02

564 78 14
                                    

Bagian Dua
Bandit?
Duh, Jangan Bercanda

Cameo pada bagian dua

Rockhyun [100%]

|
H
R
|

Sebuah kereta kuda terlihat meluncur melewati jalan setapak. Di kanan dan kirinya terapit oleh hutan lebat.

“Haahh..." suara desah pria yang duduk bertopang dagu memandang ke arah luar jendela. Dalam diam menikmati hijaunya ciptaan Sang Kuasa. Mata rubahnya memancarkan raut wajah bosan.

“Berapa lama lagi kita sampai di kerajaan?" Pria itu mengalihkan pandangannya pada Minki. Suara beratnya mengalihkan atensi pemuda yang duduk tepat di samping.

Minki menutup buku yang sedari tadi dia baca. Mengambil jam saku yang selalu dibawanya.

“Hemm, mungkin 15 menit lagi kita akan sampai di depan gerbang kerajaan,” ujar Minki menimang-nimang perkiraannya.

“Masih lama ternyata," sahut Minhyun dengan nada dingin. Kembali menatap pemandangan di luar yang sudah mulai tergantikan dengan hamparan tanah luas dan pegunungan di sisi barat.

Ringkikan kuda nyaring terdengar. Setelah itu kereta terhenti tiba-tiba.

“Ada apa ini?!” seru Minhyun dengan aura yang tidak mengenakan.

Minki yang merasakan firasat buruk, segera membuka jendela yang tertutup kain  merah, ia terkejut.

“Ah, Tuan! Tuan diam saja di dalam. Jangan keluar!” seru Rockhyun.

Rockyun menjauh dari kereta, ia mulai menghalau pedang serta tombak yang mengarah padanya. Pria itu bertarung dengan lima bandit yang berniat membajak kereta Minhyun.

“Ada apa? Kenapa kita masih berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan?”

Minki diam, mencoba tetap tenang dan mempercayakan pertarungan itu pada Rockhyun.

“Minki kenapa kau terlihat pucat? Sebenarnya apa yang terjadi di luar? Kenapa terdengar suara benturan dan bunyi pedang seperti ada yang bertarung saja,” deretan pertanyaan dari Minhyun membuat Minki bingung harus berkata apa.

“Braakkkk!” Suara tubrukan pada kereta bagian kiri membuat kuda yang tadinya diam kembali terdengar panik.

Membuat Minhyun semakin penasaran.

“Tuan, Anda sebaiknya di sini saja. Aku akan memeriksa keadaan di luar sepertinya ada yang tidak beres.”

Minki bergegas keluar dari kereta dan menemukan Rockhyun telah bersimbah darah di bagian kiri tangannya.

“Ya ampun, Rockhyun! Kamu tidak apa-apa?!” teriak Minki saat melihat Rockhyun terluka tidak parah namun cukup membuat Rockhyun meringis karena sayatan yang dia dapat.

“Tuan awas!” seru Rockhyun yang mendorong Minki hingga dirinya terjatuh ke belakang saat salah satu bandit berbadan besar hendak melayangkan pedangnya pada punggung Minki.

“Haahh haahh hampir saja,” serunya terkejut kemudian bangkit dari tempatnya menahan sebuah tombak yang teracung tepat di depan dadanya.

Dengan penuh amarah Minki menarik tombak itu hingga sang pria yang tadi ingin menyerang mendekat ke arahnya. Dengan sekuat tenaga Minki menendang perut pria kurus yang mencoba menyerangnya itu hingga jatuh tersungkur.

“Kurang ajar kau!” seru pria bertubuh tambun, sepertinya pria itu adalah pemimpin dari empat pembajak itu.

“Serang!” teriak si pimpinan memerintahkan tiga bandit yang tersisa.

Become A Consort Of Prince JaehwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang