II. The Girl with Not-So-Much-Luck

11 1 0
                                    

Perempuan berambut sepunggung itu hanya bisa menggerutu kecil, sebelum akhirnya menerima kenyataan kalau bus tujuannya memang tak terkejar. Ia pun memilih duduk menunggu di halte sembari membaca novel.

Ya, Jieun tidak serajin itu untuk membaca materi perkuliahannya hanya untuk menunggu bus.

Ia melirik jam publik yg ada di dekat halte. Sebenarnya Jieun belum menunggu cukup lama, hanya saja ada agenda penting yang menunggunya.

Atau lebih tepatnya seseorang.

Jieun sudah tidak fokus membaca meskipun yang dibacanya adalah novel kesukaannya. Ia tidak berani mengalihkan pandangannya dari setiap bus yang datang, takut tertinggal lagi. Setelah menunggu sekitar 20 menit, akhirnya bus incarannya datang. Ia segera berdiri sembari menyiapkan kartu busnya.



*****


Dewi fortuna sepertinya sedang tidak berpihak pada Jieun hari ini.


"Mianhae noona, aku harus mengerjakan tugas kelompok hari ini..."


"Hmm, tidak apa-apa. Selesaikan tugasmu dengan benar! Jangan melewatkan makan malam! Dengar?"


"Iyaaa noona! Saranghae Noona!"


Tut.

Jieun tertawa kecil mendengar kata-kata Jihoon. Jieun hanya membalasnya dengan deheman kecil sebelum menyadari bahwa teleponnya sudah terputus. Jieun tersenyum lembut mengingat Jihoon.

Jihoonie sangat menggemaskan. Pikir Jieun.

Sesaat setelahnya, Jieun baru menyadari kalau ia berada di toko kecil dekat halte tempat ia turun tadi. Tujuan utamanya ke Incheon sudah tak ada lagi sehingga mau tak mau Jieun harus kembali ke Seoul.

Sebelum ke halte, Jieun membeli minuman dingin dan roti untuk mengganjal perutnya yang ternyata sudah berteriak kelaparan. Tadinya, jika ia jadi bertemu Jihoon, ia ingin mengajaknya ke salah satu tempat makan terkenal di Incheon.

"Aku harus mengajaknya ke sana kalau besok-besok kita janji bertemu lagi..." gumam Jieun.

Ponsel Jieun berdering, pertanda ada pesan masuk, namun Jieun tidak mendengarnya karena ia sudah memasukkan ponselnya ke dalam tas. Bisingnya keramaian dan sibuk dengan pikirannya sendiri turut membuat Jieun lupa dengan keberadaan ponselnya.

Melupakan kemungkinan kalau sebuah satu pesan masuk dapat mengubah arah perjalanan seseorang.


*****


Dari: Jihoon

Noona, jika aku tidak bisa menepati janji hari ini, bagaimana kalau noona menemui Ayah saja?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang