"Udah ga usah nangis lo. Kayak anak kecil aja, cengeng." kata Johnny sambil nyeka air mata perempuan di depannya."Beli ice cream deh abis ini, gua yang traktir." tawar Johnny dan si perempuan menganggukkan kepalanya "But don't cry anymore okay? Promise?" Johnny mengacungkan jari kelingkingnya dan mereka saling mengaitkan jari kelingking, berjanji bahwa si perempuan tidak akan menangis lagi.
"Let's buy ice cream!" teriak Johnny di dalam mobil.
"Yeah! Let's go!"
.
.Hannya memakan waktu 5 menit untuk sampai di kedai ice cream langganan mereka. Kedai ice cream ini menjual berbagai macam ice cream.
Alice sangat suka rasa vanila dan Johnny hafal itu dengan baik. Apapun yang berbau vanila pasti Alice suka.
Mereka berdua bukan teman biasa, bukan juga sepasang kekasih, mereka berdua adalah sahabat. Iya hanya sahabat tidak lebih, percayalah itu.
"Do you like it?" Johnny bertanya sambil menatap Alice yang lahap menghabiskan ice cream dalam cone miliknya itu. Alice balas mengangguk dengan senyum indah yang merekah. Membuat eyes smile itu terlihat dan menambah kecantikannya.
Bohong memang jika seorang Johnny Seo tidak tertarik dengan Thereea Alice Dirgantara. Perempuan blasteran London-Indonesia ini dapat memikat hati semua orang. Bukan hannya karena parasnya saja, juga karena sifat dan ketulusan hatinya.
Tetapi Johnny harus menepis pikiran itu. Alice tidak pernah mencintainya. Bahkan kata itu pernah terucap dari mulut Alice sendiri. Lagi pula, Johnny juga sudah biasa memendan perasaannya selama 9 tahun ini. Semua akan baik-baik saja.
Alice juga sedang dekat dengan anak kampus sebelah. Namanya Park Chanyeol. Dia cukup terkenal dan memiliki sifat humoris yang membuat siapa saja akrab dan nyaman dekat-dekat dengannya.
Rumornya Chanyeol sedang dekat dengan Rose-adik tingkatnya di kampus. Hal itu membuat Alice sedih dan berakhir di kedai ice cream ini bersama Johnny.
"John? Apa salah yah suka sama anak se-famous Chanyeol? Apa gua ngga pantes?" kata Alice dengan pendangan ke bawah menatap meja kayu kedai ini.
"Love is never worng, Alice."
"But why does the world seem to oppose me?"
"Hey, remember me, I will always support you Alice."
"Really?"
Johnny mengangguk dan sekali lagi Alice tidak bisa membendung butiran bening itu. Menetes begitu saja tanpa permisi, membasahi wajahnya. Beruntung sekalih dia mendapat sahabat sebaik Johnny Seo.
.
."Selamat kak. Langgeng terus ya sama kak Rose. Alice pamit dulu kak, bunda sendiri di rumah." pamit Alice dengan memaksakan senyum itu agar terlihat tulus.
"Iya. Makasih udah hadir dek. Salam buat bunda ya." senyum khas seorang Park Chanyeol menghiasi perpisahan kali ini. Seperti biasanya, Chanyeol tidak pernah absen mengacak poni punya Alice, selalu seperti itu.
Siapa yang akan bahagia jika orang yang dicintai telah mengikat hubungan dengan orang lain. Bukan sekedar pacaran biasa, melainkan tunangan. Dengan mata kepala sendiri menyaksikan orang yang dicintai bertukar cincin dengam
orang lain.Berpamit dengan embel-embel 'bunda sendirian' yang jelas itu sebuah kebohongan Alice. Tipuan agar cepat-cepat pergi.
Sesak didada tidak dapat ditahan lagi dan berakhir pecah di depan kedai yang menjual ice bubble tea. Menggunakan heels dengan jalan kaki sampai depan kedai itu membuat kaki Alice lecet. Sakit memang tapi tidak seberapa dengan sakit hatinya.
Alice duduk di trotoar jalan, untuk berjalan saja sudah susah, ditambah sesak di hati dan air mata yang tak kunjung berhenti mengalir. Orang yang berlalu-lalang mungkin melihat keadaan Alice sekarang seperti orang gila.
"Alice? What are you doing bae? Ngapain disitu pake nangis segala? Are you okay?" Johnny Seo, datang menggunakan motor ninjanya lantas turun dan menghampiri Alice. Pria itu selalu datang saat Alice menangis. Entah sekedar menyeka air mata, memberi kata penyemangat, membuat moodnya membaik, atau bahkan ketiga-tiganya.
Alice menggeleng tapi air matanya tetap meluncur mencari jalan untuk keluar. Tiba-tiba Johnny memeluk Alice di trotoar jalan dan dilihat banyak orang.
"Pasti orang-orang ngira aku meluk orang gila. Nanti viral, seorang pria tampan dengan tubuh gagah dan staylish memeluk wanita kumel, kucel dan berantakan di pinggri trotoar." kata Johnny sukses membuat Alice tertawa.
Johnny melepas pelukannya, ikut tertawa. Melihat Alice tertawa membuat dia bahagia. Meski perasaan miliknya akan selalu terpendam entah sampai kapan, tapi yang pasti tidak akan Johnny biarkan Alice menangis sendirian. Dia akan selalu ada menemani Alice.
Status sahabat ataupun pacar sama saja bagi Johnny, selama dia bisa membuat Alice tersenyum bahagia status apapun itu, meski hannya seorang yang lewat tidak sengajapun Johnny tidak masalah. Asalkan Alice bahagia maka dia ikut bahagia.
Senyum Alice seperti senja sore yang indah. Banyak dinanti dan membuat sejuk hati. Maka Johnny akan selalu membuat senja itu menyinarkan cahayanya selalu tanpa meminta imbalan apapun. Cukup menjadi sehabat selamanya saja.
---