|Prolog|

4.8K 151 1
                                    


Sudah melalui tahap Revisi ke 2

S-I-L-A-N

Datang lagi dengan cerita baru yang gak kalah seru dan bikin penasaran.

Cerita murni imajinasi sendiri
Dilarang keras menjiplak dalam bentuk apapun. Jika ada kesamaan latar tempat dan kejadian di cerita lain itu sama sekali tidak di sengaja.

Ini hanya cerita fiksi dan semua yang ada baik nama tokoh  maupun karakter dibuat dari imajinasi penulis.

Cerita ini memuat adegan dewasa. Harap bijak dalam memilih bacaan.  Ditunggu VOTE dan Komen nya seperti nunggu lamaran ya wkwk.

Wajib follow akun S-I-L-A-N untuk memberikan dukungan lebih untuk penulis.

Happy Reading...

_________

Felisa memejamkan matanya. Rasa sakit menjalar keseluruh badannya, bagaimana bisa imajinasi liar yang ada di pikirannya malah jadi kenyataan?.

Tapi Kenapa harus pria psikopat berdarah dingin yang menjadi pemeran utama bukan pangeran berkuda putih yang baik hati yang menawarkan tangan untuk menariknya ke dalam cahaya terang.

Hari harinya hancur berantakan. felisa di anggap sebagai hewan peliharaan, mainan dan budak oleh Rubin.

Siksaan demi siksaan terus menghampiri seakan tak ada hentinya. Luka di badannya belum sembuh dan lelaki itu kembali menaruh luka yang lebih dalam di hatinya.

Menantikan seseorang yang akan di cintainya untuk menyerahkan kesuciannya namun malah berakhir di perkosa oleh pria psikopat tak berperasaan.

"Siapapun tolong aku" Rasanya ingin berteriak meskipun tak akan ada orang mau membantunya.

Felisa mencengkeram seprei hingga buku buku jarinya memutih. Menerima setiap hantaman kekuatan Rubin di tubuhnya.

Menyakitkan hingga rasa sakitnya tidak mampu di ungkapkan melalui teriakan ataupun tangis.

Hanya sebuah rintihan menahan sakit di setiap goncangan yang di terima Felisa. Menyaksikan sosok tinggi berbadan tegap berwajah tampan bak seorang dewa sedang menyiksanya secara fisik dan batin.

Ini yang pertama dan entah kapan yang terakhir.

Suara ponsel menjadikan kegiatan itu berhenti. Rubin mengumpat kesal, menambah ritmenya sebelum menyudahi siksaannya terhadap Felisa.

Felisa menangis dalam diam. Tak berani berkata lebih jauh. Seluruh badannya seakan tak betulang dan hanya matanya yang mampu bergerak melihat bahu kokoh Rubin yang berjalan menjauhinya hingga hilang di balik pintu.

Saat itu tangisnya pun pecah.

"Siapapun tarik aku dari lubang kegelapan ini"

________

Jangan lupa simpan ke library dan daftar list kalian ya
😊😊

Akan update bentar lagi

------------------------------------
-----------------------
©2020
The Dark Hole
*

*

WRITTEN BY
S I L A N
*
09
*

'All rights reserved'

----------------------
------------------------------------

Contact person
instagram

@Vio.hil

THE DARK HOLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang