Sandra's Sin

221 57 20
                                    

Tersisa tiga puluh menit sebelum pengerjaan essay selesai, namun lima lainnya kecuali Sandra masih aja kesulitan untuk menulis yang diperintahkan.

Meski nggak pernah direspon lebih oleh Sandra, nggak membuat Saga kapok untuk mengajak bicara gadis itu. Bukan apa apa, ia hanya penasaran, dosa apa yang diperbuat seorang juara umum sekolah?

"Hey, Sandra," Panggilnya bersamaan dengan langkahnya yang semakin dekat dengan gadis itu.

Yang dipanggil tetap bergeming dan Saga nggak heran, berlagak seolah udah biasa dengan respon tersebut.

"Gua minta maaf ya udah kasar sama lu tadi,"

Kalau kalian pikir Saga melakukannya karena ia benar benar merasa bersalah maka kalian salah. Pria itu semata mata melakukannya agar bisa mengambil hati Sandra dan membuat gadis itu membeberkan kesalahannya.

SAGA BENERAN SEPENASARAN ITU

Ditariklah kursi dan diposisikan dirinya di sebelah Sandra, detik setelahnya kedua insan itupun dihujani tatapan oleh empat lainnya.

"Lu kenapa sih diem bae? Cepirit?"

Hanif dan Arka yang mendengar itu seketika menghentikan kegiatan menulisnya, sebisa mungkin menahan tawa.

"Gini ya Sandra, gua tau orang orang di sini selain lu emang goblok semua, tapi bukan berarti lu boleh memandang sebelah mata orang goblok ampe gak mau bicara sama mereka."

Sumpah, empat sisanya yang mendengar pernyataan Saga barusan jadi mendadak emosi lagi.

Sandra tetap nggak merespon, gadis itu justru memilih mengambil pulpennya kembali, padahal nggak ada yang perlu ditulis lagi di kertasnya.

Melihat itu Saga berdecak, diambilah pulpen dari tangan si gadis kemudian disembunyikannya di belakang tubuh.

"Balikin." Pinta Sandra.

Saga menyeringai.

"Kasih tau dulu alasan lu dihukum baru gua balikin,"

Sandra kembali diam dan tentunya hal itu membuat Saga kecewa karena ancamannya barusan nggak berhasil.

Namun Saga nggak menyerah, seolah melakukan screening pada diri Sandra, pria itu pun akhirnya menemukan sebuah ide untuk dilakukan. Dialihkan matanya pada kertas yang kini sengaja gadis Odelia itu halangi dari Saga, dengan tangannya.

Melebihi kecepatan burok, pria itu pun berhasil merampas kertas yang berisikan tulisan Sandra kilat.

Ini gawat.

Karena kelewat panik Sandra pun tanpa sadar berteriak.

"IYA IYA GUE KASIH TAU!"

Lantas hal itu membuat kelima lainnya terbengong bengong. Bahkan mulut Saga terbuka sedikit karena nggak percaya akan apa yang baru aja terjadi.

Sebentar, apa gadis yang sejak tadi bikin pria itu emosi karena ketidakpeduliannya baru aja teriak?

Menemukan Saga yang lengah, Sandra dengan kilat mengambil kembali kertas miliknya.

"Eh curang lu belom ngasih tauu!" Rengek Saga, masih berusaha merampas tapi apalah daya kertas itu kini berada di bawah pantat si pemilik, alias didudukin.

The Breakfast Club - 99 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang