2

802 39 3
                                    


Thomas segera menemukan sungai yang dimaksud Vina. Tentu saja tidak ada kesulitan sedikit pun karena ia sudah tahu letaknya sebelum vina memberitahunya. Thomas pergi ke tempat dimana ia secara tidak sengaja melihat Vina mandi beberapa waktu lalu. Dan benar saja, tidak jauh dari situ, terdapat jalan menuju ke bawah, ke sungai.

Ia tidak segera mandi. Bayangan tubuh indah Vina terus terbayang. Thomas duduk di tepi sungai dengan sebagian kaki tenggelam di aliran sungai. Ia melamun untuk beberapa saat. Bagaimana pun juga, ini adalah pertama kali baginya melihat tubuh perempuan tanpa sehelai benang pun dan secara alami tiba-tiba ia tertarik secara seksual kepada Vina. Rasanya cukup menyiksa.

“Sial. Mengapa aku harus melihatnya mandi. Kalau saja aku tidak mencarinya dan bersabar, mungkin aku tidak akan seperti ini dan semua akan baik-baik saja” gerutu Thomas.

Tapi ia segera mendapatkan ketenangannya kembali. Bayangan tubuh telanjang Vina perlahan menghilang. Thomas segera melepas pakaiannya, kemudian berendam di tepian sungai yang alirannya tidak terlalu deras. Ia menikmati mandi pagi itu dan berpikir bahwa semua akan baik-baik saja. Setidaknya ia merasa normal sebagai pria.

Setelah 20 menit berendam dan membersihkan diri, Thomas mengenakan kembali pakaiannya. Ia merasa segar. Dengan santai ia meninggalkan sungai tersebut dan kembali ke pepohonan kelapa. Walaupun kemungkinan kecil, tapi Thomas memiliki sedikit harapan bahwa ketika ia kembali ke tempat semula, akan ada Vina dan tim penyelamat. Harapan konyol. Dan Thomas tersenyum sendiri dengan rasa optimis yang barusan mencuat di hatinya.

Tapi kenyataan terlalu pahit. Hanya ada Vina di bawah pepohonan kelapa. Tidak ada tim penyelamat. Thomas melangkah mendekat tak terusik sedikit pun. Meskipun tidak ada tim penyelamat saat ini, beberapa hari ke depan mereka pasti akan menemukannya. Begitu pikiran Thomas memberi keyakinan pada diri sendiri.

Thomas segera menghampiri Vina yang duduk beralaskan sarung di tempat biasa. Vina tampak aneh. Thomas tidak tahu mengapa, hanya saja di depannya ada wanita yang tidak seperti Vina biasanya.

“Ada apa? Apa ada sesuatu yang salah?” Thomas menjadi orang pertama yang membuka percakapan untuk kesekian kalinya. Vina mendongak, menatap Thomas, namun ia tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

“Jangan khawatir. Tim penyelamat pasti segera datang” Baru saja Thomas mengatakan itu, ia kembali terangsang. Bayangan tubuh telanjang Vina kembali muncul. Thomas hanya bisa berpura-pura bersikap seperti biasa dan menahan diri untuk tidak melakukan hal yang memalukan.

“Bukan itu. Aku hanya merasa takut.” Vina berkata dengan lirih. Tidak seperti biasanya yang selalu berbicara dengan tegas.

Thomas tahu ada sesuatu yang berbeda dari perempuan di depannya. “Kau takut apa? Tidak terjadi sesuatu yang buruk kemarin. Meskipun kita terdampar, setidaknya kita masih punya persediaan makanan, kelapa untuk minum, dan kayu untuk membuat api di malam hari. Bersabarlah. Sebentar lagi tim penyelamat akan datang”. Thomas berusaha menghibur Vina.

“Jujur saja, Aku takut kepadamu. Tiba-tiba saja aku takut kalau kau….. ” Vina menghembuskan nafas panjang. Sedangkan Thomas masih terlalu kaget dengan apa yang baru saja ia dengar.

“Apakah kau pernah merasa tertarik secara seksual kepadaku, Thomas?” Vina tampak ragu dengan kata-katanya sendiri.

Thomas terkesan dengan insting Vina yang menyadari kebenaran semacam itu. Namun harga dirinya terlalu tinggi untuk mengakui hal memalukan semacam itu. “Kau gila. Kita sudah bersama sepanjang hari, siang dan malam, dan tidak ada hal buruk yang kulakukan kepadamu. Bagaimana mungkin kau menanyakan hal memalukan semacam itu.” Thomas tidak mengakui kebenarannya.

“Tapi jika itu benar, mungkin saja seks adalah kesenangan terakhir yang bisa kita lakukan bersama sebelum kita mati. Aku tidak pernah melakukannya sepanjang hidupku dan mungkin rasanya akan menyenangkan. Tapi itu jika kau mau dengan sukarela. Dan jangan pernah berpikir bahwa aku akan memperkosamu. Mengerti” Thomas bersuara dengan keras. Ia berakting seolah-olah kesal dengan pertanyaan Vina dan mengatakan setengah kebenaran yang ada di pikiran.

Pulau Cinta ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang