Aku membuka mataku perlahan, badanku terasa sakit semua.
"Auhk.." rintihku mencoba bangun dan segera duduk.
"Kenapa aku bisa ada di kamar?" Bingungku, mengingat kemarin aku pingsan di hutan.
Aku mengalihkan pandanganku kearah jam Becker yang menunjukkan jam 06.15 am . Mataku nyaris membulat sempurna menyadari bahwa aku sudah telat untuk ke sekolah.
Aku cepat-cepat bersiap untuk pergi ke sekolah. Mandi seadanya, merapikan rambut dan pakaian dengan terburu-buru. Aku berlari-lari kecil ke ruang makan hanya untuk minum setetes susu dan sepotong roti lapis.
"Hilwa, makan itu duduk dan pelan-pelan jangan terburu-buru gitu. " tegur bunda yang sudah duduk rapi di samping papa.
"Gak bisa Bun, Hilwa udah telat nih dan kenapa bunda gak bangunin Hilwa?" Ucapku lalu meminum susu dengan sekali teguk.
"Semalam kamu pingsan di depan pintu rumah jadi ibu kira kamu gak usah masuk sekolah hari ini"
"Di depan pintu? Bukannya di huta---" jeda ku tidak ingin ibu tahu bahwa aku hampir mata semalam.
"Hu apa Hilwa?" Tanya bunda
"Eh tidak Bun, Hilwa pergi dulu ya" aku berpamitan dengan papa dan bunda.
Aku berlari ke garasi yang berada di samping rumah, mengeluarkan Scoopy kesayanganku lalu pergi melesat ke sekolah secepat mungkin.
📝📝📝
06.58 am
"Pak Warjo!! Gerbangnya jangan di tutup dulu" teriakku melihat gerbang sekolah yang ingin di tutup oleh satpam Greensa, pak Warjo.
"Aduh neng... Lain kali jangan telat lagi ya!" Tegur pak Warjo kepadaku saat masuk melewati gerbang.
"Iya pak, makasih ya!"
Aku memarkirkan Scoopy-ku lalu memukul pelan bagian depannya "Wendy jangan sampai lecet ya" ucapku sebelum pergi beranjak ke dalam gedung Greensa.
"Hilwa! Udah telat, jalannya kok santai amat. Lari cepat!" Seru pak Dodi, guru olahraga sekaligus killer.
Aku tertawa kecil lalu berlari melewati koridor kelas 12 Mia 1 yang tentu saja ada Arslan di dalamnya. Aku kembali tersenyum lalu berlari lebih cepat ke kelasku.
"Loh kok Lo sekolah Hil? Kata bunda Lani semalam Lo pingsan, gimana ceritanya tuh?" Ucap Oline yang mencegahku di depan pintu masuk kelas.
"Bunda gue kasih tau kalian?"
"Iya Hil, Lo sih pakai pingsan segala di depan rumah. Kan bunda Lani jadi curiga sama kita berdua" sahut via dari belakang Oline.
"Emm.. gue gak terlalu ingat gimana, tapi semalam itu sebenarnya gue pingsan di hutan dan hampir mati bukannya di depan pintu rumah" jelas ku sambil merapikan rambut yang berantakan.
"Hutan? Kok bisa?!" Pekik Oline dan Via bersamaan.
Sepertinya mereka ini kembar non identik? Selalu sehati kalau soal yang begini.
"Shut.. berisik tahu! Gue mau masuk nih, pegel kaki gue berdiri terus"
Oline dan Via hanya tertawa lalu mempersilahkan aku masuk ke dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arslan
Teen Fiction"Jangan nyesel kalau udah pernah natap gue dan menyukainya. Karena gue adalah jalan terburuk yang akan Lo lalui dengan semua duri yang menusuk" - Arslan Prayoga "Mengerikan sekaligus mengesankan . Gue suka semua hal yang indah dan itu termasuk Lo...