Unexpected Road

714 146 12
                                    




No matter how much I want you
You are now just a movie of the past
That has already ended
I know

For the last time
Your eyes that looked at me
Your voice that said, take care
Everything, everything
Even that, to me


For the last time Your eyes that looked at me Your voice that said, take care Everything, everything Even that, to me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Terkadang aku tidak mengerti jalan pikiran orang yang memiliki pendidikan dan kecerdasan tinggi. Salah satunya Lee sajangnim ini. Jujur, hatiku sakit saat ia menyentakku dengan suara tegasnya itu.

Lee sajangnim terdiam melihat pekerjaan yang aku buat. Ada seulas senyum yang ku tangkap. Entah perasaanku saja atau memang begitu. Para investor dan vendor terlihat mengerti dan menikmati setiap graphic yang aku buat semalam. Mereka seperti memberikan respon positive terhadap apa yang aku kerjakan.

Setidaknya tidurku yang ternyata hanya satu setengah jam pun berbuah sangat manis.

Good job, Yewon.

Memuji diri sendiri saat kau sudah  melakukan yang terbaik itu perlu. Entah hasilnya bagus atau tidak,  setidaknya kau sudah melakukan semua yang kau bisa.


Pertemuan selesai dan perusahaan Lee sajangnim memenangkan hak atas tender yang sedang diperebutkan. Aku mengakui kemampuannya.

"Kau hebat, terima kasih banyak atas bantuannya." Katanya.

Ku hentikan kegiatanku mengusap rambut dan segera berpaling pada Lee  sajangnim. Ia melepas jasnya, melonggarkan dasinya dan melipat lengan  kemeja putihnya.

"...Terus asah kemampuanmu, maka ketika kau lulus, pekerjaan impianmu pun bisa kau raih, Yewon."

"Impian ya..." Kataku menggantung ucapanku.

Aku tersenyum sendiri sembari merapikan segala berkas milik  perusahaan kami. Tidak berniat melanjutkan lagi saat membicarakan hal  yang sesungguhnya belum aku temukan.

Tidak semua mahasiswa memahami apa  yang ia mau ataupun pekerjaan impian mereka. Bagi beberapa mahasiswa,  lulus dan bekerja, lalu gaji yang baik saja cukup. Ya, sebagian memang  masih dalam pencarian jati diri.

Seperti aku...



Disepanjang lorong saat kembali ke kamar pun aku berjalan lebih dulu  dari Lee sajangnim. Rasanya aku sedang malas melihat wajahnya. Rasa kesalku masih melekat. Tentu saja!

Tiba-tiba ponselku berbunyi.

Video Call

"UMJI-YA!!!"

Aku hampir melepar ponselku jika aku tidak bisa menjaga keseimbanganku.

"BOGOSHIPEOYO!!!"

Aku melambaikan tanganku saat Jeno dan Jaemin tertawa di sebrang  sana. AH aku rindu sekali pada mereka. "Kapan kau pulang, Ji?" Tanya  Jaemin sembari tertawa.

[COMPLETED] JUST, LOVE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang