3

293 49 5
                                    

Taetae hyung bilang kalau kepercayaan itu adalah sesuatu yang harus kita jaga. Kepercayaan itu sulit didapatkan, tetapi sangat mudah untuk dirusak.

Aku pernah sekali menghilangkan kelinci berbulu putih milik Yoongi hyung saat sedang bermain dengannya. Dan selama berhari hari ia tidak berbicara kepadaku.

Sekarang aku tahu, seberapa pentingnya kepercayaan itu. Karena, aku tidak tahu lagi siapa orang yang bisa memercayaiku dengan sepenuh hati kecuali Taetae hyung. Dan begitu pula sebaliknya.

.....☆.....

"Hyung..!!" Namjoon berteriak sambil mengelilingi rumahnya. Seharusnya hyungnya sudah pulang sejak tadi, tetapi kenapa tidak ada?? Namjoon lupa waktu. Sejak pulang sekolah ia bermain di rumah tetangga sebelah rumahnya, Yoongi.

"Namjoonie?? Ada apa??" Itu Taehyung. Berjalan masuk sambil menenteng sebuah plastik putih yang tidak terlalu besar. Namjoon tebak isinya makanan.

"Hyung,, apa itu??" Namjoon menunjuk pada bungkusan putih tersebut. Rasa penasarannya mengalahkan rasa khawatirnya barusan. Taehyung mengangkat plastik itu tinggi. "Ini??" Namjoon mengangguk antusias.

"Ayo kita masuk dulu.." Tehyung menggiring Namjoon masuk ke dalam rumah mereka. Menyuruh adiknya untuk duduk terlebih dahulu di sofa butut milik mereka, sedangkan ia lanjut jalan ke dapur.

"Hyung punya sesuatu untukmu." Tehyung keluar dari dapur sambil membawa dua buah piring dan sendok.

"Apa itu hyung??" Mata Namjoon tak lepas dari pergerakan Taehyung. Memerhatikan hyungnya itu dari mulai berjalan mendekat hingga duduk di sampingnya.

Taehyung mengeluarkan sebuah kue dari bungkus plastiknya. Bisa dipastikan jika itu adalah kue sisa dari ćafe tempat Tehyung bekerja.

"Wowwww...." Namjoon berseru senang melihat kue coklat dengan hiasan buah ceri dengan krim putih di atasnya. Kelihatannya sangat lezat..

Taehyung memotong kue itu tidak sama besar. Bagian yang kecil ia pindahkan ke piring miliknya, sedangkan sisa yang besar ia pindahkan ke piring Namjoon.

"Hyungg.. ini tidak adil. Kenapa punya hyung sedikit sekali??" Namjoon mendorong piring miliknya kearah Taehyung. Ia merasa ini tidak adil. Huftt.

"Tida apa apa. Hyung sudah pernah mencoba kue ini. Jadi hyung pikir, hyung akan mencoba sedikit saja." Taehyung kembali mendorong piring tersebut kepemiliknya. Dan ia mulai menyuap potongan demi potongan kue miliknya dengan lahap.

'Eumm.. ini enak sekali..' Tehyung berbohong ketika bilang kalau ia pernah mencoba kue ini sebelumnya. Ini adalah produk baru di ćafe tempat Taehyung bekerja.

"Bagaimana?? Enak??" Namjoon mengangguk menanggapi pertanyaan hyungnya. Namjoon tidak terlalu suka coklat, namun kue ini sangat pas rasanya di lidah Namjoon. Taehyung terkekeh melihat bagaimana cara Namjoon makan. Berantakan tapi menggemaskan. Lihatlah remah kue dan juga krim putih yang belepotan di sekitar mulutnya. Kedua pipinya yang sudah gembil bertambah bulat karena mengunyah kue coklat tersebut.

"Pelan pelan saja." Taehyung mengelap mulut Namjoon dengan hati hati. Namjoon diam memerhatikan bagaimana ekspresi hyungnya. Bagaimana hyungnya terkekeh sambil membersihkan mulutnya. Matanya yang teduh dan tangannya yang bergerak pelan. Namjoon menyukai semuanya. Tanpa terkecuali. Ia ingin melihat senyum itu selamanya.

"Hehe.. maaf hyung. Kuenya enak sekali." Namjoon menyengir lebar. Tak lupa, sepasang lesung pipi yang juga ikut muncul. Tangan Taehyung beralih ke permukaan rambut halus milik Namjoon. Mengusapnya pelan.
.
.
.
.
.
Namjoon terbangun pukul 3 dini hari. Ia melirik samping kirinya. Tidak ada hyung-nya disana. Dimana Taetae hyung?? Pikir Namjoon. Ia menguap sekali lagi sebelum beranjak turun dari ranjang mereka.

"Hyung.." suara serak Namjoon tidak terlalu terdengar. Rumahnya remang remang, karena hanya lampu ruang tengah yang menyala. Namjoon bisa melihat hyung nya duduk membelakanginya. Duduk bertopang meja dan juga setumpuk buku yang menjadi alas kepalanya. Hyungnya tertidur di ruang tengah karena belajar tanpa selimut dan juga penghangat ruangan.

"Hyung.." Namjoon menggoyangkan badan Taehyung. Taehyung hanya  mengerang dan kembali terlelap. Bagaimana Taetae hyung bisa tidur dengan posisi itu?? Pikir namjoon. Ia kembali ke dalam kamar mereka untuk mengambil selimut dan juga bantal. Namjoon menyelimuti Taehyung, sedangkan ia tidur dengan memeluk bantal di atas sofa tua yang ada disana.

Namjoon kembali terlelap tanpa tau jika Tehyung terbangun saat goncangan pertama di bahunya. Ia menatap Namjoon dan merapikan anak rambut bocah berpipi gembil itu. Taehyung mengusap pipi Namjoon pelan dan penuh kasih sayang. Dan tak terasa setetes air mata jatuh menuruni lekuk pipi Taehyung.

"Apa yang harus hyung lakukan, Namjoonie?? Hyung takut.. sangat takut.." Taehyung berucap pelan. Tangannya masih setia di pipi Namjoon, begitu pula air mata yang tidak berhenti mengalir. Sebisa mungkin Taehyung untuk tidak terisak. Kenyataan yang ia sembunyikan selama beberapa bulan ini benar benar mengganggunya. Ia takut Namjoon tidak lagi kembali padanya. Atau yang paling parah, Namjoon tidak mau lagi bertemu dengannya dan tidak mengakuinya sebagai hyungnya lagi. Tehyung tidak mau itu terjadi. Tapi kebahagiaan Namjoon adalah prioritas utama di hidup Taehyung. Ya.. keputusan sudah diambil. Jika Namjoon bisa lebih bahagia dari ini, Taehyung rela dan ikhlas.

.....☆.....

A/n: wouuuu.... gimana capter ini?? Hehehe... semoga suka.. jangan lupa buat vote dan comment ya..

Happy reading😊

Love, JoJoon💜

Our Spring (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang