Part Four

1.7K 65 0
                                    

"aku tak pernah mengira bahwa suatu kejadian ini akan terjadi di hidupku , merasakan jantungku yang berdebar , karena kehadiran seseorang  "

.
.
.
.
.

"Hooooooooi " suara Levant yang terdengar seperti kereta yang memasuki terowongan.

" Ehm .. em ya ? "

" Yang tadi udah gw sebutin , nambah jadi budeg "
"Hah , engga enak aja "

Arana kelihatan bingung karena perubahan sikap Levant yang dianggapnya aneh.

" Ehm maaf tapi gw kan belom begitu kenal sama lu , kenapa lu tiba tiba nyapa gw gitu ? "

" Nyapa aja emg salah , lagian gw ngeliat lu kayak gitu dan gw gatau nama lu jadi gw panggil gitu aja " muka ga bersalah Levant tunjukkan dengan mengangkat kedua bahunya secara bersamaan.

"Oh gitu , yaudah gw permisi ya " Arana pun langsung bergegas pergi meninggalkan Levant sendirian karena bingung dengan kejadian yang terjadi padanya secara tiba tiba itu.

" Hmph " dengus tawa keluar dari mulut Levant.

Levant pun kembali melanjutkan tujuannya yaitu menuju ke perpustakaan. Sedangkan Arana bergegas kembali ke kelas dengan terburu buru.

.
.
.
.
Dalam ruang kelas.

"Aaaaaahhh" teriak Arana

Anak anak yang berada di sekitar kelaspun melihatnya dengan tatapan aneh , Namun Arana hanya mengacuhkannya begitu saja.

Plak plak suara Arana menampar pipinya, melihat Arana kembali bertingkah aneh teman sekelasnya pun kembali menatapnya kembali namun bukan dengan tatapan aneh melainkan sudah menunjukkan ekspersi "nih cewek gila" begitulah menurut pandangan Arana , namun kembali ia mengacuhkannya.

( Dalam pikiran Arana)
# ck ko gw bloon sih tadikan orang yang gw cari cari buat minta maaf ko tingkah gw malah kek begitu.
#engga engga gw gasalah dong kalo bertingkah kek tadi di kejadian tadi
# ah tetep aja ngapain si gw pake nguap tadi ancur deh image gw sebagai cewe polos
( Keluar dari pikiran Arana)

Merasa otaknya sudah ga mampu buat mikir ia kembali berteriak "aaaaaahhhhhh" , Arana tidak menyadari kalau sedari tadi sudah dipelototi oleh teman sekelasnya merasa terganggu Arana berusaha menundukan kepala namun tidak berhasil.

Drrrk ( suara bangku ditarik )

Seorang pria dengan muka garang duduk dengan tenang sambil melipat kedua tangannya ia melihat ke arah Arana yang tampak sedang menggila sendiri.

" Gimana " tanyanya

" Gimana apanya ? " Jawab ketus Arana

" Udah ketemu kan sama orang yang lu cari cari dari kapan tau "

Arana langsung mendongakkan kepalanya dan memasang wajah yang berkata "gimana ini orang bisa tau "

" Kok lu tau "

" Muka lu udah bilang semuanya "

" Haah " mengambil handphone dan mengecek wajahnya

"Pfft , lu bodoh ya "

" Engga , kan lu bilang barusan muka gw bilang semuanya makanya gw ngecek muka bagian mana yang berani bilang tanpa seperintah gw tuan rumah "

" Pffttt ha .. haaa.. hhaaaa " seketika tawa si pria muka garang ini pun pecah.

Arana pun terlihat bingung dan kembali mengecek wajahnya sambil memaki sebagian mukannya ..

Teng Teng

Bel masuk pun berbunyi , para siswa yang berada diluar dan duduk tidak teratur kembali ke meja mereka masing masing.

Mata Arana tidak bisa fokus karena melihat Levant yang datang dengan senyum merekah di bibirnya , Arana sangat penasaran siapa yang berhasil membuat Levant tersenyum seperti itu.

Namun tidak perlu pikir panjang tiba tiba Levant menyapanya dengan senyum paling manisnya dan agak sedikit memiringkan kepalanya.

" Oh my god " jantung Arana kembali berdegup kencang

Arana mulai merasakan kegelisahan yang mendalam , namun kedatangan guru merupakan sebuah penyelamatan baginya.

" Fuah , Hampir aja ni jantung usang copot "

Levant segera mengalihkan pandangannya ke jendela namun senyumnya tidak bisa lepas melihat tingkah laku Arana.

" Duh tuhan itu anak dikasih makan apa si selama ga masuk , gimana bisa satu tingkah yang dia buat bisa bikin orang jadi mengahadapi maut sesaat " ( keluh kesah hati Arana )

Arana pun mulai fokus kembali ke pelajaran , namun sebelum itu ia melihat ke teman disampingnya yang sempat ia ajak bicara.

Entah mengapa pria garang disampingnya tiba tiba menunjukan tatapan tajam yang lebih dingin daripada es dan lebih menusuk dibanding pisau.

" Demi tuhan , kenapa lagi ni cowok perasaan tadi baik baik aja " ketus Arana

Setelah melihat Arana dengan tatapan tajamnya pria itupun akhirnya membuang wajahnya .

" Auah " tanpa sengaja Arana mengeluarkan suara saking kesalnya

" Ehem , yang dibelakang coba jangan berisik "

" Ah iya bu maaf "

"Pfft" suara pria disebelah Arana yang berusaha menahan tawanya

( Wth , gw kena marah gara gara lo , seenaknya lu ngetawain gw ) dalam benak Arana sambil memelototi pria disampingnya itu. Namun ia tidak merasa bersalah dan tetap bersikap cuek , Arana pun lelah diomeli dan berusaha diam dengan perbuatannya tersebut.

.
.
.

Teng teng teng

Bel pulang sekolah pun telah berbunyi , para siswa pun berlarian membereskan tas dan langsug bergegas keluar , begitu juga dengan pria disamping Arana ia dengan santainya langsung mengangkat tas yang kelihatan enteng itu dan bergegasa pergi.

Arana pun juga bergegas pergi namun pandangannya lagi lagi teralihkan , ia melihat Levant tidak bergerak dari tempat duduknya sejak tadi.

Suasana kelas sudah sepi , Arana memberanikan diri mengajak bicara Levant.

" Em , ha .. hai *

" Ah .. hai gelap " Levant kembali tersenyum.

Memegang jantungnya Arana pun melanjutkan pembicaraan.

" Gw Arana salam kenal , kayaknya kita belum kenalan dengan bener deh " Arana mengajukan tangannya untuk bersalaman

Menyambut tangan Arana dengan baik

" Hm Gw Levant " jawab singkat Levant

" Em daritadi gw denger lu panggil gw gelap , kalo boleh tau kenapa ? "

" Loh bukannya di awal perkenalan  lu bilang arti nama lu bulan bukan dan bulan adanya pas malam jadi gw panggil lu gelap aja "

Dalam pikiran Arana ini orang seenaknya aja ya

" Ah ha ha begitu toh, yah pokoknya kita udah saling kenal semoga kedepannya kita bisa akrab ya " tutur ramah Arana

" Em kayaknya gabisa deh ".

" Loh kenapa ? "

" Arti nama gw matahari yang artinya gw ini bercahaya sedangkan lu gelap jadi kayaknya kita gabisa begitu deket "

" Salah " ungkap Arana.

.
.
.

" Kamu tau kan fenomena gerhana , itu terjadi karena salah satu dari matahari dan bulan saling bertemu namun saling menutupi sama lain , tapi dalam hal lain yang kita lihat dari bumi ialah mereka bersatu. "


To Be Continued

He's BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang