CHAPTER 23

450 55 7
                                    

So hyun terbangun dari tidurnya dan saat ia melihat ponselnya, ada sebuah notifikasi. Ternyata hari ini adalah ulang tahunnya membuatnya tersenyum. Namun senyumannya itu hilang mengingat orangtuanya tak disini. Mana mungkin keluarga park mengingat ulang tahunnya karena mereka mungkin tak tahu. Saat sudah membersihkan tubuhnya dan memakai pakaian ia segera keluar dari kamarnya menuju dapur dan mendapatkan nyonya park sedang menyiapkan sarapan, chanyeol sedang sibuk dengan laptopnya dan tuan park sedang membaca koran. Ia memutuskan membantu nyonya park membuat sarapan. “selamat pagi, eomma” nyonya park yang tadinya sibuk mengaduk supnya menoleh kearah so hyun. “selamat pagi so hyun-ah”

“mau kubantu eomma?” nyonya park tersenyum. “bisakah kau menata piring dimeja?” so hyun mengangguk dan segera melakukan tugasnya. Jika kalian penasaran apa yang dilakukan chanyeol, ia tengah melihat-lihat perkembangan perusahaan. Sesekali chanyeol meminta pendapat tuan park mengenai saham. So hyun yang sudah menyelesaikan pekerjaannya segera menghampiri nyonya park dan membantunya menaruh makanan dimeja makan. Saat semuanya sudah tersaji, mereka makan bersama. Baekhyun yang baru bangun menyapa, “selamat pagi semuanya” chanyeol hanya menggeleng-geleng saat melihat penampilan baekhyun yang masih menggunakan piyamanya dengan rambut berantakan. “kenapa kau tak mandi dulu?” baekhyun duduk. “karena sarapannya sudah jadi, aku tak ingin makan makanan dingin” ujar baekhyun.

SKIP

Waktu sudah menunjukkan waktu sore hari, so hyun tengah tiduran dikasurnya. Entah kenapa hari ini ia hanya malas-malasan dirumah. Ponselnya berbunyi dan tertera nomor serta nama sojin disana.

“yeoboseo, waeyo sojin-ah?”

kau ada waktu hari ini?”

“ada, kenapa?”

sung jae mengajak ke kafe biasa kita berkumpul. Katanya ada yang ingin dibicarakan

“baiklah, aku akan segera kesana”

So hyun segera bersiap. Saat ia hendak ingin keluar rumah, chanyeol memanggilnya. “kau mau kemana?” so hyun menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap namja itu. “aku mau menemui sojin dan sung jae. Aku akan segera kembali” saat mendengar nama sung jae, perasaan chanyeol langsung kalut. “tunggu, aku ikut” so hyun menatap chanyeol bingung.

SO HYUN POV.

Saat ini aku tengah terduduk disofa ruang tamu menunggu chanyeol yang tengah bersiap. Aku memutuskan menelepon sojin.

yeoboseo. So hyun-ah, kau masih lama?

“begini, chanyeol ingin ikut. Apa tidak apa-apa?”

tunggu sebentar”

“...”

“kata sung jae sih tidak masalah.”

“baiklah”

TUT

Aku bisa melihat chanyeol turun dari lantai atas. Sekedar informasi, kamar namja itu berada dilantai atas. “kajja” ia berjalan mendahuluiku membuatku kesal. Didalam mobil, kami terdiam. aku berpikir, apa chanyeol memang tak tahu hari ulang tahunku? Aku sih tidak masalah kalau dia memang tidak tahu, tapi entah kenapa didalam lubuk hatiku aku sedikit sedih. Sesampainya dikafe, sojin menyambutku. “tunggu so hyun-ah. Sebelum kau masuk, bisakah kau memakai ini?” sojin memberikanku sebuah kain hitam. “apa ini?” sojin melangkahkahkan kakinya dan berdiri dibelakangku. “pakai saja” yeoja itu menutup mataku menggunakan kain hitam tadi. Ia menuntunku berjalan memasuki kafe. Entah kenapa aku merasa disini sangat sepi.

“bukalah penutup matamu” aku membuka penutup mata itu dan..

“SUPRISE” aku langsung terlonjak karena terkejut. Kertas-kertas kecil berterbangan , banyak orang disini dan aku bisa melihat sung jae membawakan sebuah kue ulang tahun. “HAPPY BIRTHDAY, KIM SO HYUN” ucap semua orang. Aku tahu orang-orang itu, mereka adalah teman-teman kampusku. Seketika aku tersenyum lebar kearah mereka. Aku terharu, ternyata masih ada orang yang ingat ulang tahunku. Sung jae mendekat kearahku, “tiuplah lilinnya”  aku memejamkan mataku, dan bertepuk tangan. “selamat ulang tahun, so hyun-ah” ucap sojin sambil menyerahkan kotak hadiah kepadaku. “gomawo.” Aku memeluk sahabatku itu erat. “ini, terimalah” sung jae menyerahkanku bingkisan kecil. “itu tak seberapa, tapi terimalah” aku mengambil bingkisan itu dan mengucapkan terima kasihnya.

Acara berjalan dengan lancar, tentu saja dengan mulutku yang sudah pegal karena terlalu lama tersenyum membalas kebaikan teman-teman kampusku yang tanpa hentinya memberikanku selamat. Bahkan kotak-kotak hadiah sudah menumpuk disudut kafe ini. Chanyeol sendiri hanya terdiam sambil meminum jus. Apa dia tak ingin mengucapkan selamat ulang tahun padaku? Ahh, apa yang kau harapkan so hyun? Bocah muka dinding itu tak mungkin melakukan hal seperti itu.
Waktu berjalan dengan cepat, satu-persatu teman-temanku mulai pamit pulang. Sekarang hingga tersisa aku, chanyeol, sung jae dan sojin. “ini aneh.” Aku menatap bingung kepada sojin.

“apanya yang aneh?”

“aku sudah mengundang min ah, tapi dia tak datang” aku hanya terkekeh canggung, mana mungkin ia mau datang keacara yang ditujukan padaku. “tak apa, mungkin dia sibuk” sung jae mendekati kami berdua. “siapa yang menyuruhmu mengundangnya?” sojin menatap kesal kearah sung jae. “dia kan teman kami, tentu saja akan aku undang. Ya kan, so hyun?” aku hanya tersenyum. Teman ya? Mana ada teman yang ingin merebut tunangan teman lainnya. “so hyun, mari kita pulang” ucap chanyeol tiba-tiba sambil menarik paksa lengan kiriku. “apa-apaan kau? Bisakah kau tidak kasar kepada so hyun?” ujar sung jae sambil menatap tajam chanyeol. “diamlah, ini bukan urusanmu” sung jae mendecih kesal menanggapi chanyeol. “bagaimana dengan hadiah-hadiahku?”

“aku sudah memasukkannya di mobil.” Aku bernapas lega. Kukira dia ingin meninggalkan hadiah-hadiah itu. Chanyeol menarik paksa lenganku membuatku meringis pelan. Dalam perjalanan, aku hanya menatap heran chanyeol yang memasang wajah kesal. Dia kenapa sih? Aku semakin bingung, jalan ini bukan jalan ke rumah. “yeol, kita mau kemana?”tanyaku, namun dia tak merespon membuatku kesal sendiri.beberapa saat kemudian, chanyeol memberhentikan mobilnya dipantai. Ia keluar dari mobil meninggalkanku di dalamnya. Apa-apaan dia itu? Dengan kesal aku keluar juga dari mobil dan berdiri dibalakangnya. Sekedar info, saat ini sudah malam hari. Bisa kurasakan angin menerpa wajahku membuatku menggesek-gesekkan pipiku menggunakan telapak tanganku. “apa kau kedinginan?” tanya chanyeol sambil menghadapku.

Aku tak merespon pertanyaannya karena masih kesal. Bisa kudengar kekehan kecil chanyeol. “kenapa kau tertawa?” tanyaku dengan nada kesal. “hidungmu memerah” aku membelalakkan mataku dan segera aku menutup hidungku. “ini karena cuacanya dingin” ujarku. “mau jalan- jalan?” tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Aku membalas uluran tangannya dan mulai berjalan bersama di tepi pantai. Genggamannya terasa hangat membuat hatiku tenang. “maaf” aku mendongak. “maaf kenapa?”

“karena telat memberikan ucapan selamat kepadamu” ia menatapku dengan sayu. Genggamannya ia lepas dan merogoh saku jas panjangnya. Sebuah kotak kecil sudah berada di genggamannya. “selamat ulang tahun” aku membelalakan mataku saat ia membuka kotak kecil itu. Sebuah cincin dengan bandul kristal yang menurutku sangan indah tertera disana. “i-ini untukku?” chanyeol terkekeh lalu mengangguk. Aku hanya mematung sambil menatap cincin itu. “apa kau tak suka?” aku dengan cepat menggeleng. Hei, siapa yang tak suka pemberian hadiah dari tunanganmu. “aku hanya tak menyangka kau ingat ulang tahunku” ucapku dengan wajah –yang kuyakini- merah padam.

“well, terima kasih kepada eomma kim yang selalu mengingatkanku selama 2 bulan sebelum ulang tahun anaknya” aku terkekeh. Chanyeol meraih tanganku lalu memakaikan cincin itu dijemari manisku lalu mencium punggung tanganku.
Tunggu..

Mencium??

MENCIUM?

Wajahku semakin merah padam atas perlakuan namja ini. “ayo pulang. Kau bisa demam berada diluar terus.” Aku hanya mematung saat ia menarik pelan menuju mobil. Sungguh, aku tak ingat mimpi apa semalam sehingga bisa diperlakukan seperti ini oleh chanyeol..

TBC
vote chapter ini jika kalian baper dan kalau votenya melewati ekspetasi, author akan update (canda kok?!) and please leave some comments!!

See you in the next chapter 👋👋

what wrong with you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang