Perawan bahu Lawehan

DARI MANA KUTUKAN ITU BERASAL

Perawan Bahu Lawehan

Ada sebuah legenda yang menceritakan, dahulu kala ada seorang raja yang tengah mengadakan pesta perayaan ulang tahunnya. Ia mengundang semua sahabat karibnya dari kalangan Jin dan manusia. Namun siapa sangka kebaikan sang raja malah mencelakakan keluarganya.

Dia bernama Gadra, Raja Jin yang diam-diam mencintai putri raja Dewi Citra. Gadra sadar perasaannya pada Dewi Citra bukanlah perasaan wajar, dia Jin dan Citra manusia. Namun citra sangatlah cantik rupawan hingga sang iblis pun jatuh cinta pada pertemuan pertamanya. Cinta itu begitu kuat hingga membuat Gadra tak tahan membendung diri.

Di suatu malam yang dingin dengan kekuatan yang ia miliki Gadra berhasil merebut hati Dewi Citra, kemudian hubungan terkutuk itu pun terjadi tanpa sepengetahuan istana yang sudah dilengahkan Gadra.

Sehari kemudian Citra hamil, namun perutnya membesar layaknya ia sedang mengandung 12 minggu. Seluruh istana gempar, Raja murka lalu memutuskan persahabatannya dengan Gadra. Sang raja pun mengusirnya dan melarang Gadra kembali ke Istana selamanya.

Di pagi yang mendung Raja mendatangkan tabib ke kamar dewi Citra untuk menggugurkan janin berdarah campuran itu. Namun sang Putri memohon agar buah cintanya dengan Gadra dibiarkan tetap hidup, jika tidak ia pun mengancam akan mencelakakan diri. Karena sang raja sangat menyayangi Citra ia pun menuruti puterinya.

Seminggu kemudian tepat di malam purnama, seorang bayi perempuan cantik lahir ke dunia dengan tanda lahir berupa tanda hitam sebesar logam tembaga di bahu sebelah kirinya.

Tahun-tahun berganti, cucu raja tumbuh menjadi gadis yang amat cantik, dan cerdas. Semua ketrampilan wanita seperti memasak, berhias, menyulam, berkuda dan memanah ia kuasai. Namun sayang ia tetaplah anak Iblis yang dikutuk.

Menginjak dewasa dan mengenal cinta cucu raja hidup menderita. Setiap kali mengenal pria dan jatuh cinta pria itu akan mati mengenaskan. Tetua istana berkata itu adalah kutukan alam dan akan berakhir jika ke-7 lelaki sudah mati karena mencintainya.