2

12 3 1
                                    



"Kak, bangun kak. Aku mau berangkat nih."

Joy sudah berulang kali membangunkan sang kakak, tapi nihil. Sang kakak bahkan tidak bergerak sedikitpun.

"Kakakkkkkk!" kini Joy berteriak tepat di telinga lelaki yang lebih tua darinya itu. Dan barulah si pemilik telinga tersebut bangun dari bunga tidurnya.

"Apasih dek? Ganggu kakak lagi mimpi aja." Protesnya pada sang adik.

"Aku mau berangkat, kakakku sayang." Joy mulai gemas dengan tingkah sang kakak.

"Berangkat kemana?" Matanya masih setengah terpejam.

"Ya ke kampuslah, kak. Abang ojek onlinenya udah nungguin nih. Aku jalan ya." Joy melenggang pergi meninggalkan Taeil yang masih mengumpulkan nyawanya.

"Kok ga sama Johnny, dek?" Rupanya Taeil sudah berada di ambang pintu rumahnya dengan kesadaran yang masih di awang-awang.

"Engga, nanti ketemuan di kampus aja. Soalnya kak Johnny lagi ribet juga, ngurusin rapat organisasi." jelas Joy. Taeil yang mendengarkan hanya menganggukan kepalanya.

"Yaudah, sini kakak antar sampai ketemu abangnya. Biar ga berani macam-macam itu abangnya." Joy yang mendengar hanya bisa menggelengkan kepalanya, dalam hati sudah berkata terserah kamu sajalah kak.

Benar saja, Taeil benar-benar mengantar adiknya hingga depan rumah. Di depan sudah ada tukang ojek online yang menunggu. Penampilannya lumayan rapih, tapi Taeil tetap tidak semudah itu percaya kalau adiknya akan aman.

"Mas, anterin adik saya sampai tujuan dengan selamat ya. Dan jangan macam-macam." pesan Taeil pada tukang ojek online.

Tukang ojeknya menganggukan kepalanya seraya mengucapkan, "Siap Mas! " diiringi oleh senyuman meyakinkan untuk Taeil. Joy yang memperhatikan lama-lama merasa jengah. "Mas, udah ayo jalan. Ini saya sudah telat." tuturnya supaya tukang ojeknya segera jalan.

"Kak, aku jalan dulu ya." pamit Joy sebelum kendaraan yang membawanya jalan. "Iya, hati-hati dek. Kabarin kalau udah sampai kampus." Joy hanya mengangguk, setelahnya Motor yang ditumpanginya jalan menuju kampus.

Seperginya Joy dari rumahnya, Taeil kembali memasuki rumahnya sambil menggaruk tengkuknya yang gatal. Entah, ini seperti bukan Taeil, biasanya Taeil pagi-pagi sudah bangun dan rapih. Semenjak ia bertemu dengan gadis di Supermarket 24jam dekat rumahnya, ia kerap kali memimpikan gadis tersebut sehingga membuat dirinya bangun terlambat.

Ajaib memang kalau mendengar pemuda yang satu ini saat sedang jatuh cinta. Dari yang tadinya pintar bisa jadi tiba-tiba terlihat bodoh.





"Kun." panggil gadis di depannya pelan.

"Hm?" yang dipanggil hanya menjawab dengan deheman.

"Kun, nanti temanin ke toko bahan yaaaaa." pinta sang gadis dengan lembut. 

"Iya, Angel. Kamu udah bilang itu dari tadi. Nanti sehabis rapat kita ke toko bahan." Kun yang sedari tadi sibuk membaca untuk kuisnya nanti, makin lama makin gemas dengan ucapan Angel yang itu-itu terus. Gadis yang berada di depannya hanya tertawa kecil.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moon for Angel (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang