00 | prologue

20 3 4
                                    

Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada menyimpan semua rasa sakit sendirian tanpa ada seorangpun yang bisa diajak berbagi.

Gadis itu lebih memilih sedang mengalami pusing, flu, demam dan batuk dijadikan satu dibanding harus mengidam penyakit aneh ini.

Baginya, hal yang selama ini ia rasakan pantas disebut penyakit. Penyakit asing ini sudah menyerangnya sejak ia berusia 12 tahun dan tidak peduli dengan komentar lingkungan sekitar sebab tingkahnya yang dinilai 'biadab' oleh orang-orang.

Tak ada seorangpun yang dapat mengerti kondisinya, bahkan teman dekatnya saja sibuk dengan hanya memanfaatkan gadis itu ketika sedang menempelkan senyuman manisnya tanpa menemani gadis itu kala duduk sambil memeluk kedua kaki dipojok kamar, tak lupa mengunci pintu dan menutupnya rapat-rapat.

Rutinitasnya setiap hari hanya mencari aktivitas yang bisa membuatnya lupa dengan semuanya seolah-olah ia amnesia. Namun jika ia tidak berhasil, apapun ia lakukan agar dapat melupakan kejadian mengenaskan dalam hidupnya, termasuk melampiaskan kepada diri sendiri.

Dengan cara menceritakan semuanya pada Tuhan, itu membuatnya tenang, namun tak berhenti untuk melakukan hal-hal buruk yang tidak pantas. Setiap hari Tuhan yang selalu menemaninya, Tuhan yang selalu mendengarkannya walau tidak memberi solusi, hatinya cukup tenang ketika mengeluarkan semuanya pada tuhan.

Gadis itu sudah mencoba untuk menceritakan kondisinya sekarang kepada sahabat-sahabatnya, namun yang mereka katakan kurang membuatnya puas. Dan gadis itu percaya bahwa suatu saat nanti, apa yang dikatakan oleh para sahabatnya itu omong kosong.

"Gue bakal selalu ngedukung lo!"

"Gue bakal usaha buat jadi penenang lo!"

"Gue selalu ada kok!"

"Kalo lo butuh apa-apa, bilang ke gue aja. Gue bisa bantu demi lo!"

Bullshit.

Hidupnya telah hancur, semesta tahu itu. Dimulai dari ia merokok, menyiksa dirinya sendiri, meminum minuman keras, bahkan menelan obat-obatan yang tak layak.

Namun pertanyaannya cuma satu, siapa yang peduli?

Kalaupun keluarganya tahu ia melakukan hal tersebut, mereka akan marah, namun tak semarah jika hal itu tersebar di publik. Harga diri adalah hal terpenting yang ada di keluarga, camkan.

Setelah harga diri yaitu masa depan.

Banyak orang tua memaksakan anaknya untuk berprestasi, prestasi akademik lebih penting dari non akademik. Terutama pelajaran ilmu pengetahuan alam, entahlah. Mungkin menurut mereka, dengan cara mempelajari IPA bisa membantu masa depan.

Bakat anak selalu dibatasi oleh orang tuanya. Bakat berhubungan dengan hobi, kata hobi berarti hal yang kita sukai, bukan?

Hidup ini memang aneh. Semuanya aneh.

Gadis itu menghembuskan nafas kasar. Ia mengambil segelas air mineral dan satu botol berisi obat. Obat tersebut bukan obat biasa, melainkan obat tidur.

Ia mengambil beberapa obat berbentuk kapsul itu, kemudian memejamkan mata lalu meneguk obat tersebut diikuti oleh air mineral.

Untuk kesekian kalinya, ia kehilangan kendali.

•••

so, what do you think? udah ngerti 'kan andira orangnya gimana? don't forget to vote and comment guys! ayaflu. 💗

salam, anggi.



Lost ControlWhere stories live. Discover now