1

21 5 4
                                    

Langit sore kali ini begitu gelap, padahal waktu baru menunjukkan pukul tiga sore,  namun langit mulai tidak bersahabat.

"Apalagi ya..., duh sebentar lagi mana mau hujan lagi." guman seorang gadis yang sedang bingung ingin membeli apalagi. Namun, tak jauh dari sana ada seorang pria yang terus memperhatikan gadis tersebut.

"Manis." gumam pria itu sambil terus melihat ke arah si gadis, tapi sayang gadis tersebut tidak melihat pria yang mengatakan dirinya 'manis'.

"Sudahlah, biarin aja deh mamah nanti marah karena titipannya tidak di beli, lagi pula di supermarket ini tidak ada." ujar gadis itu final, mengakhiri belanja-belanja kecilnya. Ya. Mereka kini sedang berada di sebuah Supermaket 24jam dan di sini lah menjadi saksi seorang pemuda yang jatuh pada pandangan pertama untuk kedua kalinya, karena yang pertama sudah di ambil sama orang lain, jadi ini kali kedua semasa hidupnya.

"Harus dapetin nomornya nih, tapi gimana ya...." si pria terus berpikir bagaimana caranya agar dapat berkenalan sekaligus mendapatkan nomor ponselnya, sampai-sampai ia tidak sadar kalau si gadis sudah pergi meninggalkan Supermarket 24jam.

"Loh loh loh, eh kok dia sudah sampai di situ aja." protesnya saat mengetahui kalau gadis yang ingin ia ajak berkenalan sudah jauh dari supermarket dengan payung berwarna peach sebagai pelindung badannya. Hujan rintik kecil rupanya sudah menghiasi langit sore ini.

"Itu dia jalan masuk ke dalam komplekkan? Berarti kita satu komplek dong. Kalau begitu besok ke sini lagi deh,  siapa tahu ketemu. Jodohkan ga akan kemana." monolog si pria saat mengetahui arah jalan si gadis. Pria tersebut terus berharap besok hari beruntung baginya.

.
.
.
.
.

Keesokan harinya, si pria benar-benar kembali ke tempat Supermakret 24Jam tersebut. Namun, ia tidak sendiri, melainkan bersama seorang gadis yang umurnya tidak jauh darinya.

"Kak, kita ngapain ke sini? Itu rumah kakak masih lurus loh." tanya gadis yang berada di samping si pria.

"Iya bentar dulu, kakak lagi nunggu orang nih." ujar si pria yang lebih tua, sambil matanya tetap mengawasi setiap gerak-gerik orang yang ada di supermarket 24Jam. Ya kali aja di antara banyaknya orang, ada sesosok gadis yang ia tunggu. Harapnya sih gitu.

"Siapa sih? Penting ga? Lama ga?" tanya si gadis yang lebih muda dari si pria dengan bertubi-tubi. Ia paling tidak suka kalau menunggu yang tidak jelas seperti ini, 'kan dia sudah lapar ingin memakan makanan yang barusan di beli tadi. Omlet bulgogi, bayangkan betapa enaknya omlet dan daging bulgogi. Makanya gadis itu ingin sekali cepat sampai rumah.

"Bawel deh, udah sana kamu turun. Beli minum. Apaan kek." suruh si pria santai. Gadis disebelahnya sudah menggumam kata-kata tidak baik untuk pria disampingnya. Pasalnya tumbenan orang disampingnya jadi seperti ini. Namun, anehnya gadis itu menurut dengan ucapan pria itu.

"Yaudah, aku beli minum dulu. Jangan ditinggal loh, kak." ujar si gadis dengan nada mengancam.

"Iya bawel, udah sana beli. Ganggu aja sih." protes si pria, merasa dirinya terganggu oleh ocehan gadis itu.

Gadis itu pun turun dengan tatapan kesal, bahkan sampai di dalam Supermarket 24jam itu pun bibirnya terus saja bergumam. Mulai yang mengatai-ngatai pria tersebut sampai menyebut-nyebut nama sahabatnya.

"Angel kenapa juga sih harus tiba-tiba keluar kota hari ini. Kalau ga 'kan dari tadi aku bisa langsung kabur aja ke rumahnya dia." gumam gadis itu yang tiba-tiba kesal sama sahabatnya. Kasian sahabatnya, tiba-tiba di kesalin seperti itu.

Merasa sudah mengambil minuman apa saja yang menurut dia enak, ia pun melangkah ke kasir dan membayar semua yang di ambil olehnya. Rupanya bukan hanya minuman tetapi juga ada coklat Ginder Joy. Sudah besar tapi masih beli Ginder Joy? Biarkan saja, yang penting bahagia dan tidak merugikan orang. Sudah membayar semuanya dengan buru-buru gadis itu kembali ke mobil yang membawanya ke sini, sesampainya di mobil ia tidak menemukan pria yang bersamanya.

"Lah pintu mobil ga di kunci tapi orangnya ga ada! Nyari mati kali ya!" kesal gadis itu sudah. Rasa-rasanya ingin sekali ia mengamuk.

"Nah itu dia orangnya, ngapain coba berdiri di sana? Nyari perhatian banget!" lagi-lagi pria itu mendapat protes, bagaimana tidak di protes. Seandainya ia tidak berdiri di samping tiang papan reklame Supermarket 24jam mungkin tidak akan di protes oleh gadis tersebut.

Gadis itu pun menghampiri pria yang lebih tua darinya itu sambil masih menenteng kantung kresek berisi minuman yang dibelinya. "Kak Taeil!" panggil si gadis dengan menghentakkan nama pria itu, sedangkan yang di panggil hanya melihat gadis itu dengan ekspresi yang biasa saja.

Taeil Moon Bagaskara adalah nama lengkap dari pria yang di panggil barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeil Moon Bagaskara adalah nama lengkap dari pria yang di panggil barusan. Taeil merupakan anak sulung keluarga Bagaskara. Taeil juga merupakan anak terpintar di keluarganya dalam dunia bisnis.

"Kak Taeil ngapain sih berdiri di situ? Mau cari perhatian orang-orang? Mau cari jodoh?" tutur gadis itu lagi.

"Apasih Joy? Bawelnya ga berubah-berubah. Pusing kakak tuh." kali ini Taeil lah yang protes dengan ucapan adeknya itu.

Joy Ratna Bagaskara adalah nama gadis yang di panggil Joy tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joy Ratna Bagaskara adalah nama gadis yang di panggil Joy tadi. Joy merupakan anak kedua keluarga Bagaskara, adik kandung dari Taeil. Joy lagi dalam masa stress menghadapi semester akhirnya, makanya akhir-akhir ini galak banget, walaupun memang galak.

"Kak ngapain sih di situ? Aku udah selesai nih, ayo pulang. Nanti keburu hujan kak." sekarang intonasi suara Joy melembut, biar kakaknya mau di ajak pulang. Dan benar saja, kakaknya langsung mengambil kantung kresek yang di bawa Joy dan jalan ke arah mobil. Joy yang liat sikap kakanya hanya terus berpikir yang aneh-aneh terhadap Taeil.

Sekarang mereka berdua lagi di dalam mobil menuju rumah Taeil yang tidak jauh dari Supermarket 24jam. Selama perjalanan Taeil hanya diam, rupanya ia sedang kecewa dengan harapannya. Mungkin bukan hari ini, pikirnya. Joy yang melihat kakaknya diam saja sudah biasa. Joy justru malah lebih tenang melihat Taeil seperti sekarang, karena memang seperti itu lah sifat kakaknya yang sebenarnya dari pada yang tiba-tiba berdiri di dekat tiang seperti tadi.

Sesampainya di rumah,
"Mau ketemu jodoh aja susah ya dek." gumam Taeil sambil masuk ke dalam rumahnya dengan membawa belanjaan Joy. Gumaman Taeil barusan terdengar begitu pelan tapi masih dapat di dengar adeknya itu walaupun samar-samar. Joy yang dengar hanya diam mencerna ucapan kakaknya.

.
.
.
.
.

TBC

[Ini cerita kedua saya yang saya publish. Semoga pada cerita ini bisa sampai tamat. Saya mohon dukungan dari kalian semua. Terima kasih yang sudah bersedia membaca.]

Moon for Angel (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang