganku, mereka enggan ke kamarmu Yiudith."
"Oh, ayolah... Lihat jam dinding itu, ini sudah menunjukan pukul 02:00 pagi. Aku tak berani keluar rumah"
"Haha... Dasar penakut!!!" Garry mengejekku.
"Kau salah jika beranggapan seperti itu, aku tidak takut" Aku menentang Garry bahwa aku tidak takut, walau sebenarnya aku adalah seorang yang sangat penakut.
"Baiklah, bisakah kau buktikan... Ikuti aku jika kau pemberani. Awas saja jika kau berteriak ketika melihat pocong!! Aku akan menertawakanmu!!!" Garry menantangku.
"Tidak, tidak... Jangan kau sebut-sebut nama si makhluk menjijikan itu, aku sangat benci dengan sosok pocong. Itu sangat menyeramkan Garry"
"Kau bilang kau ini pemberani?!" Garry merendahkanku.
![](https://img.wattpad.com/cover/166756520-288-k77463.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KENDATI : Melihat Dunia Tidak Hanya Dengan Mata
HorrorTidak pernah di percaya itu rasanya menyakitkan, sama halnya ketika kalian menganggapku aneh atau bahkan gila. Percayalah... Aku tidak pernah benar-benar merasa sendirian, banyak jiwa-jiwa berpendar yang mendatangiku. Kelebihanku untuk bisa melihat...