Prolog

8 2 0
                                    

Sore itu langit berwarna jingga dengan semburat langit biru sebagai penghias. Angin meniup dahan-dahan pohon dengan lembutnya. Bunyi alat-alat berbahan aluminium terdengar sedang dibereskan. Seseorang terbaring lemah diatas meja operasi. Tenang saja, ini hanya sebentar. Besok, gadis ini pasti sudah tersenyum lagi. Sore itu akan jadi waktu paling mengharukan bagi keluarga itu.  Ku geser pintu ruang operasi. Membuka masker. Ku lihat seorang wanita seusia ku memasang wajah penuh harap ketika melihat ku. Disamping wanita itu, seorang laki-laki yang juga seumuran ku memandangku dengan tatapan kosong. Mereka berdua ayah dan ibu April. 

"Bu" aku menepuk pundaknya

"April, baik-baik saja. Dua jam lagi dia siuman. Operasinya lancar. April gadis yang kuat" aku mengusap pundak wanita tua itu. Ia menghembuskan napas penuh kelegaan. Ia berterima kasih pada ku. April dibawa keluar ruang operasi menuju ruang rawat inap. Gadis lima tahun itu menjadi korban dari musuh sang ayah. Ayah April seorang pejabat yang amat sangat jujur. Hingga April hampir kehilangan nyawanya saat sedang bermain di teras rumahnya. Pelaku ,masih terus dicari oleh pihak berwajib. Keluarga April untuk saat ini akan dijaga oleh kepolisian. Takut akan ada hal-hal yang tidak diinginkan lagi. 

Ayah April menyuruh istrinya menyusul April. Ayah April masih menatap ku dengan tatapan kosong. "Dokter Sarah?" Ayah April menyebutkan nama ku. Aku tersenyum. Laki-laki itu terdiam lagi. "Terima kasih" ia membuka mulutnya kembali.

Matahari sudah hampir sempurna tenggelam. Diluar sudah gelap. Lampu-lampu taman rumah sakit ini sudah menyala. Aku dan laki-laki itu masih saling diam sejak ucapan terima kasih tadi. Hingga ponsel ku berdering. Aku merogoh kantungku. Mengambil ponsel ku. Itu telepon dari Azzam. Aku memalingkan tatapan ku dari layar ponsel ke laki-laki di depan ku yang masih berdiri didepanku. Ponsel itu masih terus berdering. Laki-laki itu masih menatap ku. 

MiddlemistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang