*Jangan lupa Vote😘
"Kyaa~ Kevin melihat kearahku!"Itulah yang Kevin dengar saat memasukin sekolah. Kevin yang mendengar namanya sedang diteriaki dengan histeris itu hanya bisa tersenyum simpul.
"Kevin senyum padakuuu~!! Meleleh aku dibuatnya!!"
"Apa sih? Kevin senyum padaku kok!"
"Senyum padaku!"
"-----"Dan berakhir menjadi rebutan para siswi disekolahnya.
Yap, Kevin adalah Laki-laki yang dipuja-puja gadis yang ada disekolahnya. Lelaki yang Tampan, Pintar, Ramah, Sopan. Sering disebut dengan Prince Of School oleh teman-temannya. Dia juga Ketua OSIS disekolah. Menambah Kharisma yang ada didalam diri Kevin. Dan tentu saja, Menambah kepopuleritasannya disekolah.
Kevin cenderung cuek pada keadaan sekitarnya. Seperti tadi contohnya. Ada gadis yang meneriaki namanya, Kevin tidak terlalu meladeninya. Sebab hanya 1 perempuan membuatnya tertarik selama ini.
Gadis culun, pendiam, pandai, dan rajin. Bernama Viana. Sekelas dengan Kevin. Yang telah membuat Kevin tertarik akhir-akhir ini. Ingin sekali Kevin mendekati Viana, namun Viana bukan orang yang terbuka seperti Kevin. Viana orang yang tertutup. Dia yang merasa terbuka ketika bersama sahabat dan keluarganya.
Entah apa yang menarik diri Kevin, hingga ia Mencintai gadis tersebut.
❤❤❤
Hariini Kevin ingin memberanikan diri mendekati Sang Pujaan Hatinya itu. Mencoba itu tidak ada salahnya kan? Senyumnya sumringah hariini. Senyumnya yang akan ia berikan hanya untuk Viana tentu saja.
"Viana!" Kevin memanggil Viana agak berteriak karena jaraknya yang lumayan jauh. Viana spontan langsung menengok kepada orang yang memanggilnya. Tentu saja, Viana lumayan kaget karena yang memanggilnya adalah Pangeran sekolahnya. Siapa yang tidak senang?
"Kevin? A-ada apa memanggilku?" Ucap Viana terbata-bata. Sungguh, ia seperti bermimpi sekarang. Jarang-jarang Kevin mau bicara dengan gadis seperti Viana. Bagaimana tidak? Perempuan yang ada disekitar Viana dan Kevin sedang sibuk histeris sekarang.
Kevin berlari kecil menghampiri Viana. Pedekatan itu butuh proses.
"Aku butuh bantuanmu." Ucap Kevin dengan cengiran konyolnya.
"Membantumu?"
"Iya, tampaknya aku kurang mengerti dengan penjelasan pada pelajaran IPA fisika kemarin." Ucap Kevin sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Mau kan? Membantuku?"
"Bi-bisa sih, tapi apa tidak masalah?" Ucap Viana yang masih tidak menyangka kalau Kevin meminta bantuannya.
"Kau bisa kan? Kumohonnn~" Ucap Kevin dengan memohon. Sebenarnya sih dia sudah mengerti dengan pelajaran fisika, memang dia niat mau Modus.
"Ba-baiklah, tapi---" Belum selesai Viana bicara, sudah dipotong oleh Kevin. Kevin terlalu bahagia sekarang karena usahanya untuk bicara tidak sia-sia.
" Yeayy, Makasih loh, Viana. Pulang sekolah di Cafe depan sekolah ya?" Ucap Kevin sambil berlari menjauh dari Viana.
Dan, Viana hanya bisa membeku ditempat setelah apa yang ia alami barusan.