apakah kalian suka tersenyum? seberapa sering kalian memberikan senyuman kepada seseorang dalam satu hari?
kalau aku, bukan tipe orang yang pelit senyuman. atau malah bisa dibilang aku ini orang yang sangat murah senyum hingga terkadang orang menganggapku aneh. sedari kecil, aku selalu diajarkan untuk tersenyum ketika bertemu orang baru atau saat mengucap terima kasih. kata mamaku, senyuman itu adalah sesuatu yang ajaib. hanya dengan memberikan satu senyuman kecil kepada seseorang, kita bisa saja membuat satu hari orang itu menjadi lebih baik. beliau juga bilang senyuman itu seperti sihir, bisa terpesona kau dibuatnya. dan sepertinya itu benar, karena aku telah tersihir oleh senyuman seorang laki-laki bernama jaemin.
senyuman jaemin adalah senyuman paling indah yang pernah ada. aku tidak tau apakah ada orang yang pernah memberitahunya soal itu atau belum, kalau belum aku rela mengucapkan,"senyuman mu sangat indah." kepadanya setiap hari, setiap menit, bahkan setiap detik mataku melihat wajah tenangnya. padahal jaemin hanya tersenyum selayaknya orang lain, otot wajahnya bergerak saat kedua ujung bibirnya terangkat, dia tidak mempunyai trik tersendiri kok. tapi, kok bisa ya seindah itu?
aku tidak pernah mau kehilangan senyuman itu.
tapi, hari ini, di sini, aku melihat senyuman itu sirna dari wajahnya. tidak ada lagi keindahan yang terbentuk di bibirnya, yang ada malah tetesan air mata membasahi bibirnya. dia menangis sambil menceritakan semuanya kepadaku.
penyakitnya, bahkan tidak pernah kudengar sebelumnya. fahr disease.
dia bilang, itu masih kecil dan belum parah. tapi dia merasa semakin hari semakin sulit untuk melakukan hal-hal yang dia sukai, mengenali wajah orang dan tempat favoritnya, kepalanya juga semakin sering nyeri. katanya belum ada obat untuk penyakit genetik itu saat ini. satu-satunya adalah menghilangkan gejalanya saja.
aku tidak mau bertanya lebih soal itu. aku tidak mau tau lebih. semakin banyak yang aku dengar dan tahu, semakin sakit pula hatiku. bohong kalau aku bilang aku tidak sedih, bohong kalau aku bilang aku tidak ingin menangis saat itu. tapi aku merasa aku lebih perlu untuk memeluk jaemin dan menenangkannya.
hari itu, jaemin menangis sejadi-jadinya di pelukanku. sedang aku, mati-matian menahan air mata yang sudah tergenang di pelupuk mata. namun pada akhirnya aku kalah, rasa sedih itu menang dan aku menangis bersamanya. aku tidak tau apa yang membuatku menangis, karena jaemin yang kehilangan senyumannya hari itu atau karena aku takut suatu saat aku akan kehilangan jaemin sepenuhnya dari hidupku.
apapun itu, aku berharap supaya waktu bisa berhenti agar aku bisa terus bersamanya.
ㅡ sourire éclatant ㅡ
"maaf." itu adalah kata pertama yang keluar dari mulutnya ketika dia berhenti menangis dan mengantarku ke depan pintu apartemennya.aku tersenyum paksa,"tidak apa-apa." kataku.
"maaf, kamu jadi nangis tadi. padahal kata mama, laki-laki gak boleh buat perempuan nangis. tapi barusan kamu nangis gara-gara aku." ujar jaemin pelan.
matanya sembab, sama sepertiku. walau hidungnya jauh lebih merah dariku. tidak heran, dia menangis lebih keras dan lama daripada aku yang berusaha menahan tangisan hampir setengah jam.
"mau aku antar?" tanya jaemin, akhirnya dia menatapku.
aku langsung menggeleng,"enggak. aku balik sendiri aja. kamu istirahat."
"oke, kalo gitu, au revoir?" jaemin mengangkat tangan kanannya dan melambaikannya sembari tersenyum tipis.
masih sama indahnya, walau tersirat kesedihan di senyuman itu. atau selama ini aku yang tidak menyadarinya? ke mana saja aku? tidak menyadari kesedihan yang besar di balik senyuman mikiknya.
aku mengangguk, kemudian berbalik badan hendak pergi sebelum jaemin memanggilku. "hey,"
"iya?" aku menoleh ke belakang.
"aku emang sedih sama keadaanku. tapi, ketika aku senyum saat bareng kamu, itu jujur. aku merasa senang, itu senyuman asli, murni dari rasa bahagiaku tanpa ada kesedihan sama sekali." katanya.
dia bisa baca pikiranku sepertinya.
aku tertawa kecil,"iya. bagus deh."
jaemin menganggukkan kepalanya dan tersenyum lagi, tuh kan, dia suka sekali tersenyum.
"oh ya jaemin, kamu bisa janji satu hal ke aku?" tanyaku terakhir kali.
"apa?"
"jangan menyerah, aku di sini."
dia terdiam sebentar, menatapku lekat-lekat sebelum akhirnya menampakkan senyuman tulus yang kali ini tanpa terasa dipaksakan. iya, aku ingin dia untuk terus tersenyum seperti itu.
"aku janji."
aku dulu berharap, janji itu akan kamu tepati, jaemin.
ㅡ
NOTES:
au revoir; good bye; selamat tinggal.(untuk detail penyakitnya, bisa dicek di google ya. dari yang aku baca, itu penyakit genetik makanya sulit untuk cari obat karena harus tau sumbernya. ini bisa nyebabin kaku motorik jadi susah gerak, demensia, nyeri kepala, penglihatan kabur, dll. tapi aku juga kurang paham dan emang pembahasan tentang penyakit ini sedikit banget karena langka. aku pake ini untuk keperluan cerita aja, jadi jangan diambil mentah2 ya, aku juga ga berani jelasin terlalu dalam takut salah.)
hi? apakah ada yang masih nunggu cerita ini? aku gatau sih masih ada atau gak, tapi kalo masih well, terima kasih banyak! maaf banget butuh waktu lama untuk update lagi karena memang aku udah kuliah dan lebih sibuk dari biasanya.
tapi aku akan usahan untuk selesaikan cerita ini, karena emang ini gak akan panjang jadinya. untuk dua cerita lainnya, aku masih pikirkan soalnya plot ceritanya lebih berat, tapi mungkin akan aku lanjut juga kalo sempet.
aku harap kalian semua baik2 aja ya di masa ini, sehat2 dan jangan keluar kalo ga penting. semangat semuanya!!
aku akan sangat senang kalo kalian mau apresiasi tulisanku dengan vote dan comment. oh ya, happy 30k untuk sourire!!
selamat malam semua <3
KAMU SEDANG MEMBACA
SOURIRE ÉCLATANT
Short Story❝ kalau seorang na jaemin beritahu kamu soal kekurangan nya, apakah kamu masih mau menerima dia? ❞ paris 2008. tempat bertemu, dan tempat berpisah. © ULZZNG 2018, ongoing | lowercase #5 in nctfanfiction