Five : That Night

1.4K 191 30
                                    

Happy Reading~ ^^

Warn: Kissing Scene.

Siaran televisi yang menyala sedari tadi tidak sama sekali diperhatikan oleh gadis bermarga Kang ini. Dirinya disibukkan dengan kegiatan mengelus puncak kepala sang sahabat serta mengamati keindahan dari wajah Irene yang tengah tertidur sekarang.

Seulgi sama sekali tak menyangka setelah perbincangannya dengan Irene yang terlalu manis itu usai, Irene segera memeluknya dan menangis dalam pelukannya.

Membuat Seulgi tersenyum dalam diam, membagi kehangatan bersama sang sahabat yang sudah ia sadari; ternyata adalah orang yang ia sukai.

Seulgi memilih untuk terus-menerus memandangi wajah sempurna Irene. Lihatlah bagaimana kedua mata itu terpejam indah, hidung yang terpahat begitu apik, bibir merah delima yang sungguh indah.

Ah, Seulgi sesak napas jadinya.

"Kenapa kamu indah banget sih, Rene?"

Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya tanpa saringan. Toh, Irene tengah tertidur. Kalau dalam keadaan sadar, pasti Irene sudah memukul kepala Seulgi sekarang juga.

"Eungh~" lenguhan perlahan keluar dari bibir Irene.

Seulgi sedikit terkejut, juga memundurkan tubuhnya yang sepertinya memang terlalu dekat dengan Irene—jaga-jaga kalau nanti Irene bangun dan akan memukulnya.

Tapi, Seulgi justru dibuat menganga kala Irene menariknya untuk semakin merapatkan tubuh mereka berdua.

Berbagi kehangatan, juga pelukan. Ya Tuhan, ini semua membuat Kang Seulgi merasa pusing setengah mati.

"Hey, ayo pindah ke kamar." Seulgi mencoba mengalihkan pikirannya.

Irene hanya bergerak sedikit, sebelum parahnya lagi mengalungkan kedua lengannya dileher milik Seulgi.

Seulgi tentu saja terkesiap, gadis tomboy kelahiran 1994 itu ingin bergerak mundur; namun Irene seolah mendekapnya dengan sangat erat.

"Ugi... Hhh~ jangan tinggalkan aku."

Irene meracau, padahal Seulgi sedaritadi terdiam ditempatnya.

"Aku tidak akan pergi kemana-mana."

Irene mengangguk perlahan, kemudian membuka kedua bolamata cantiknya tersebut; membuat Seulgi kagum setengah mati.

"Ahhh~ Seulgi, aku mau menciummu, boleh?"

Tidak. Ini sudah keterlaluan.

"Irene, hentikan semua ini. Ayo kuantar ke kamarmu."

Hey! Seulgi itu suka pada Irene! Mana mungkin ia akan menolak kalau Irene mengajaknya berciuman? Persetan dengan gender mereka yang sama atau apalah itu, Seulgi sama sekali tidak perduli.

Hanya saja, Seulgi sudah pernah berjanji akan menjaga Irene seutuhnya. Dia tidak mungkin memiliki keberanian untuk menyentuh Irene sejauh itu.

"Ugiii~ aku yang memintamu untuk menciumkuuu! Apakah aku kurang menarik perhatianmu, hm? Apakah aku tidak cantik, Gi?"

Ya Tuhan, ingin rasanya Seulgi mati.

"Pst~ hey, kamu cantik, sangat. Tapi aku tak mungkin melakukan hal itu." Bisik Seulgi tepat ditelinga Irene.

"Ke-kenapa?" Tanya Irene masih setengah sadar.

"Karena aku terlalu mencintaimu, Rene. Aku tidak akan berani menyentuhmu sampai sejauh itu." Lirih Seulgi.

Irene mengerling nakal, "Bahkan jika aku yang memintamu untuk menyentuhku?"

Seulgi mengerang, segera membanting tubuh mungil Irene keatas sofa dengan ia yang berada diatasnya.

Impian Seulgi selama ini akhirnya terwujud, memegang kendali sepenuhnya atas diri Bae Irene.

"Kamu yang meminta, jangan salahkan aku kalau aku tak bisa menahan diriku sendiri."

Maka dengan itu, Seulgi melupakan segala macam perkataannya sebelumnya untuk tidak menyentuh Irene. Irene terlalu manis untuk dilewatkan, lagipula ia sudah menunggu terlalu lama untuk hal seperti ini.

Seulgi mendekatkan wajahnya ke wajah sayu milik Irene, menghirup dalam-dalam aroma khas Irene yang menguar dari sahabat cantiknya ini.

Kemudian, dalam sekejap Seulgi sudah mengecup bibir ranum milik Irene. Hanya kecupan biasa, namun semakin rakus dan ganas.

Seulgi melumat, baik atas maupun bawah bagian bibir Irene tak luput dari lumatannya. Dengan sedikit tega, Seulgi menggigit bibir Irene; hanya untuk membuat gadis mungil yang mirip kelinci itu melenguh dan membuka mulutnya—memberi akses lebih bagi Seulgi untuk segera mengobrak-abrik isi mulutnya.

Irene mendesah tertahan kala Seulgi memasukkan lidahnya kedalam mulut Irene. Menjilati apapun yang berada didalam sana, mengajak miliknya berperang, juga membuat Irene merasa ingin terbang.

Ini nikmat. Irene menyukainya. Terlebih karena Kang Seulgi yang melakukan hal ini padanya.

"Hngh~" desah Irene kala Seulgi melepaskan ciumannya.

"Maaf dan terimakasih atas ciumannya, Rene. Aku mencintaimu. Tidurlah, ini sudah malam." Seulgi mencoba bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

Namun, Irene menggeleng. Ia cemberut dan segera memeluk erat Seulgi.

"Aku mau ciuman Kang Seulgi lagi, boleh?"

🌚🌚🌚

Maaf kalau pendek ya, aku lagi gak mood nulis. Hwhwhw :')

Dua chapter lagi menuju END, yeeey!

Terimakasih yang sudah memberikan dukungannyaaaa! Love you all 🌟

-Ra

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Writed • SeulReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang