SOURIRE ÉCLATANT

cinq.

"jaemin, sudah yuk? kita pindah lukisan?" ajakku kepada jaemin yang daritadi masih memandangi lukisan Monalisa. aku menghela napas, kaki ku udah pegel banget berdiri di tempat seramai ini.

ㅤ

museum nya sangat ramai dan luas. kita saja yang sudah datang dari satu jam yang lalu baru melihat beberapa lukisan. ditambah dengan jiwa seni jaemin yang kuat, bikin dia harus memandangi setiap lukisan yang dilewati selama mungkin untuk mencari nilai seni nya.

ㅤ

aku disini, yang gangerti sama seni cuman bisa diam sambil berkacak pinggang menunggu jaemin selesai. jujur aku juga kagum ngeliat berbagai macam lukisan terkenal disini, tapi aku hanya sekedar melihat, kalo jaemin ditelusuri.

ㅤ

dan juga lukisan Monalisa ternyata kecil sekali dan dijaga dengan sangat ketat. ada dua orang penjaga di sebelah kiri dan dua orang di sebelah kanan lukisan Monalisa. mungkin takut dicuri.

ㅤ

"ayo," ajak jaemin seraya menarik tangan kanan ku. aku mengikuti jaemin untuk menghampiri lukisan berikutnya. lukisan Venus de Milo.

ㅤ

tiba-tiba jaemin menyenggol tanganku,"kamu tau gak persamaan kamu sama lukisan?" tanya dia. aku menatap jaemin aneh, berpikir kalau jangan-jangan dia mau godain aku.

ㅤ

"je ne sais pas." jawabku. jaemin menatapku sebentar kemudian kembali menatap lukisan di depannya.

ㅤ

"sama, aku juga gatau." balasnya. rasanya aku ingin menjambak rambut jaemin sampe rontok.

ㅤ

aku menatap jaemin sinis. jaemin merasa, lalu dia menoleh kepadaku dan bergidik begitu ngeliat aku melototin dia. "jangan melotot begitu, serem kaya hantu." ucapnya.

ㅤ

jaemin benar-benar bikin aku naik darah hari itu. aku mendengus dan tidak menghiraukan ucapannya, mending aku ngeliat lukisan daripada wajah dia. melihat aku yang ngambek, jaemin langsung tersenyum.

ㅤ

"aku bercanda, kamu jangan ngambek. aku kasih tau deh apa yang sama," bujuk dia.

ㅤ

aku yang gampang penasaran pun luluh,"yaudah, emang apa?" tanyaku.

ㅤ

"lukisan itu unik. gak semua orang bisa mengerti nilai berharga di dalam nya, cuman orang tertentu yang bisa." jawabnya. aku mengerutkan dahi ku, ga mengerti dengan jawaban jaemin.

ㅤ

jaemin sepertinya sadar kalo aku gangerti maksudnya, makanya dia berusaha jelasin lagi. "maksudku, kamu itu kaya lukisan. gak semua bisa ngertiin kamu, cuman beberapa yang bisa termasuk aku." jelas jaemin.

ㅤ

aku diam sejenak, berusaha memahami maksud jaemin. "apadeh kamu, justru yang mirip lukisan itu kamu." balas ku setelah menangkap apa maksud jaemin.

ㅤ

sekarang malah jaemin yang bingung.

ㅤ

"kamu itu unik. pelupa banget, jutek, terus selalu menganggap diri kamu rendah." ujarku. "terus, emang kamu udah ngerti tentang aku?" tanya jaemin.

ㅤ

"lumayan. aku sekarang jadi hafal sama letak barang-barang kamu, aku juga ngerti kenapa kamu jutek waktu pertama kita ketemu, dan kamu nganggap kamu rendah karena kamu sendiri gatau keunikan yang kamu punya." jelasku.