4

277 51 2
                                    

Taetae hyung pernah berkata seperti ini padaku; 'hidup memang bukan untuk uang, tetapi kita tidak bisa hidup tanpa uang. Makanya hyung bekerja keras agar kita bisa hidup sedikit lebih layak.'

Awalnya aku tidak mengerti maksud dari ucapan taetae hyung, tapi sekarang.. aku rasa aku paham.

.....☆.....

Siang itu, Namjoon duduk sendirian di beranda rumahnya. Menunggu kepulangan sang kakak yang belum pulang dari sekolah. Kepalanya mendongak keatas, memerhatikan gumpalan awan yang berarak pelan. Walaupun sudah memasuki musim dingin, cuaca hari ini terbilang cukup cerah. Matanya menutup kala angin musim dingin berhembus menerpa wajahnya.

"Brrrr.. dingin sekali." Namjoon merapatkan lagi jaket bututnya. Namun tidak juga ada niatan untuk masuk kedalam rumah. Hyungnya bilang hari ini ia akan pulang lebih cepat, makanya Namjoon masih duduk diam di luar.

"Namjoonie, sedang apa??" Taehyung masuk terburu-buru menghampiri adiknya. Namjoon berdiri dari duduknya dan tersenyum hangat kearah Taehyung. Tehyung mengusap rambut Namjoon pelan lalu menggiringnya untuk memasuki rumah tua mereka. Setidaknya di dalam sini keadaannya lebih baik dibandingkan di luar.

"Kenapa Namjoonie duduk di luar??" Taehyung melepaskan tas selempangnya dan menaruhnya di atas sofa.

"Menunggu hyung. Jarang-jarang 'kan hyung pulang cepat, biasanya lama sekali." Sekarang ini sedang musim ujian. Tehyung harus mempertahankan nilai akademisnya. Walaupun masih kelas dua, setidaknya itu bisa mebantunya untuk ujian masuk universitas nanti. Atau paling tidak ia bisa diterima kerja di tempat yang bisa memberinya penghasilan lebih. Walau rasanya sedikit mustahil. Dan lagi, Tehyung harus rela cuti atau mungkin berhenti dari pekerjaannya di ćafe. Cuti, jika ia masih di izinkan bekerja setelah masa ujian yang bisa sampai tiga bulan itu berakhir. Atau berhenti jika ćafe itu sudah mempunyai karyawan baru yang menggantikan Taehyung.

"Tidak usah menunggu hyung di luar seperti tadi. Bagaimana jika Namjoonie sampai sakit??" Namjoon mengangguk patuh. Namjoon duduk di ruang tengah dengan buku yang di pangkunya sambil menunggu Taehyung mengganti seragamnya di kamar.

"Oh iya.." Namjoon segera beranjak dari duduknya dan pergi ke dapur mengambil kotak makanan yang ia letakkan di sana.

"Apa itu??" Tanya Tahyung saat melihat Namjoon membuka kotak makanan tersebut di ruang tengah. Namjoon mengalihkan pandangannya dari kotak makanan ke Taehyung yang berdiri di samping sofa yang diduduki Namjoon.

"Bibi Min yang memberinya. Woww... nasi goreng kimchi." Bibi Min adalah ibu dari Yoongi. Orang yang selalu menjdi teman Namjoon saat menunggu Taehyung pulang. Yoongi lebih tua dari Namjoon, bahkan ia lebih tua dari Taehyung satu tahun.

"Ada acara apa Bibi Min sampai membuat makanan sebanyak itu??" Taehyung mendudukkan dirinya disamping Namjoon. Namjoon melirik tidak suka pada hyungnya.

"Jangan seperti itu hyung, Bibi Min sangat baik. Hanya saja kadang perkataannya terlampau jujur. Hehe.."  bibi Min itu memang seperti itu. Mulutnya pedas sekali. Sama seprti Yoongi, putra satu satunya. Tapi ia adalah orang pertama yang akan menampung Namjoon saat Tahyung pulang larut malam. Bibi Min baik dan perhatian dengan caranya sendiri.

"Maaf.. maaf.. hyung hanya bercanda. Ayo makan. Sepertinya enak." Tehyung mengambil satu sendok penuh nasi goreng kimchi dan ia suapkan ke mulutnya. Wahh... memang enak ternyata. Keluarga Min memang tidak pernah main main soal rasa. Selalu terbaik.

Namjoon juga ikut menyuapkan nasi goreng tersebut. Mereka memakan nasi gorengnya dengan lahap.

"Wahh.. bibi Min memang terbaik." Taehyung mengangguk membenarkan ucapan adiknya.

"Besok sepertinya hyung akan pulang terlambat. Jangan tunggu hyung di luar lagi, ok. Hyung tidak mau Namjoonie sakit." Namjoon mengangguk patuh mendengarkan petuah Taehyung. Mereka kembali makan dengan tenang setelah percakapan tadi berakhir. Hingga nasi didalam kotak itu habis tak bersisa.

"Nah.. sekarang kembali ke kamar. Kerjakan tugas sekolah dan setelah itu tidur. Hyung mau mengambil pesanan bawang bombay dulu." Namjoon mengangguk den berlari menuju kamarnya. Namun di tengah perjalanan, ia kembali menoleh kearah hyungnya.

"Eehh.. bukannya hyung harus sekolah besok?? Kenapa mengambil pesanan bawang bombay sekarang??"

"Ehh?? Itu-- hyung besok masuk siang. Jadi hyung bisa mengerjakannya malam ini." Taehyung mengusak surai Namjoon lembut kemudian ia mendorongnya masuk ke kamar mereka.

Namjoon duduk di depan meja belajarnya. Tidak lama terdengar suara pintu yang di tutup pelan. Itu artinya hyungnya sudah pergi. Namjoon menghembuskan napas lelah. Ia kemudian mengambil buku pelajaran miliknya dan mengerjakan tugas tugas yang ada disana.

"Taetae hyung terlihat sangat lelah."
.
.
.
.
.
.

4.45 am

Taehyung meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Ia baru saja menyelesaikan tugasnya. Mengupas bawang bombay untuk restaurant china ujung jalan.

"Hoaamm.." Taehyung menguap dan kemudian ia berdiri. Mengambil minum untuk mengisi energinya yang hanya tersisa sepuluh persen.

Ceklekk..

Taehyung masuk ke kamar. Di sana Namjoon masih bergelung dengan selimut kesayangannya. Taehyung ikut merebahkan diri disamping Namjoon. Sebelum benar-benar masuk ke alam mimpi, Taehyung mengatur alaramnya untuk berbunyi pukul setengah enam nanti. Taehyung memeluk Namjoon dan mengusap-usap punggung adiknya. Berharap Namjoon dapat tidur lebih nyenyak.

'Semoga nanti pagi aku tidak  tertidur lagi di kelas.'
.
.
.
.
.
.
.

A/N:haruskah ini lanjut?? Gimana teman teman pembaca??
Haruskah sampai disini aja??
Mohon dukungannya buat work ini. Jangan lupa vote dan commentnya yorobun..

Love, JoJoon💜

Our Spring (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang