"Jadi.. maksudnya jisoo bakal dijodohin gitu?" Jisoo nelen ludahnya sesaat
"Iya sayang. Maafin bunda, ini terpaksa, dulu perusahaan ayah kamu lagi masa kritis kritisnya, dan keluarga calon kamu ini berbaik hati mau menolong usaha keluarga kita dengan syarat ketika kamu udah besar dan kamu berumur 18 tahun. Mereka pengen ngejodohin kamu sama anaknya" seru sang bunda sambil tersenyum
Sebenarnya ayah jisoo itu seorang pengusaha, tapi ga terlalu terkenal.. dan beruntungnya, dia temenan sama pengusaha sukses yaitu ayah calonnya jisoo. Jadi gitu deh
Orangtua jisoo buka tipe orangtua yang tega. Tapi mereka mau ga mau terpaksa, karena keluarga calonnya jisoo itu udah diatas mereka banget tingkatannya. Kalo mereka ingkar janji 18 tahun yang lalu, mereka bisa ngelakuin apa saja cuma gara gara janji palsu itu
"Tante? Udah ngomong nya? Boleh aku perkenalan dulu" sapa pria tampan itu sambil menepuk bahu eomma jisoo
"Oh? Mianhe, silahkan" jawabnya
Jisoo diem, ga ngomong apa apa dari tadi. Mulutnya bergetar disertai dengan tatapan mata yang kosong
Pria itu maju dua langkah tepat dihadapan jisoo dengan satu tangannya yang dimasukkan ke dalam jas hitam nya. Dia tersenyum sangat manis dihadapan calonnya nanti
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oppa..?" Jisoo bergumam sembari menatap wajah pria itu
"Hahaha jadi lu masih inget gue hm? Mulai sekarang, berhenti panggil gue oppa chagiya. Just call me taeyong" katanya sambil membisikkan nya tepat di telinga jisoo
Sementara Jimin yang sedari tadi sudah menahan amarahnya dan melihat secara live bagaimana taeyong dengan santainya memegang leher sang adik sembari membisikan kata kata yang terdengar jelas di telinga Jimin, karena Jimin tepat di samping jisoo.
"Ohahahahaha? Lihat ini, mengapa wajahmu sangat merah seperti ini? Kau cemburu hah? Menggelikan!" Tawa taeyong renyah begitu melihat wajah Jimin yang sudah sangat merah
Duaghh..!!
"Shit! Sialan kau taeyong! Sudah cukup kau merebut seulgi dariku.. tapi jangan sampai adikku! Brengsek emang Lo! Basi tau ga?? Lo udah buat kesabaran gua selama ini rusak!" Jimin ngos-ngosan ngelampiasin kekesalan nya pada satu pukulan di wajah tampan taeyong
"JIMIN..!!!" bentak sang ayah
Jimin kemudian menatap ayahnya dengan smirk "ayah sama ibu kenapa marah? Ayah suka ya liat jisoo menderita kaya gini, ayah sama ibu sebagai orangtua ga bisa ngertiin perasaan kami! Seenaknya aja berbuat kaya gitu tanpa diskusiin dulu sama kita..!!" Gertak Jimin
Jisoo berbalik menatap Jimin. Ya, satu satunya orang yang mengerti keadaan nya saat ini cuma Jimin. Jimin rupanya cukup peka dengan melihat raut wajah jisoo yang seperti nya tidak senang dijodohkan
"A-abang.." gumam jisoo berkaca kaca
"Jimin! Kamu ini..!!--
Belum selesai sang ayah berbicara, tetapi Jimin sudah berbalik duluan menuju tangga dan lari turun.. setelah itu yang mereka dengar cuma suara gebrakan pintu yang sangat keras