Bagian I

205 13 7
                                    

Hai? Aku harap kau masih mengingatku, mengingatku sebagai adik tingkatmu yang manis.

Bagaimana kabarmu? Aku harap kau baik, walaupun kau jauh di sana, aku selalu berdoa pada Tuhan agar kau selalu diberkati oleh-Nya.

Jangan tanyakan aku di sini, aku masih sama. Setelah kepergianmu yang sangat tiba-tiba, aku masih terdiam belum menyentuh roda kehidupan yang seharusnya berputar, semua kenangan itu selalu membelenggu hati dan otakku. Mereka membandel tak mau mendengarkan realita yang terus berteriak.

"Bodoh"

Begitu katanya. Persetan dengan realita, aku diam, bahkan aku malah memutar kembali kenangan yang takkan pernah usang seiring dengan denting jarum jam yang terus berdetak.

Apa kau ingat awal kita bertemu?

' Mau bergabung dengan komunitas kami?'

Ajakmu saat itu. Mahasiswa laki-laki berperawakan tinggi dengan gigi kelinci, badan berotot yang dibalut jaket almamater berwarna biru tak dikancing serta kaus putih polos di dalamnya. Tak lupa tas punggung yang kau selampirkan di bahumu.

Waktu itu, aku masih polos, seorang mahasiswa baru yang tengah mencari jati dirinya dalam deruan ombak manusia di dalam lapangan kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu itu, aku masih polos, seorang mahasiswa baru yang tengah mencari jati dirinya dalam deruan ombak manusia di dalam lapangan kampus. Kau tersenyum sembari memberiku secarik kertas. Aku memandang kertas itu, kemudian aku melihat name tag yang kau kenakan.

Jeon Jung Kook.

Tulis name tag itu.

'tak apa kalau kau tak bisa menari, akan aku ajari sampai kau bisa'

Ucapmu. Aku hanya berdiam diri memandangmu. Bukannya aku tak bisa berbicara atau apa, hanya saja, saat itu aku terpana akan parasmu yang aku pikir, tampan.

Ujung bibirku terangkat membentuk sebuah senyuman saat aku mengingatnya.

Namanya Jeon Jung Kook, seorang mahasiswa seni musik, aku tak tahu ia semester berapa, yang aku tau ia adalah kakak tingkat.

Setelah itu, seakan kau lenyap ditelan bumi, tak ada kabar sama sekali. Aku sama sekali tak berminat pada tari saat itu. Tapi, selang beberapa minggu setelah itu, aku melihatmu lagi.

Aku melihatmu meliuk dengan eloknya di atas panggung sana bersama dengan beberapa orang lainnya. Untuk beberapa saat, mataku terkunci dengan indahnya matamu yang tengah mencoba memasuki pikiranku lebih dalam. Menaburkan beberapa getaran listrik yang memicu jantungku lebih cepat berdetak dari biasanya.

***

Ohayou! Jd aku kembali dengan work baby jungooo UwU. Hope you like it bby. Jadi ini bakal terdiri dri 3-5 bagian doang,soalnya emang pendek heuheu. Kindly gimme your vote and comment below 💖 merci

Oh iya, ada mark lee biased? Or koeun biased? Or even you are a markoeun shipper? Kindly check my another story 🌞 thankyou!

Gantung ; Jeon Jung Kook ✅ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang