Part two

2.2K 96 3
                                    

" Kenapa , baru pertama kali liat orang buta ? ".

Arana terdiam sejenak mulutnya masih ternganga akibat kejadian ini . Otaknya mulai berhenti berpikir.

" Woy lu denger ga ? "

" Ah maaf engga ko engga jadi maaf ya sekali lagi "

Ditengah pembicaraan mereka berdua datang seorang pria dengan postur tubuh tegap memakai jas menghampiri Levant.

" Ada apa tuan muda ? Apakah ada yang mengganggu ? ".

" Engga ada apa apa ko pa "

Setelah memastikan tuan nya tidak apa apa pria itu melihat Arana dengan muka garang dan mata melotot.

" Ada apa mba ? Ada yang bisa saya bantu ? "

" Ah engga ko pa "

" Kalau begitu boleh kami permisi "

" Ah iya "

Pria itu membuka sebuah mobil berwarna hitam dengan simbol lingkaran bintang tiga.

" Silahkan masuk tuan muda "

Levant sempat memerhatikan wanita yang sempat menarik bajunya tadi dan langsung masuk dengan dingin ke dalam mobil mewahnya itu. Setelah Levant masuk sang pria tadi pun masuk dan mereka pun langsung menancapkan gas dan pergi lalu saja.

Arana masih belum dapat berpikir jernih akibat tadi ia masih terdiam di posisinya. Segorombolan wanita yang berada di seberang melihat apa yang baru saja terjadi dan langsung menghampiri Arana.

" Heh " salah satu wanita dari gerombolan tadi mendorong sebelah bahu Arana.

Arana pun langsung tersadar dari lamunannya.

" Ada apa ya ? "

" Nanya lagi lo , lo baru ya disini ? "

" Ya saya kan cuma nanya soalnya kalian main dorong dorong saya aja kan saya gatau maksud kalian apa " jawab polos Arana

" Wah berani banget lu diliat dari penampilan lo kayaknya lu emang orang baru , gw kasih tau sama lo ya disini ada peraturan ga tertulis yaitu jangan berani sentuh Levant sembarangan. Ngerti lo "

" Levant siapa ya ? "

" Wah ni anak gabisa dikasih tau pake cara halus ni anak , pegangin tas gw guys gw mau kasih pelajaran dulu ni anak "

Sebuah tangan bergerak cepat untuk mencoba menampar muka Arana namun Arana berhasil menghindar si wanita pun murka karena Arana berhasil menghindari tamparannya ia pun menggerakan kakinya kearah kaki bagian bawah Arana namun sekali lagi Arana berhasil menghindarinya.

Karena tak mau diserang lagi Arana pun mengambil langkah dengan cepat langsung mendekati sang wanita itu menahan tangannya dan kaki Arana menuju kebelakang si wanita untuk menjegal dan langsung menjatuhkannya.

Brukk wanita itu pun terjatuh kebelakang. Wanita itu pun mencoba menahan malunya Arana pun dengan muka bangga langsung berkata.

" Ayo siapa lagi ? "

Segerombolah teman wanita pun langsung membantun temannya yanh jatuh dan langsung berlari pergi. Namun namanya gerombolan mereka pun berlari sambil mengancam Arana.

" Heh liat aja lo dasar , liat aja nanti gw bakal bales, awas aja lo liat aja nanti lo ! "

Arana pun cuma bisa mengeluh melihat mereka pergi.

" Hah dasar "
.
.
.
.
.
.

Didalam mobil Levant menyandarkan kepalanya ia mengeluarkan nafas panjang.

" Haaaah "

" Kenapa tuan muda " tanya pria didepannya.

" Engga , "

Suasana didalam mobil pun kembali diam.

" Pak . "

" Iya kenapa ? tuan muda "

" Tetes mata mana ? "

" Disamping kiri tuan muda sudah disiapkan "

Levant pun meraba ke sebelah kiri dan ia menemukan tetes matanya.

" Pak . "

" Iya kenapa ?  tuan muda "

" Kita mau kemana ? "

" Kerumah, tuan muda "

Levant pun kembali diam. Namun ia kembali bertanya lagi.

" Pak . "

" Iya kenapa lagi !? tuan muda "

" Loh kok bapak nambahin kata lagi , bapak udah bosen sama saya "

" Engga tuan muda "

" Udah berhentiin ini mobil saya mau turun"

" Eh jangan Levant mau bapak di pecat "

" Nah gitu dong panggil nama saya aja ngapain daritadi pake tuan muda segala. "

" Haduh kamu ini ada ada aja kan kamu anaknya bos bapak gimana sih "

" Yaudah panggil gitunya ke papa aja aku gamau…. " Belum sempat menyelesaikan kata katanya kepala Levant mulai berdenyut kesakitan.

"Argh pa.. pak " Levant mencoba untuk memanggil pria yang ada didepannya namun kepalanya makin berdenyut suara suara mulai masuk ke kedua telinga seakan mau pecah Levant mencoba menutup telinganya, namun tetap tidak berhasil suara suara itu berhasil menyeruak masuk.

Merasa aneh karena tuan mudanya tiba tiba tak bersuara pria yang bersama Levant melihat kekaca belakang ia melihat levant sedang meringkuk kesakitan dengan menutup kedua telinganya.

"Terjadi lagi" Gumam sang pria dan langsung membanting stirnya untuk berhenti.

Levant menggertakan giginya menahan agar tidak berteriak namun apa daya ia tak mampu menahannya dan mulai berteriak keras.

" Aaaaarghhhh , aaaaarrgggghhh " teriakan itu mulai terdengar putus asa ia menarik rambutnya keras , memukul kepalanya . segala hal ia coba untuk menghentikan kesakitannya itu.
.
.
.
.

Continued

He's BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang