" Gerhana ya .. "
" Iya bener Gerhana "
Senyum hilang dari wajah Levant,
" Sama orang buta kayak gw ".
" Iyalah , temen kan ga kenal fisik ".
" Yakin , ? ".
" Iyalah yakin banget " jawab Arana dengan begitu semangat.
" Yakin lu gabakal ragu ? ".
" Kenapa harus ragu ? " Tanya Arana dengan bingung akan pertanyaan Levant .
" Yang bakal lu hadapin kedepannya dengan temenan sama gw itu bakalan bikin jawaban yang lu kasih sekarang kasih lu keraguan ".
" Sekali lagi gw tanya ke lu , kenapa harus ragu ? , Apa yang gw pilih sekarang bakalan gw pertahanin terus ". Tegas Arana
" Itu kalo lu temenan sama orang biasa , disini kenyataannya lu temenan sama gw yang orang CACAT fisiknya dibagian MATA , coba lu bayangin kedepannya lu hidup lu yang tadinya tenang harus ngebantuin gw buat jalan , ngejelasin apa yang terjadi , bahkan gw bakal nanya ke lu tanpa rasa bosan setiap harinya apa ini pagi atau malam , Lu siap ? "
Arana terdiam.
Mendengar perkataan Levant tadi mungkin ada benarnya kenyataan bahwa hidup yang dijalani sehari harinya bakal berubah drastis membuat perasaan Arana sempat merasa " ragu " seperti perkataan Levant di awal percakapan mereka.
Merasakan Arana terdiam Levant segera mengangkat tasnya dan berusaha bangun dari kursinya.
Levant mendekatkan bibirnya ke telinga Arana dan berbicara pelan.
"Gimana RAGU kan "
Tubuh Arana bergidik merinding mendengar perkataan Levant walaupun hanya sesaat.
Levant beranjak pergi meninggalkan Arana sendirian berdiri mematung di kelas. Arana merasa apa yang di ucapkannya terasa salah dan mengusik apa yang harusnya tidak dia sentuh.
Arana hanya bisa mematung setelah mendengar jawaban Levant , karena merasa tidak mampu menjawab perkataan Levant.
Arana pun bergerak menuju pintu keluar dan langsung bergegas menuju rumah.
.
.
.
.Pikiran Arana benar benar kacau iya tidak dapat berpikir dengan baik karena beberapa perkataan yang diberikan Levant.
Arana hanya memberikan tatapan kosong, namun tiba tiba seorang pria mengusiknya.
" Hayoo , lagi mikirin apa nih anakku ? "
" Ah engga yah bukan apa apa "
" Serius ?" Tanya sang ayah yang khawatir terhadap keadaan putrinya.
" Iya yah tadi cuma sempet belum beradaptasi aja di sekolah baru " ujar Arana.
Tiba tiba Arana berwajah muram.
Memeluk bahu Arana sang ayah hanya bisa memelas.
" Maafin ayah ya Arana karena kerjaan Ayah kamu jadi harus pindah pindah sekolah terus. "
" Ah engga apa apa ko yah, Arana mungkin vuma capek aja ko hari ini , udah ya yah Arana ke kamar ". Arana bergegas menuju kamarnya yang berada di lantai 2 rumahnya tersebut.
Sang Ayah hanya bisa memandang sedih kepada anaknya tersebut. Sang Ayah tau bahwa anaknya sedang tidak baik baik saja namun keadaan berkata sebaliknya.
.
.
.
Didalam kamar AranaArana menjatuhkan dirinya ke kasurnya, menutup kepalanya dengan bantal.
" Gapapa kali ini juga gabakal bertahan lama, galama juga aku bakal pindah lagi jadi tahan Arana kamu pasti bisa".
Hati Arana tidak bisa berbohong bila ia masih mengingat perkataan Levant, perkataan yang diberikannya seakan dunia runtuh dihadapa mereka berdua dan tidak ada jembatan satu pun yang dapat menghubungkannya.
.
.
.
Rumah Levant.Seorang perempuan dengan penampilan lusuh namun berpakaian rapih berjalan menuju kamar Levant.
Tok tok.
" Tuan muda makan malam sudah siap ".
"...."
Tidak ada jawaban, namun sang pelayan tau bila tidak ada jawaban berarti sang tuannya tidak akan makan malam ini.
Levant hanya terus memandangi keluar jendelanya.
" Huft , terlalu berlebihan " dengus Levant kesal
Setelah berbicara seperti itu Levant langsung berjalan dan merebahkan badannya kekasurnya yang nyaman.
.
.
.
Keesokan hari.Arana berjalan dengan wajah muram ke kelasnya ia masih merasa malu sekaligus kesal akan dirinya, namun tidak ada yang peduli terhadap perubahan sikapnya tersebut.
Arana berjalan menuju kursinya , bel pun berbunyi semua murid kembali kekelas dan duduk pada tempatnya masing masing, pelajaran pun dimulai.
"Hmm , kenapa muram hari ini "
Arana kaget pria disampingnya tiba tiba mengajaknya bicara , Akash nama pria itu Arana sempat mencari dalam daftar absen tempat duduk.
" Aneh , biasanya lu cuek "
" Terserah gw lah , kenapa lu dibully lagi makanya murung ".
"What, enggalah enak aja gini gini gw ahli beladiri".
" Trus kenapa ?"
"Terserah gw lah " jawabannya dibalikkan oleh Arana , namun sepertinya Arana bermain dengan orang yang salah.
" BUU " teriak Akash
Perhatian kelas pun menuju ke arah suara.
" Kenapa nak Akash "
" Ini bu Anak baru katanya pelajaran ibu bosenin "
" Hah , engga bu engga"
" Heh apaan sih lu becanda lu ga lucu" Arana mendorong bahu Akash
"Sudah sudah jangan ribut! Kamu juga Arana jangan mengobrol !!"
" Tapi buu--
" Sudah kembali fokus ke papan tulis "
Perhatian kelaspun kembali
"Weekk" :p ledek Akash
" Ish "
Arana kesal dan terdiam , lain hal dengan Akash yang menahan tawa dalam diam.
.
.
.
Waktu istirahat pun tibaKekesalan yang Arana tahan sedari tadi ingin langsung dilampiaskan namun setelah menengok ia menyadari bahwa tidak ada akash disana.
"Haah , kemana lagi tuh cowok awas aja kena sama gw".
Tiba tiba Levant mendatangi Arana" Jangan usil sama tuh cowok dia anak kepala sekolah disini jadi kadang suka berbuat seenaknya " jelas Levant
Pikiran Arana kosong, Arana tidak menyangka bahwa Levant akan tiba tiba mengajaknya bicara.
" Ahh ii.. iyaa "
" Kenapa gagap gitu" tanya Levant.
" Ah bukannya kemarin--
Belum sempat Arana melanjutkan perkataanya Levant langsung memegang bahunya."Gimana si kan kemarin lu yang ajak temenan"
" Whatt"
.
.
.To be continued
I'm really sorry for you guyss being late Maaf banget karena terlambat banget banget banyak banget kejadian yang gabisa gw tinggalin dan malah berujung ninggalin ini tapi tenang kali ini gw bakal update serius dan ga lama dm gw kalo gw terlalu lama Ig: Anonimofficiall
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Blind
Romance#1 Blind (26/04/2019) Levant seorang pemuda yang kaya raya harus memiliki takdir yang tragis ia divonis kebutaan Arana seorang gadis biasa yang ditakdirkan hadir dalam hidup Levant Sebuah kisah cinta yang tragis si buta dan si biasa bisakah mereka m...