Alenka membuka matanya dan yang dia lihat pertama kali adalah dinding berwarna putih bersih dan bau obat-obatan yang menyengat. Alenka berusaha mengingat apa yang sudah terjadi. Beberapa kali dia mengerjapkan matanya dan barulah dia ingat bahwa dia sudah mengalami kecelakaan bersama kedua orang tuanya.
Alenka meneteskan air matanya saat dia teringat kejadian itu. Dia ingat kedua orang tuanya saat itu dalam keadaan berlumuran darah saat mobil mereka terbalik dan masuk ke jurang setelah itu Alenka tidak sadarkan diri.
Alenka menjadi histeris dan dia menjerit ketika bayangan kecelakaan itu kembali dia ingat.
"Tenanglah".
Alenka mendengar suara seorang wanita yang ternyata adalah asisten pribadi ayahnya,dia adalah tante Amara.
"Tante" katanya lemah kemudian Alenka kembali tidak sadarkan diri karena dokter sudah memberinya obat penenang.
Tanpa Alenka sadari seorang pria masuk ke dalam ruangan dan memandang Alenka penuh arti. Dia menatap tajam pada Amara yang sedang berdiri di samping Alenka. Amara langsung menundukkan kepalanya karena tidak berani menatap mata pria itu.
Pria itu mendekati Amara dan mencengkram dagu Amara.
"Ck...ck...ck...masih berani kau di sini jalang,segera pergi dari sini karena aku tidak ingin melihat wajahmu lagi". Pria itu melepaskan cengkramannya pada dagu Amara dengan kasar.
"Ba...ik" jawab Amara terbata.
Saat Amara meninggalkan ruangan,pria itu menelepon seseorang.
"Habisi wanita itu dan jangan tinggalkan jejak".
Pria itupun tersenyum sinis tapi saat dia memandang Alenka yang sedang tertidur,senyum sinisnya berubah menjadi senyuman penuh kelembutan. Dia mengelus pipi Alenka dan merasa sakit saat melihat beberapa luka lebam di pipi dan tubuh Alenka.
"Setelah ini tidak akan ada yang berani menganggumu dan membuat kau sakit manis,aku akan menjagamu karena akulah pemilik dirimu".
***
Besok paginya saat Alenka terbangun,dia mendapati seorang wanita paruh baya berwajah lembut sedang menata bunga segar di samping tempat tidurnya."Selamat pagi nona" sapanya lembut dan Alenka mencoba tersenyum.
"Dimana tante Amara?" tanyanya langsung.
"Amara" kata wanita itu seolah sedang berpikir.
"Iya,dia asisten pribadi papaku".
"Tidak ada wanita yang bernama Amara nona. Saat saya datang hanya ada nona yang masih tertidur".
"Kau siapa?" tanya Alenka lagi
Wanita itu tersenyum kemudian memposisikan tempat tidur agar Alenka dapat duduk dengan nyaman dan dia memberikan Alenka segelas air putih.
"Saya adalah pelayan yang akan melayani anda mulai dari sekarang. Nama saya Melda dan Tuan Dionysus Piero yang mengirim saya untuk melayani anda" jawabnya ramah.
"Dionysus Piero" Alenka mengucapkan nama itu sambil berpikir apakah dia mengenal pria itu.
"Siapa dia?" tanya Alenka lagi.
Melda hanya diam karena dia merasa dia tidak berhak untuk menjawab pertanyaan Alenka.
Saat itu pintu kamar terbuka dan masuklah seorang wanita berpakaian formal.
"Selamat pagi nona Alenka Nyx"
"Pagi" jawab Alenka bingung.
"Saya pengacara tuan Adolf Nyx"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT UNCLE (Sudah Naik Cetak/part Tidak Lengkap)
RomanceWarning: khusus untuk usia 20++ "Mau apa kau?jangan mendekat ya om kalau tidak akan aku buat kau impoten". Alenka sudah bersiap hendak menendang aset berharga Dionysus. Dionysus yang melihat itu hanya menyeringai kemudian berdecak. Alenka benci jik...