Votenya jangan lupa, gais
***
'Ck, gue bingung caranya bikin quotes,'
-Rivanya Azalla-
***
Ia membawa senampan makan malamnya dengan hati-hati, takut jika kuah sop iga yang kini dibawanya akan mengenai tangannya lagi. Seperti tadi, saat ia tergesa-gesa mengambil semangkuk sop iga lengkap dengan nasinya.
Kali ini harus hati-hati, pikirnya sambil meneruskan langkahnya menelusuri celah-celah meja bulat yang sudah setengah terisi siswa-siswi yang mulai memandanginya dengan tatapan beragam.
"Njir..., karismanya ampe kerasa ke hulu hati,"
"Unch.., bad tapi handsome. Langsung jatuh cinta dah gue,"
"Ye.. langsung kepincut ni bocah,"
Bisikan-bisikan itu membuatnya terganggu sehingga ia harus merogoh-rogoh saku celana jeansnya untuk mengambil earphone dan memasangkannya ke kedua telinganya yang sudah sedikit memerah.
Atmosfir ruang makan semakin sesak dan bising seiring bertambahnya siswa-siswi yang mulai berdatangan dan langsung mendudukan diri di meja yang masih kosong sambil sesekali mengobrol ringan dengan teman-teman mereka.
Sam sudah hampir mendekati pintu belakang dengan langkah kakinya yang lebar dan tenang, berniat keluar dari ruangan ini dan menyusul teman-temannya yang mungkin sudah jumpalitan di room X.
Ini sudah menjadi rutinitasnya. Tak pernah mau bergabung di ruang makan yang selalu bising dan gerah setiap kali ada beberapa cewek yang mendekatinya termasuk Reren, ratu populer yang banyak disegani cowok-cowok, tetapi sayangnya ia sudah lama naksir dengan satu cowok, Sam.
Namun, baru saja ia ingin melangkah melewati dua meja bulat yang sengaja di dekatkan. Seseorang tiba-tiba berdiri secara tiba-tiba dan tak sengaja menyenggol nampan Sam yang masih berisikan makan malamnya, mana masih anget, tuh.
Berantakan sudah. Semua tatapan bingung dari seisi ruangan ini langsung mengarah kepada mereka. Sepiring nasi dan sopnya tercecer di lantai, bercampur dengan beling-beling kecil tak kasat mata.
Vanya reflek langsung menjatuhkan pandangannya ke arah lantai, menatap sop iga yang sudah tercecer di lantai dengan wajah memelas. Mungkin jika dilihat secara animasi, ilernya mulai keluar dengan mata berbinar-binar.
"Goblok..!"
"ANJERR!! PANASS WOII!! GILAK!" Jerit Kayla yang mulai menunduk sambil sesekali menahan rasa panas yang sudah menjalar ke seluruh punggunya dan hal itu sukses membuat Vanya terbuyar dari lamunan singkatnya.
Vanya memang tak sengaja menyenggol nampannya. Namun, kuah panas tersebut hanya mengenai pundak sebelah kiri dan kedua kakinya. Piring yang sudah berubah menjadi beling-beling kecil kini tercecer di atas kaki Vanya. Kedua kakinya terluka dengan darah yang sudah mewarnai setengah kaus kakinya.
Namun, Kayla lah yang lebih parah. Kepala bagian belakangnya terbentur mangkuk sampai seluruh punggungnya pun terguyur kuah panas. Dan Vanya malah sempat-sempatnya bengongin sop yang udah tumpah. -_-
KAMU SEDANG MEMBACA
La Mia Speranza
Ficção Adolescente⚠⚠Cerita ini tidak diperuntukkan untuk plagiarisme⚠⚠ (HIATUS) ______ "Kak, perasaan itu kalau digantung ternyata gak enak, ya? kayak ada yang ngeganjel gitu," •Rivanya Azalla• "Lo mirip komodo, deh. Galak, langka...