Saturday Detention

717 89 58
                                    

Hanif Sukma Nalendra nggak berniat sedikitpun menambah kecepatan berjalannya meski mendapati lima anak lainnya sudah berjejer di depan ruang detensi. Langkahnya justru semakin diseret mendengar Pak Sugiono yang meneriakkan namanya.

Karena geram, beliau pun menarik paksa hoodie Hanif, agar murid barbarnya satu itu segera berkumpul bersama yang lain.

"Yaelah Pak, jangan ditarik tarik dong, nanti hoodie hypebeast saya membleh!!!" Sungut Hanif kesal.

Beliau nggak peduli. Dengan senyum sumringah, sembari membetulkan simpulan dasi dan kondisi kemejanya, pria berkepala tiga itu pun berdiri tegap di hadapan keenam muridnya.

"Selamat hari Sabtu, murid murid madesu! Hahaha!" Sapanya nggak penting.

Salah satu gadis bernama Sadira Wijayanti pun mengangkat alisnya tinggi tinggi menghakimi kelakuan gurunya.

"Ck, apaan sih?" Monolog gadis itu pelan, masih mempertahankan tatapan sinisnya.

"Udah nggak perlu dijelaskan lagi tentang apa yang akan kalian lakukan, tapi saya minta kalian untuk mematuhi beberapa aturan."

Sembari mengeluarkan selembar kertas, beliau berdehem.

"Nggak boleh keluar ruangan, nggak boleh tidur, nggak boleh makan, nggak boleh bercanda. Jadi diam aja ok? Diam!"

Dibanding memperhatikan Pak Sugiono, Yuriko Mudita, gadis cantik pujaan sekolah terlihat memejamkan matanya, menikmati angin dari micro fan yang tertancap di port charger hp nya.

"Heh Yuki Kato, sini baling helikopternya bapak sita!"

"Ih, nama saya Yuriko Pak!" Sungut gadis itu kesal, "kok baling helikopter sih." Lanjutnya masih ngedumel.

Saga Adji Sadewa yang sejak tadi berdiri loyo, kilatnya berubah tegak begitu seruan Pak Sugiono ditujukan padanya.

"Heh kamu, ngakunya atlet jantan tapi pakai gelang, kayak cewek aja. Sini bapak sita!"

"Yah Pak, emang ngapashii?"

Saga cuma bisa mendengus pasrah akan tiga gelang yang melingkari tanganya tadi, udah beralih tangan.

Pak Sugiono kini terlihat memangku dagu, matanya dengan teliti memperhatikan keenam muridnya. Barangkali ada yang terlewat untuk disita.

"Ok, terakhir. Serahkan hp kalian ke saya!"

Lantas, dengan kompak, keenamnya terkejut.

"Yah nggak mau Pak, nanti saya nggak bisa main PUBG!" Arka Daniswara, si tuan populer mendadak memberi protesan.

"Iya Pak, nanti saya mau goyang shopee, hari ini delapan kali sehari Pak, delapan kali!" Tambah Yuriko sambil membentuk gestur delapan dengan jarinya, di depan wajah Sugiono persis.

Sandra Ayu Odelia, kini terlihat berpikir sekiranya alasan apa yang harus ia berikan. Karena biasanya para guru bakal menuruti perkataannya, mengingat dirinya adalah murid teladan.

"Jangan disita Pak, rencananya sembari menjalani detensi saya mau akses zenius. Biar lebih bermanfaat."

Lima lainnya lantas menyunggingkan senyum simpul akan alasan yang gadis Odelia itu berikan.

Pak Sugiono pun berpikir sebentar. Namun nyatanya alasan dari murid teladan tidak juga diterimanya.

"Nggak usah banyak alasan. Kalian pikir saya bisa kalian bodohi? Hahaha jangan harap!"

Keenamnya berdecak melihat guru konseling mereka yang mulai caur lagi.
Dengan berat hati, masing masing hp kini beralih tempat ke kresek Pak Sugiono.

"Udah sekarang masuk!" Titah beliau.

Sebelum memasuki ruang detensi, keenamnya saling lempar pandang. Dan, Hanif Sukma Nalendra lah yang harus menjadi manusia pertama memasuki ruangan itu akibat dorongan paksa dari gadis bernama Sadira Wijayanti.

Oh, dapatkah mereka bertahan satu sama lain selama beberapa jam ke depan, mengingat beragamnya kepribadian serta masalah yang dimiliki masing masing mereka?

📗📗📗📗📗📗

JADI SIAPAKAH SUGIONO?!!!!!

The Breakfast Club - 99 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang