Part 16

2.9K 171 36
                                    


"hard to believe"

.
.
.
.
.


Sehun terdiam dengan ekspresinya yang kali ini tidak bisa Luhan baca, ketika dia mengatakan

Aku hamil

Yang dilakukan Sehun hannya menatapi wajah Luhan tepat ke ke dua mata cantik yang beberapa detik lalu berbinar sebelum keterdiaman Sehun mengusiknya.

Luhan juga tidak lagi bersuara dan hannya membiarkan Sehun bergerak turun dari ranjang lalu menuju lemari. Tangannya sibuk mengacak isinya, memastikan pakaian yang cocok di kenakan Luhan, mengingat namja cantik itu masih bertelanjang sepenuhnya.

Sehun kembali menghampiri Luhan, memasangkan piyama miliknya ketika dia berumur 15 tahun, tidak buruk untuk Luhan kenakan, tidak terlalu longgar.

Saat jemari Sehun memasangkan kancing piyama itu, matanya beralih menatapi perut datar Luhan. Lagi Luhan tidak dapat membaca apa yang Sehun rasakan sekarang, dan Luhan tidak dapat lagi menahan hasratnya untuk bersuara, tapi Sehun lebih dulu memecah keheningan.

" aku akan mengantarkanmu pulang Lu " katanya sembari meraih mantel hangat yang tersimpan di dalam lemari.

" tidak mau " jawab Luhan ketika Sehun menyerahkan mantel tersebut kepadanya.

" kau mau apa?
" mau ku apa? " Luhan menimpali Sehun dengan bertanya balik.
" Lu...kau harus pulang, aku juga akan menjemput Deep di-"
" Deep bersamamu, mana dia? " tanya Luhan yang antusias ketika Sehun menyinggung soal remaja tampan itu.
" dia bersama Jihoon, mungkin di kediaman adikmu "
" kita ke sana "

Luhan meraih mantel yang masih di tangan Sehun, lalu bangkit dan lebih dulu turun ke bawah.

Sehun sedikit syok, pasalnya dia mendengar derap kaki Luhan yang menuruni anak tangga begitu tergesa.

Jangan sampai kau jatuh Luhan, anak kita taruhannya

Hati Sehun memghangat ketika dia mengatakan anak kita, bahkan sejak Luhan mengatakan dia hamil, benar-benar kejutan baginya.

Sehun senang, bangga tapi dia harus memastikan satu hal, apakah Luhan sama dengannya, atau justru menolak kehadiran anak mereka, entahlah, dan Sehun juga tidak dapat membaca tatapan Luhan saat itu.

.
.
.
.

Sehun mengemudikan mobil di kecepatan rata-rata, malah sedikit lambat rasanya. Dia melakukan itu karna fikirannya yang penuh. Melirik Luhan yang duduk di sebelahnya memandang lurus ke depan.

Tidak ada yang bersuara kecuali deru mesin mobil yang nyaris tidak terdengar itu, Luhan membawa telunjuknya membuka dashboard depan mobil terbarunya.

Meraih sebuket kecil bunga dandelion yang dia beli sebelum ke rumah Sehun, setelah dia pergi ke rumah sakit memastikan apa yang mengganjal di fikirannya.

Kau hamil Luhan, usianya sudah memasuki minggu ke dua

Ucapan Dokter pribadinya itu sontak membuatnya kaget, tapi setelahnya dia lega, karna ini jugalah yang dia inginkan, selain Sehun, dia juga ingin anak dari Sehun.

Hard To Believe " HunHan " ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang