Part Three

1.8K 76 3
                                    

Mobil yang di naiki levant pun perlahan berhenti levant masih terus saja berteriak. Pria berjas hitam hanya memberikan levant penutup kuping dan mengelus kepala levant pelan sambil berkata.

"Tenang nak levant , tenang .. coba fokus kembali dengar yang kamu sanggup dengar "

" Aaaargggggghhhh " suara didalam kepala Levant masih terus menyerangnya

"Tenang nak Levant " dalam hati pria berjas ( cuma ini yang bisa bapak bantu sisanya harus kamu sendiri yang mengatasinya )

Levant mencoba menutup matanya kedua tangannya masih memegang erat kepalanya ia menatap ke langit langit mobil menahan rasa sakit yang ia masih mencoba berpikir penyebabnya.

Air mata tiba tiba menetes dari salah satu matanya ia masih menutup matanya , menghela napas secara teratur , perlahan lahan ia mulai merasa tenang sakit yang ia rasakan mulai sedikit mereda.

Bibirnya mulai mencoba mengucapkan sesuatu walaupun masih bergetar

"Ayo jalan pak , saya sudah agak enakkan "

" Baik tuan muda "

Pria berjas hitam kembali kedepan , ia mulai menyalakan mobil dan kembali ke jalan menuju rumah sang tuan muda.

Dalam perjalanan Levant masih merasakan agak sakit sesekali ia mengeluh , ia hanya menatap kosong ke jalan.

.
.
.
.
.

Dalam perjalan pulang Arana masih merasa bersalah karena Levant ia masih merasa tidak enak menganggu orang yang berkekurangan.

Namun Arana hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menepuk nepuk kepalanya.

"Ish stop udah , besok gw bakal coba minta maaf udah ga sengaja ganggu dia oke sip " Arana berbicara sendiri

Arana pun mengeluarkan handphonenya dan memasang earphonenya dan mendengarkan lagu sembari menuju jalan pulang.
.
.
.

Keesokan harinya.

Arana dengan riang memasuki kelas namun saat memasuki kelas ia merasakan ada tatapan mata dingin yang mengarah kepadanya

Entah mengapa beberapa wanita dikelasnya menatap dingin kepadanya. Namun ia merasa cuek terhadap itu karena sudah terbiasa , ia mulai mencari sosok Levant. Namun sejauh mata memandang ia tidak dapat menemukan Levant.

#tring tring tring

Bel masuk sudah mulai berbunyi para siswa dan siswi mulai masuk . Arana yang duduk dibelakang masih tidak dapat menemukan sosok Levant

"Kemana ya , Sakit kah ? "

Duk duk. Suara buku dipukul ke meja , " ayo tenang semua sudah bel masuk kan , ayo kita mulai pelajaran hari ini . Sebelum itu ibu absen kalian dulu "

Absen pun dimulai Arana dipanggil terakhir karena di anak baru namun sejak tadi nama Levant tidak dipanggil Arana pun merasa penasaran dan mencoba bertanya.

" Bu maaf temen samping saya belum datang kemana ya "

" Kamu anak baru ya ? "

" Ah iya bu "

" Yasudah jangan berisik ayo buka bukunya semua "

" (What ) gw barusan dikacangin " dalam hati Arana

Mata anak perempuan dikelas mulai melirik Arana saat tadi Arana bertanya namun mulai kembali melihat kedepan saat guru mulai membahas pelajaran.

"Duh gaada yang bener dah disini huft " Arana hanya bisa mengeluh.

Arana melihat kesamping sebelahnya lagi dimana tempat Levant duduk. Namun hanya sesaat dan kembali menatap ke depan.

Pelajaran pun berlangsung kurang lebih dua jam bel bunyi istirahat pun terdengar guru pun memberi tugas dan langsung bergegas keluar. Kelas pun kembali rusuh semua yang berada di kelas pun langsung bergegas keluar untuk ke kantin dan makan.

Arana tidak keluar dan hanya duduk ditempatnya memandang pemandangan di luar , sesosok pria yang duduk disampingnya satu lagi melihatnya dan melontarkan sebuah pertanyaan.

" Heh ga keluar makan lu ? "

" Ah hai , gw kira ga bisa ngomong lu "

" Budeg ya ? Kata siapa gw gabisa ngomong "

" Denger ko, lagi gapengeng makan aja , lagian waktu itu gw sapa ga jawab . " Ledek Arana

Pria tersebut hanya diam dan langsung berdiri hendak keluar namun ditahan Arana.

" Eh diajak ngomong juga , oh iya kira kira lu tau ga orang disamping gw kemana , tadi nanya guru juga dicuekkin ".

".." Pria tersebut hanya diam.

"Hoooi " namun Arana tidak menyerah.

" Ada hal hal yang harus lu tahu dan ga harus lu tahu di dunia ini ga semua yang yang terlihat indah semuanya indah , yang terlihat berkilau belum tentu ga kotor " pria itu langsung pergi begitu saja setelah memberi jawaban tadi.

Dalam pikiran Arana hanya dapat berpikir

" Iya gw tau tapi ngapain juga dia ngasih tau itu orang gw nanya apa jawab apa huft kalo gamau kasih tau juga gapapa kali "

"AAAAaaaaaahhh " Arana pun teriak gajelas

" Gaada yang bener disini huft "

Arana pun melipat tangannya ke meja dan menidurkan kepalanya.
.
.
.
.
Hari demi hari Arana lewati disekolah barunya ia mulai mengenal banyak tempat , mengenal banyak orang , mengenal banyak guru namun satu yang masih mengganjal di hatinya yaitu cowo yang duduk disampingnya masih belum hadir sama satu hal lagi sih dia belum dapat teman juga disini.

Namun Arana tidak ambil pusing teman dapat hadir kapan pun .

Hari ini Arana baru saja keluar dari perpustakaan sekolahnya yang luar biasa besar.

"Haah " Arana pun mengeluh

" Ga cuma jelek , ternyata nafas lu juga bau ya "

"Hah" Arana mencari suara itu berasal

Tuk tuk tuk. Suara tongkat seseorang yang menaiki tangga.

" Hai Gelap , Jelek , Bau " Ledek seorang pria dengan wajah tampan mata bulat berwarna hitam dan rambut yang agak berantakan terkena hembusan pelang Angin.

Arana hanya dapat menutup rapat rapat mulutnya.🙊

To Be Continued

He's BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang