In Love

6.7K 978 193
                                    

Terimakasih atas respon luarbiasa kalian di chapter sebelumnya, oh ya dan sebagai informasi tambahan, Affection itu hanya oneshoot jadi gak ada sambungannya ya^^

Untuk yang membaca songfic ini, jangan lupa memainkan Roy Kim ㅡ Only Then sebagai bgm nya, thanks!

.

××

.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan di pintu itu menarik perhatian keempat gadis dalam ruangan tersebut, awalnya mereka hanya saling berpandangan saat sang manajer muncul dibalik pintu tersebut. Empat gadis yang masih mendudukkan diri di atas lantai practice room itu langsung bangkit, saat melihat ekspresi keruh di wajah pria itu.

"Lisa"

Gadis itu tak berbicara apapun, namun ia langsung bangkit seolah telah mengetahui perkara yang menanti dirinya.

Keduanya berjalan bersisian menelusuri koridor gelap gedung YG. Ketiga member lain tadi langsung menahannya saat gadis itu hendak bangkit, mereka benar-benar kebingungan. Kenapa Lisa dipanggil, apakah dia membuat masalah? Atau perkara debut solo? Tapi bukankah Rosé yang mendapatkan giliran setelah Jennie?

Namun gadis itu tak menjawab apapun, ia hanya tersenyum kecil dan meyakinkan ketiga unnie nya jika segalanya baik-baik saja. Iya, segalanya akan baik-baik saja. Itu pasti. Sekalipun jantungnya berdebar kencang seolah hendak melompat keluar kapan saja, Lisa terus menekan dadanya dan meyakinkan diri jika segalanya masih baik-baik saja.

Lantai 7

Lift berdenting setelah mereka tiba di lantai keramat itu, Lisa tersenyum miris merasakan sensasi mendebarkan yang diceritakan Seungri oppa padanya. Lisa ingat sekali, saat episode My Ugly Duckling Yang menampilkan Blackpink di cafetaria YG itu ditayangkan.

Saat Seungri mengatakan 'Jika dapat, sebaiknya kalian menghindari lantai tujuh', dan 'Kalian boleh berkencan, tapi jangan sampai ketahuan'. Lisa ingat sekali saat itu ekspresi wajah Jennie berubah kikuk sambil melirik kearahnya, benar, hanya Jennie yang mengetahui perkara dirinya yang berkencan dengan Taehyung.

Tok

Tok

Cklek

Plakkk

Kedua mata Lisa terpejam saat lemparan sebelah sandal itu mendarat tepat pada tembok disisi sang manajer, ia menelan ludah gugup dan sang manajer menunduk penuh sesal. Tangannya gemetar, ia sampai mengepalkannya karena gugup. Tidak, Lisa tidak takut. Ia tak peduli karena ini memang kesalahannya. Satu-satunya yang ia khawatirkan disini adalah sang manajer.

Bagaimana jika manajernya menjadi sasaran amukan Yang sajangnim?

Bagaimana jika manajernya harus mendapatkan masalah karena dirinya?

Lisa menggigit bibirnya, merasa begitu bersalah pada sang manajer.

Disaat keberanian itu berkumpul dalam benaknya, Lisa memilih maju selangkah menghadap sang direktur utama. Ia menatap Yang sajangnim dengan begitu berani, tak ada setitik keraguan pun dalam benaknya. Melihat keberanian Lisa membuat Yang Hyun Suk menghela nafas, ia menggeleng pelan.

♪ Only Then [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang