1×1

85 16 2
                                    

    Aku lihat dia, dia sedang duduk di perpus dengan tumpukan buku tebal. Matanya yang tertutupi kacamata itu membaca dengan cepat dan teliti. Aku tahu itu, karena sekarang aku sedang berdiri di samping rak buku untuk melihatnya.

     Aku suka semua hal yang dia lakukan. Itu semua sangat mengesankan, dia pintar, misterius,irit bicara,tampan,dan tentu saja matanya itu. Manik mata dengan warna Coklat hazel itu sungguh memukau. Mungkin orang lain tidak sadar karena kacamata yang dia pakai. Tapi aku? Yah aku adalah maniak warna mata, hazel adalah termasuk warna mata yang indah di dunia dan aku suka warna itu.

Sebut aja aku stalker, mungkin bisa begitu?

"Hilwa" panggil seorang perempuan yang sangat aku kenal, dia Via.

"Hm?" Sahutku masih focus untuk menatap pria itu.

"Balik kelas yuk hil, gue bosen lama-lama di perpus. Lagi pula Lo kan nggak suka kalau ke perpus" Via memegang pundakku tapi aku tidak bergeming sedikit pun.

"Iss! Hilwa! Lo kacang banget sih, liatin siapa sih?" Ucapnya yang aku yakin pasti dia sedang kesal sekarang.

"Oh.. liatin si Arslan sampe segitunya, gue panggil ah" via berada tepat di sampingku sekarang, dia mulai berjalan mendekati pria yang aku suka itu.

     Aku menarik via lalu membekapnya ke rak paling ujung di perpustakaan.

"Lo ngapain sih? Gangguin kerja orang aja" kesal ku yang tidak bisa lagi melihat pria itu dari jauh, yah namanya Arslan. Seperti singa ya ahahaha..

"Kerja? Lo kerja yang gak guna tau gak!" Bentaknya

Ini aku yang marah kenapa si via ikutan marah?

"Ini di perpustakaan loh Vi.. Lo mau ceramahin gue disini? Gak cocok tahu" ketusku, kenapa dia selalu saja mengganggu moment-moment indah.

"Dia gak pantes buat Lo Hilwa, Lo itu cantik. Banyak yang mau sama Lo, kenapa Lo malah milih si cengunguk itu. Kak Ezra kemarin nembak Lo secara langsung Lo malah nolak dia. Lo maunya apa sih? "

     Sudahlah keluar semua unek-uneknya. Aku malas mendengar itu semua, sudah hampir setiap hari aku mendengar ocehan itu.

"Yang di ujung harap diam!" Tegur penjaga perpustakaan yang memergoki kami.

"Maaf Bu" aku menunduk minta maaf lalu menarik tangan via untuk keluar dari perpus.

"Please ya Vi, gue cuma sukanya sama si Arslan. Lain dari itu no!" Ucapku setelah keluar dari perpustakaan.

"Halah, gak tau lagi deh gue Hil. Lo suka sama orang mata empat kayak gitu, lagian juga dia gak tampan. Gue gak dukung Lo sama dia" serunya tidak merestui kalau aku suka dengan Arslan.

     Aku memutar mataku malas, lalu mengajaknya ke kelas karena sebentar lagi bel masuk berbunyi. Tepat saat aku pergi Arslan keluar dari perpus dengan beberapa buku yang dia tenteng.

     Oh iya, hai! Aku Hilwa Permatasari seorang gadis berumur 16 tahun yang bersekolah di SMA Greensa kelas 11 Mia 1. Seperti arti namaku Hilwa dari bahasa Arab yang berarti mata yang indah, tapi mataku tidak seindah itu. Mataku berwarna hitam pekat dan aku tidak suka warna hitam. Entahlah kenapa, aku hanya suka apa yang aku suka bukan yang orang lain suka.

     Dan gadis yang sangat cerewet di sampingku ini namanya Vintya Anjani. Dia adalah sahabat karibku dari SMP dan kami selalu satu kelas sampai sekarang. Aku suka sikapnya yang selalu cerewet jika aku berbuat salah tapi tidak untuk kali ini. Aku tidak suka sikapnya yang terlalu mengatur tentang apa yang aku suka.

"Hilwa, via kenapa? Kok wajahnya di tekuk gitu?" Sahut seorang gadis yang menunggu kami di depan pintu kelas, sebut saja dia Oline.

"Dia ganggu gue lagi kerja Oline, ikut campur banget sama apa yang gue suka" ucapku datar tak peduli dengan perasaannya.

ArslanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang