4

580 55 14
                                    

Akhir akhir ini wooseok terlihat sangat aneh. Dia menjadi seperti manusia normal, bukankah itu aneh?. Hal itu justru mebuat ahra semakin takut, atau jangan jangan dia sedang merencanakan sesuatu. Tidak ada yang tau bagaimana jalan fikir seorang psikopat.

"Hari ini kau pulang sendiri, aku ada urusan" ucap wooseok kepada ahra.

"Baiklah" ahra menjawab wooseok tanpa menatapnya, wooseok melihat sedikit senyum diujung bibir ahra. Wooseok pun mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah ahra.

"Hei apakah begitu menyenangkan saat aku meninggalkanmu?" Wooseok tersenyum miring.

"Apa maksutmu?" Ahra sedikit menjauhkan wajahnya merasa takut.

"Kau fikir aku tidak melihatnya? Kau tersenyum barusan" ucap wooseok yang kemudian duduk dibangku depan ahra.

"Aku tidak tersenyum" ahra menundukan wajahnya.

"Kali ini kau boleh senang, lihat nanti saat dirumah" wooseok pun beranjak meninggalkan ahra.

"Oh iya, cepatlah pulang. Kalau aku sampai dirumah dan kau belum datang, bersiaplah untuk sesuatu" setelah mengucap itu wooseok pun benar-benar pergi meninggalkan ahra sendiri dikelas.

"Sebenarnya aku sedikit lega dia kembali menjadi iblis" gerutu ahra sambil mengemasi barang barangnya dan berhegas pulang sebelum wooseok mencincang tubuhnya.

****

Terdengar suara pintu depan terbuka, itu pasti wooseok. Benar, wooseok pulang membawa kantong plastik berukuran kecil. Dia tidak menghampiri ahra melainkan berjalan lurus ke kamarnya. Ahra menghela nafas merasa sedikit lega.

"Apa kau menungguku"

"Astagaaa..."teriak ahra terkejut karena wooseok tiba-tiba berbisik dibelakangnya.

"Kenapa terkejut begitu" wooseok tertawa dan kemudian dia duduk disofa tepat disebelah ahra dan meletakkan tangan kanannya dibelakang leher ahra.

"Aku merindukanmu" ucap wooseok tanpa menatap lawan bicaranya, tatapannya terfokus pada siaran TV. Ahra menatap wooseok takut, kata katanya sungguh membuat merinding.

Wooseok tiba-tiba menatap ahra, kedua mata mereka salaing berhadapan sekarang. Dengan secepat kilat wooseok mengecup bibir ahra.

Ahra yang terkejut pun refleks menutup bibir setelahnya. Wooseok tersenyum melihatnya, anehnya kali ini senyum wooseok terlihat tulus, berbeda dengan senyum-senyum sebelumnya yang terlihat menyeramkan.

Wooseok menarik tangan ahra yang menutupi bibir dengan lembut, kemudian wajahnya perlahan mendekat, pandangannya tertuju pada bibir gadis itu, dia terus mendekat hingga bibir mereka saling bertemu, dia mengecium bibir ahra dengan lembut. Anehnya ahra sama sekali tidak menolak ciumannya, perlahan ahra menutup mataku dan menikmatinya.

Entah apa yang terjadi fikirannya terasa kosong, yang ahra rasakan hanya sentuhan bibir lembut dari wooseok, dan detak jantung mereka berdua yang terdengar jelas silih bergantian. Setelah beberapa menit wooseok melepaskan ciumannya, ahra mulai membuka mata, terlihat wooseok sedang tersenyum menatapnya kemudian dia mengusap bibir ahra dan mengecup keningnya.


Sungguh ahra benar benar tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa dia tiba-tiba seperti ini, dan mengapa jantungnya terus berdetak tidak wajar.

Apakah dia memberi racun didalam ciumannya? Atau mungkin ahra menyukai psikopat ini? Astaga ini bahkan lebih buruk dari pada dibunuh oleh psikopat.

***

Sejak kejadian semalam wooseok sama sekali belum berbicara kepada ahra. Dari tadi pagi dia hanya diam saja tanpa mengatakan sesuatu. Saat pulang pun dia hanya mengucap beberapa kalimat seperti 'makan apa?' Setelah itu dia kembali diam. Keadaan menjadi sangat canggung.

My Boyfriend Is Psycho ○ Jung Wooseok ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang