six

4 0 0
                                    

Saat pagi harinya...

Tok.... Tok... Tok
"vivi bangun dek, udah siang ni udah jam setengah 7" ucap dion lalu mengetuk pintu kamar adeknya

"udah bang,  vivi udah siap dari tadi,  abang duluan aja sarapan vivi mau siapin buku dulu" teriak viana dari dalam kamar

"oke gue tunggu di meja makan" ucap dion lalu pergi dari depan kamar viana

"huh... Sekarang gue udah siap buat ketemu kak vero" gumam viana didepan cermin dengan senyum yang manis lalu beranjak menuju meja makan

"abang tumben gak masak,  abang kan gak bisa sarapan pake roti" ucap viana heran melihat meja makan yang hanya ada roti saja

"udah siang dek, mending sekarang kita berangkat nanti lo sarapannya dimobil aja" ajak dion buru-buru

"yaudah bang ayok" kata viana berlalu meninggalkan abangnya yang heran melihat adek nya yang aneh hari ini karena penampilannya agak lebih rapi gak seperti biasanya

Suasana mobil hanya hening karna biang hebohnya sedang menikmati makanannya.
Sesampainnya mereka diskolah semua siswa siswi memperhatikan mereka dengan pandangan yang berbeda-beda

"huh... Untung gak telat bang" ujar viana lalu keluar dari mobil meninggalkan abangnya dan berlalu ke kelasnya. Dilorong viana melihat orang yang tidak asing siapa lagi kalok bukan alvero pranaja

"kak vero... " teriak viana lalu berlari mengejar vero sedang yang dikejar hanya mempercepat langkah nya karena malas mendengar celotehan cewek yang terus-terusan mengejarnya itu

"huh... Huh.. Kak vero cepet banget sih jalannya capek ni vivi" keluh viana saat berada disamping vero

"siapa suruh lo ngikutin gue,  kayak gak ada kerjaan aja,  mending lo ngaca sebelum suka sama gue, bentuk urak-urakan kayak gitu malah suka sama gue" ucap vero sinis kepada viana sedangkan yang ditatap sinis hanya diam lalu tersenyum dengan lebar

"aku gak salah denger kan?  Kak vero ngomongnya panjang loh, astaga aku seneng banget" ucap viana mengabaikan kata-kata vero yang sebenarnya membuat dia tersinggung tapi dia mengabaikannya. Vero hanya menatapnya aneh lalu pergi meninggalkannya

" huh.. Ditinggal lagi gak papa deh lebih baik gue ke kelas" gumam viana lalu beranjak menuju kelasnya tanpa memperdulikan tatapan sinis dari fens nya vero

"wee vivi lo kemana aja sih udah mau masuk ni malah kelayapan lagi" teriak dira menyambut kedatangan viana yang ditanya hanya menatap mereka dengan senyum khasnya

"lo gila vi senyum-senyum gak jelas kita ada disini vi astaga stres ni anak" ucap ika dengan bergidik ngeri membayangkan sahabatnya gila

"kalian tau gak tadi gue lama itu karena abis ngobrol sama kak vero, gue seneng banget dia ngomongnya panjang gak irit-irit guys" ucap viana antusias

" bingung gue apa tempetnya bikin lo bahagia, coba lo ceritain deh dari awal bingung gue maksud lo" ucap annis penasaran.
Lalu viana menceritkan kejadian dilorong tadi dengan vero dari awal

" apa lo bilang!  Lo seneng,  lo sadar gak sih kata-katanya itu secara gak langsung nyakitin lo vi" ucap lea dengan wajah merah padam mendengar cerita viana

"gue gak peduli lea,  menurut gue itu pujian" ucap viana

"gue bingung cinta bisa bikin kayak gitu, gue aja yang pernah pacaran gak segitunya vi" ucap arika heran melihat sahabatnya yang begitu santai menanggapi omongan vero

"udah-udah yang penting gue udah cerita ke kalian sekarang kita duduk aja lagi sebentar buk lara bakalan masuk" ucap viana santai meninggalkan sahabatnya yang bingung melihat dirinya

"sahabat kalian tuh"ucap dira

"sahabat lo juga begok" ucap mereka sambil mengacak rambut dira

" tai lo pada gue capek-capek ni nata rambut gue kalian malah ngancurin" ucap dira kesal lalu menuju bangkunya kebetulan dira duduk dengan annis lalu mereka melanjutkan pelajarannya karena buk lara sudah datang

Setelah pelajaran selesai mereka akan pergi ke kantin untuk menambah energi menurut dira bahagia juga butuh energi 

"guys kantin yuk" ajak dira antusias

"biasa aja dir,  kita juga mau kekantin tapi gak seheboh lo" ucap annis sambil geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang satu itu

"abisnya gue laper" ucap dira

"yaudah ayok kekantin" ucap mereka lalu menarik tangan dira

Sesampainya mereka dikantin...



Next capt...


Sorry kalok banyak typo nya,  semoga suka

Salam verchan 💕

I BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang