quatre.

2.5K 553 149
                                    

seperti janji ku, setelah kuliah kami berdua selesai, aku mengajak jaemin pergi ke toko kacamata yang jaraknya lumayan jauh dari kampus. sebetulnya di dekat kampus kami ada toko kacamata juga, tapi aku sengaja mengajak jaemin ke toko yang jauh.

aku ingin berlama-lama dengan nya, aku juga ingin mengajak dia makan di salah satu restoran terkenal di sana.

jaemin melamun sepanjang perjalanan. dia tidak mengatakan sepatah kata pun, daritadi dia cuma menatap ke luar jendela, memperhatikan keadaan di luar dengan tatapan kosong. dia terus begitu bahkan saat sudah sampai.

"jaemin, kita udah sampai." aku memanggil nya sembari mengeluarkan uang dari dompetku untuk membayar taksi. jaemin tidak menggubris panggilanku, dia tetap menatap ke luar jendela. sesudah membayar taksi, aku menepuk lengan jaemin pelan. dia tetap tidak bergerak. mata nya tetap mengarah ke luar jendela, tidak berkedip sedikit pun.

aku menepuk nya sekali lagi, sedikit kencang sambil meneriaki nya,"na jaemin!" jaemin tersentak, kemudian menoleh ke arahku. aku menghela napas,"ayo. kita sudah sampai." kata ku. jaemin mengangguk pelan,"oke. ayo." jawab jaemin.

aku menatapnya bingung,"itu kamu buka dong pintu taksi nya." perintahku. jaemin melihat ke pintu taksi di sebelah kanan ku,"kamu gak buka pintu juga?" tanya nya. "banyak mobil lewat, gamungkin aku buka pintu sebelah sini." jawab ku cepat. jaemin mengangguk kemudian membuka pintu taksi.

"bienvenue, ada yang bisa saya bantu?" seorang pelayan dengan kemeja putih dan celana panjang hitam langsung menyambut kami. aku tersenyum,"saya butuh kacamata untuk dia, ada tidak yang bentuk nya seperti ini?" tanya ku sembari mengeluarkan kacamata milik jaemin dari dalam tas.

pelayan itu mengangguk,"sebentar ya, saya cari dulu. silahkan duduk." kemudian ia pergi. aku duduk sambil melihat-lihat kacamata yang dipajang di etalase. jaemin duduk di sebelahku,"sebetulnya kacamata ku masih bisa dipakai." kata nya.

aku tidak meladeni jaemin, capek untuk berdebat dengan dia. aku memilih untuk tetap melihat-lihat sekitar. mata ku terpaku pada sebuah kontak lensa. kemudian aku bertanya kepada jaemin sambil tersenyum,"kamu pakai kontak lensa aja ya? gausah kacamata lagi?"

jaemin menggeleng cepat dengan wajah panik begitu mendengar perkataanku,"gakmau. nanti mataku jadi biru." jawab nya. aku tertawa,"kan ada yang warna nya bening jaemin. masa aku suruh kamu pakai yang warna biru?"

jaemin tetap menggeleng,"gakmau. aku suka pakai kacamata." beberapa saat setelah itu, pelayan perempuan tadi kembali dan berkata bahwa tidak ada kacamata yang bentuknya seperti punya jaemin. aku tersenyum lebar,"gapapa, saya mau kontak lensa aja buat dia. tolong di cek," kata ku sambil berdiri dan mengajak jaemin untuk pindah ke bagian pengecekkan mata.

jaemin tidak mau berdiri,"kita pulang saja ya?" ajak nya. aku menggeleng,"kita beli kontak lensa dulu untukmu, aku yang belikan dan aku ga terima penolakan."

sourire éclatant

setelah aku berhasil membelikan jaemin kontak lensa yang sekarang dipakai oleh nya, aku mengajak jaemin untuk makan. tapi saat kita berjalan ke restoran, aku menemukan seorang pelukis di pinggir jalan. "jaemin, kamu mau dilukis gak? biasa nya kan kamu yang selalu melukis, sekarang gantian dilukis." tanya ku.

SOURIRE ÉCLATANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang