Demi apa aku bisa berpikiran bahwa Arslan akan cemburu? Sadar Hilwa,Sadar!
Aku menceritakan perjalanan singkat yang indah itu kepada Oline dan Via. Bisa di tebak Via langsung heboh, sedangkan Oline lebih mencerna omonganku terlebih dahulu, yah anak pintar selalu begitu.
"Hil, tadi Lo bilang kalau Arslan tau kejadian Lo yang di hutan bukan?" Tanya Oline seperti mendapatkan jawaban dari rumus turunan fisika.
Aku mengangguk, tapi itu tidak penting bagiku. Hanya saja aku merasa yang membawaku pulang semalam adalah Arslan.
"Dia juga bilang kalau Lo hampir mati di serang serigala kan?"
"Iya" jawabku singkat, situasinya mulai menegang sekarang. Aku dan Via seperti menunggu saat yang tepat untuk menyontek.
Via mulai duduk di sampingku dan diam " Lo ingat gak semalam Lo pingsan kenapa?" Tanya Oline lagi sembari menaik-turunkan alisnya.
Aku menggeleng menjawab pertanyaan dari Oline. Aku memang tidak ingat, bagaimana aku bisa pingsan di hutan? Yang aku tahu aku hanya pingsan di hutan lalu seseorang membawaku pulang.
"Sorry gue boleh duduk di tempat gue gak?" Tanya Dimas yang tiba-tiba menghampiri kami dan meminta Via untuk pindah.
"Dimas, Lo bisa duduk di tempat lain dulu gak? Ini lagi girls time " sindir ku halus sambil tersenyum palsu.
Dimas pun akhirnya duduk di pojokan kelas, karena di situ ada bangku kosong yang tidak di tempati orang. Kita balik lagi ke topik awal.
"Nah, itu dia" ucap Oline semangat dengan wajah yang berbinar-binar.
"Apa?" Aku dan Via menatap Oline serius, apa yang dia tahu?
"Gue cuma bingung kenapa kak Arslan bisa tahu kalau Lo hampir di makan serigala? Padahal Lo aja gak ingat, sangat mencurigakan." Analisis Oline
"Oh itu, mungkin karena dia stalker gue kali" ucapku enteng, tidak terlalu memikirkan hal itu karena sudah terlanjur senang.
"Gue tanya, Lo suka kak Arslan sejak kapan? Terus alasan Lo pergi ke hutan buat apa?" Selidik Oline memicingkan matanya.
"Gue suka dia sejak SMP,karena waktu itu dia juga menjabat sebagai wakil ketua OSIS di SMP kita dulu. Gue gak bisa jelasin karena alasan apa gue suka, tapi yang pasti itu gue terpukau dengannya. Dan terus alasan gue ke hutan itu ... gue cuma ingat kalau gue lagi ngikutin seseorang tapi entah kenapa gue bisa masuk hutan" terang ku menjelaskan secara rinci apa yang aku ketahui.
"Gak ada orang selain kak Arslan yang Lo ikutin, Lo kan stalker setia dia" celetuk Oline sambil tersenyum penuh arti.
"Iya sih, tapi udahlah, gue percaya kok sama Arslan. Di gak bakal nyakitin gue" ucapku santai bersiap-siap mengeluarkan buku untuk pelajaran berikutnya. Via kembali ketempat duduknya, tepat di belakang ku.
Dimas pun kembali duduk di sampingku, bel sudah berbunyi tapi guru yang mengajar belum masuk juga.
"Hilwa" panggil Dimas yang terdengar lembut.
Aku menoleh menatap mata birunya itu, sungguh memukau. "Hmm, ya?"
"Sepertinya kalian tadi berbicara sangat seru, apa yang kalian bicarakan?" Tanya Dimas balik menatap mataku.
Aku memalingkan wajah, berusaha menghindari kontak mata yang berlebihan.
"Tidak ada hal yang penting, biasalah urusan perempuan."
"Tapi yang gue tahu biasanya perempuan itu membicarakan laki-laki bukan? Yah, siapa tahu kalian sedang membicarakan gue" celetuk Dimas kepedean
Aku langsung menoleh lagi menatapnya geli sedangkan dia menaik-turunkan alisnya yang tebal itu meminta jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arslan
Teen Fiction"Jangan nyesel kalau udah pernah natap gue dan menyukainya. Karena gue adalah jalan terburuk yang akan Lo lalui dengan semua duri yang menusuk" - Arslan Prayoga "Mengerikan sekaligus mengesankan . Gue suka semua hal yang indah dan itu termasuk Lo...