7

69.1K 2.2K 44
                                    

Satu jam kemudian Dion baru datang dan dia segera mencari Alenka. Alenka sedang berbaring di atas tempat tidur sambil memainkan handphonennya. Dion meghampirinya kemudian dia mengecup kening Alenka dengan penuh kelembutan.

“Kau sudah siap? Ayo kita pergi bukankah kau ingin membeli buku?”.

Alenka segera beranjak dari tempat tidur dan segera keluar kamar. Walaupun dia tidak ingin pergi bersama Dion tapi ini adalah salah satu kesempatan baginya untuk keluar rumah karena bosan.

“Cepatlah” pekik Alenka pada Dion yang masih diam memandang Alenka keluar kamar dengan semangatnya. Dion mengulum senyumnya saat melihat tingkah Alenka, sungguh gadisnya ini benar-benar menggemaskan.

Dion segera mengikuti langkah Alenka menuju ke mobil dan segera mereka menuju ke mall dimana Alenka yang meminta untuk mencari toko buku yang ada di mall.

“Ingin mencari buku apa sayang?” tanya Dion lembut sambil mengelus rambut Alenka,betapa dia sangat menyayangi Alenka.

“Ehmmm,belum tahu” jawab Alenka seadanya karena jujur dia memang tidak ingin membeli buku tapi hanya ingin jalan-jalan.

Mendengar jawaban Alenka,Dion hanya tersenyum karena dia sadar bahwa Alenka sebenarnya tidak pernah punya rencana ingin membeli buku,Alenka hanya ingin keluar dari rumah.

Sesampainya di mall,Alenka segera keluar dari mobil dan masuk ke dalam tapi bukan toko buku yang datangi melainkan sebuah butik bermerek. Alenka tidak kuat menahan dirinya untuk tidak masuk ke dalam butik tersebut.

“Kau mau berbelanja sayang?” tanya Dion yang sudah berada di belakang Alenka.

“Iya,bolehkah?” tanya Alenka ragu.

“Apapun yang kau inginkan sayang”.  Jawab Dion sambil tersenyum pada Alenka dan tanpa menunggu lebih lama lagi,Alenka segera memilih baju,tas,sepatu dan aksesoris lain yang ada di butik tersebut.
Sebenarnya Alenka sudah memiliki semua barang bermerek tersebut bahkan sampai yang edisi terbatas tapi dia tidak kuat jika melihat barang yang lucu dan unik tersebut dan tentu saja Dion akan membelikannya. Saat akan membayar di kasir,Alenka kebingungan dan dia segera melihat pada Dion yang sedang duduk di sebuah sofa yang disediakan butik tersebut untuk tempat menunggu.

Dion yang melihat wajah Alenka segera menghampirinya,”Ada apa sayang?”.
“Dion,aku tidak memegang uang jadi aku tidak membayar” jawab Alenka pelan.
“Tenang aja sayang,aku yang akan membayarnya kan dari awal memang aku yang akan membayarnya jadi kenapa kau bingung?”.

Alenka menunjukkan angka nominal yang harus Dion bayar dan jumlahnya sangatlah besar. Alenka ragu Dion akan mengizinkannya berbelanja sebanyak itu tapi apa yang dikhawatirkan Alenka tidak terjadi. Dion dengan santainya mengambil dompetnya dan memberikan sebuah kartu plastik pada kasirnya. Setelah beberapa saat akhirnya Alenka bisa membawa pulang barang-barang belanjaannya.

“Dion,terima kasih ya”

“Tidak masalah sayang,apapun yang kau inginkan akan aku belikan tapi ada syaratnya”.

“Apa syaratnya?” tanya Alenka pelan

“Kau bisa mencium bibirku sekarang,aku anggap itu ucapan terima kasih darimu”.

Alenka ragu karena dia malu jika di hadapan orang banyak harus mencium bibir Dion tapi saat dia beradu pandangan dengan Dion Alenka malah seperti terhipnotis. Apalagi saat Dion merangkul pinggangnya dan saat itu juga Alenka sedikit berjinjit dan Dion sedikit membungkukkan tubuhnya agar Alenka tidak kesusahan. Alenka akhirnya mencium bibir Dion untuk sekilas tapi Dion menahan tubuh Alenka dan ciuman mereka menjadi lama dan dalam. Dion melepaskan ciuman mereka kemudian dia tersenyum pada Alenka sambil mengelus bibir Alenka yang basah.

Alenka tersadar dan melihat kesekelilingnya,ada beberapa pengunjung mall yang memperhatikan mereka dan membuat Alenka malu. Untung saja para pengawal Dion membuang wajah mereka karena rasa segan mereka pada Dion.

“Malu” kata Alenka sambil menutup wajahnya tapi Dion segera memeluk Alenka dan membawa Alenka pergi. Dion membawa Alenka ke sebuah restoran dan mereka segera menuju ke ruangan VIP agar Alenka bisa lebih nyaman.
“Sekarang singkirkan tanganmu dan tatap aku,sudah tidak ada siapa-siapa lagi disini”. Dion meminta Alenka menyingkirkan tangannya yang sekarang sedang menutupi wajahnya.

Perlahan Alenka menyingkirkan tangannya dan dia melihat ke sekeliling,hanya ada dia dan Dion di ruang VIP restoran ini. Alenka menarik nafas dalam saat sudah yakin bahwa dia sudah berada di dalam ruangan.

“Kenapa sampai malu begitu?kamu malu diketahui orang lain sedang bersama aku dan berciuman?”. Ada rasa terluka dan sakit hati dalam nada bicara Dion. Alenka sadar itu dan apa yang dipikirkan Dion bukan seperti apa yang Alenka rasakan.

“Bukan begitu,aku tidak malu pergi bersamamu hanya saja aku malu berciuman denganmu di hadapan orang banyak. Berciuman bagiku hal tidak boleh dilakukan di depan banyak orang”.

“Jangan khawatir sayang,tidak ada yang melihat kita”.

Alenka mengerjapkan matanya dan perlahan dia tersenyum walaupun rona kemerahan masih tersisa di wajahnya tapi Dion malah menyukainya.

“Oke,sekarang kau mau makan apa?aku tidak ingin kau kelaparan”.

“Terserah kau saja Dion”.

“Baiklah aku akan memesan makanan untuk kita berdua”.

“Dion” panggil Alenka.

“Hmmm,ada apa?”.

“Aku mau ke toilet”.

“Baiklah aku akan menemanimu”. Dion akan beranjak dari duduknya tapi Alenka menahannya.

“Aku bisa sendiri Dion lagipula toiletnya tidak jauh,kau bisa melihatku dari sini kan?”. Alenka berharap Dion tidak membuntutinya sampai ke toilet.

“Baiklah tapi jika kau mencoba kabur,kau tahu sayang apa hukumanmu. Kau harus memuaskanku di ranjang”. Dion sengaja berbicara vulgar pada Alenka karena dia ingin menggoda Alenka.

“Aku tahu” jawab Alenka gugup,dia tidak ingin memikirkan tentang hukuman yang akan diberikan Dion karena jujur saja hukuman dari Dion sekarang malah membuat dia nyaman bukannya takut.

Alenka segera menuju ke toilet dan Dion hanya terkekeh melihat sikap Alenka. Di dalam toilet Alenka hanya menarik nafas dalam,Dion selalu bisa membuatnya gugup. Alenka membasuh tangannya berharap air dingin dapat memberikan rasa sejuk padanya sehingga dia dapat selalu sadar jika berhadapan dengan dion.

“Ck...ck...ck, ada jalang di hadapan kita”.
Alenka menoleh dan melihat tiga orang temannya masuk sambil menatapnya sinis. Mereka adalah teman Alenka di sekolah.

“Aku tidak menyangka di sekolah kita ada jalang,ini berbahaya karena bisa membuat nama sekolah kita buruk”.

“Apa maksudmu?” tanya Alenka.

“Kau jangan pura-pura,kau pikir kami tidak tahu bahwa kau itu simpanan om-om. Gayamu sok suci tapi ternyata jalang. Menjual tubuhmu demi uang,kami tidak menyangka”.

“Itu tidak benar” Alenka tidak terima di bilang jalang.

“Apanya yang tidak benar,beri kami penjelasan. Kau pikir kami tidak melihat kemesraanmu dengan om-om itu”.

Alenka terdiam,dia memang mesra dan dekat dengan Dion. Apa yang di katakan teman-temannya tidak salah mengenai hubungannya dengan Dion. Dia dan Dion sudah seperti suami istri alias berbagi ranjang tapi dia tidak terima dibilang jalang. Alenka tidak ingin seperti ini tapi Dionlah yang menginginkan hubungan mereka seperti sepasang kekasih.

“Kenapa diam Alenka,kami benarkan bahwa kau itu seorang jalang”.

Alenka berlari meninggalkan ketiga temannya,dia bahkan tidak kembali ke ruangan di mana Dion sedang menunggunya tapi dia berlari keluar gedung. Dion yang memang mengawasi Alenka dari kejauhan melihat itu semua. Dia segera mengejar Alenka diikuti para pengawalnya.

Alenka menangis sepanjang berlari sampai matanya mengabur karena air matanya. Berlari dengan membabi buta membuat Alenka tidak menyadari sebuah motor melaju kencang ke arahnya. Tanpa bisa dihindari,Alenka tertabarak motor membuatnya jatuh tersungkur menghantam aspal.

Dion yang melihat itu semua menjadi panik dan khawatir, dia segera menghampiri Alenka dan membawa Alenka ke rumah sakit. Wajah Alenka dipenuhi luka lecet dan lebam serta kaki dan tangannya. Alenka menangis dan saat Dion menggendongnya dia hanya membenamkan wajahnya pada dada Dion.
#
#
#
#
#
Maaf ya readers lama update. Terima kasih bagi yang setia menunggu.

HOT UNCLE (Sudah Naik Cetak/part Tidak Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang