"kak.. ," panggil seorang perempuan yang sudah lama menjadi kekasihnya.
Dari kemarin ia terus memikirkan hal itu. Memang kita berbeda keyakinan, tapi bukankah cinta itu buta?
"ya?, " aku menatap wajahnya yang murung. Hampir setiap hari, ada saja mengejek dia. Kurasa tidak ada salahnya kami memiliki hubungan, toh akibat nya juga kami sendiri yang merasakan.
Walaupun begitu, setiap ada olokan apapun juga kita tidak pernah bertengkar atau memperdebatkanya. Mungkin saling memberi semangat adalah hal yang paling tepat.
Sebenarnya aku heran dengan teman temanku atau temannya. Kenapa mereka mengekang hubungan kita, sedangkan orang tua kita tidak bermasalah dengan ini. Ya memang aku sudah kenal dekat orang tua Nana sejak 1bulan kita berpacaran. Walaupun aku dan Nana berbeda keyakinan, tapi saat membicarakan soal agama kita tetap hati hati dan tidak menyinggung.
---Nana side
Moon Taeil, lelaki keturunan Korea yang sudah lama sejak menjadi kekasihku. Tak cukup banyak kata untuk mendeskripsikannya, dia terlalu sempurna. Bahkan hanya untuk perempuan sepertiku.
Sebut saja aku bucin atau apalah itu, karena memang adanya begitu. Wajah tampan, postur tubuh ideal, taat pada agamanya, juga termasuk kakak tingkat yang terkenal sepenjuru kampus. Sangat berbeda dengan ku.
Seringkali dia mengorbankan waktu berkumpulnya hanya untuk menemaniku. Yah, kalian bisa bayangkan sendiri bagaimana saat menjadi kekasih Taeil yang penuh perhatian?
Dan satu lagi faktanya, dia sangat sanyang pada ibunya. Maka dari itu dia selalu menghargai perempuan dan sebisanya menahan amarah dan tidak berbuat kasar.
Dan, aku mencintainya.