First

19 2 0
                                    

"Gak kerasa ya ra kita bakalan lulus dari sekolah ini"

"Iyahh bener gua juga seneng banget dan sebentar lagi gua bakal di izinin pacaran sama mami gua".

"Ihh dasarr otaknya pacaran mulu lu, pikiran tuh masa depan. Mau jadi apa lu kalau pikiran lu pacaran mulu" Aku menoyor kepala sahabat ku satu ini,

"Aduh ih lu mah kebiasaan pala orang di toyor toyor, kalau gua bego gimana??  Lu mau tanggung jawab hah?? " Ujar temanku rara sambil memasang wajah kesal yang justru membuatku gemas.

Kami kini berada di teras depan kelas 9 SMP Jenduk di seoul,  ya memang sebentar lagi kami akan menghadapi ujian nasional dan itu tandanya kami akan segera meninggalkan sekolah ini.

"Woy masukk...  Jangan ngerumpi mulu di depan lu berdua udah kaya lesby" Itu Lisa si ketua kelas yang kalau ngomong gak pernah mikir, ya kali aku dan rara lesby secara aku masih gemeteran kalau liat cowok cakepp gak mungkin banget kan.

"Yeee selow dong bilang aja lu di kelas kaga ada temen kan " saut rara tak mau kalah

"Dihh siapa bilang???  Emang temen gua elu doangg banyak keles, secara gua itu ketua kelas cantik idaman ya, ya kali gak ada yang mau temenan sama gua" jawab lisa yang kini sudah berdiri di hadapanku dan rara sambil mengibaskan rambutnya yang panjang.

"Hah??  Cantik ?? Masa ?? Tapi kok jomblo ya hahaahahha" rara pun tetap tak mau mengalah dia balik menyauti ucapan lisa.

"Aduhh stop stop. Kalian nih bener bener ya. Kaapan sih pada dewasanya, udah tau sebentar lagi mau pada masuk SMA masihh aja berantem kaya bocah...  Udah udah ayo masuk ah" aku yang geram melihat kedua sahabat ku yang dari tadi adu mulut gak ada abisnya langsung menyeret mereka berdua masuk kekelas.

Aku duduk di bangku nomer tiga dari belakang, dengan rara sedangkan lisa duduk di belakangku dengan Jeni.

"Ra??"
"Hmmm kenapa...  Awas nyenggol"
"Ih nengok ngapa gua pengen ngomong"
"Bentar kek ini kutek dikit lagi kelar"
"Hadehh" aku menarik nafas kasar. Bagaimana tidak teman ku satu ini bukannya menanggapi pembicaraanku malah sibuk make kutek di jari kecilnya.

"Nahh udah kelar....  Kenapa ly" rara menoleh ke arahku dengan wajah polosnya.

Aku pun langsung menghadap ke arah rara "Biasa ra. Lu liat coba si onoh dia ngeliatin gua gak??" ucapku berbisik kepada rara. Aku sengaja tak menyebut nama agar orang orang tidak tahu.  Namun aku yakin rara mengerti perkataanku.

"Hmmm kebiasaan. Bukannya liat sendiri aja sih " ucap rara sambil memutar bola matanya

"Ihh plisss rara cantik deh" ucapku memohon sambil memasanh wajah memelas.

"Kalau ada maunya aja baru baik lu.... Iya iya nih gua liat"
Rara pun langsung mendangakkan kepalanya guna melihat pria yang ku maksud.

Ya aku menyuruh rara untuk melihat pria yang duduk tepat di sebrang meja ku dan rara. Kenapa aku menyuruhnya???  Heheeh jujur aku menyukai pria itu dari kelas 1 smp saat pertama kali kami masuk, namun aku tak berani menungkapkannya. Karena aku tak percaya diri.

Aku tak memiliki wajah cantik, bahkan bisa di bilang aku dan ketiga sahabatku itu. Aku lah yang memiliki visual di bawah rata rata . Pipiku yang tembem, badanku yang pendek serta style ku yang bisa di bilang biasa aja semakin membuat ku terlihat jauh berbeda dengan sahabat sahabatku.

Tapi aku tetap beruntung. Karena sahabat sahabatku tetap setia denganku meski aku terlihat jelek.

"Ly loly dia ngeliatin lu tuh... " ucapan rara spontan membuatku jingkrak kegirangan. Aku menggenggam tangan rara sangat erat dengan senyum yang terus keluar dari wajahku

NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang