あいして

720 119 2
                                    

"Mom!!! Mommy!!! Ahahaha Daddy menggelitiki Sowon"

"Hyunjin! Jangan menggelitiki Sowon, nanti dia mengompol"

"Baiklah baiklah, Daddy sudah menceritakan cerita untukmu kan? Sekarang Sowon tidur ok? Besok Sowon kan harus masuk sekolah"

"Aye aye Daddy! Good Night!"

"Night too sweetie"

Hyunjin segera berbalik setelah menutupi setengah badan Sowon-Anaknya-lalu mematikan lampu kamar Sowon.

Hyunjin menutupi pintu kamar Sowon dengan pelan agar tidak mengganggu tidur Sowon.




"Babe? Kau sudah tidur?"


"Belum kok"


"Eumm ritual?"



Ahhh



Sshh


Anghhh Hyunjinnhh



Ahhhh


Ahhh Lunaaaa

.
.
.

Rosas Blancas
.
.
.



"Dokter Yang? Tuan Christopher menunggu di ruangannya"

"Baiklah, terima kasih Rilly"

"Sama sama Jeongin"

Jeongin membuka pintu ganda dengan ukiran bunga mawar serta warna Coklat gradasi.

"Chan Hyung? Ada apa?" Tanya Jeongin yang masih berdiri didepan pintu

"Sudah 3 tahun berlalu Jeong, kau masih menutupi hatimu?"

"Sama seperti jawabanku sebelum-sebelumnya"


"Rosas Blancas akan terus terngiang dihadapanku"



"Baiklah aku tak akan memaksamu, tapi Dokter Go sungguh ingin mengenalmu lebih dalam"

"Cukup kenal diluar saja, aku tak mau orang lain mengetahui diriku sebenarnya"




Brakk!

"Rilly? Tolong sampaikan kesalku kepada sepupumu itu"

"Tenang saja Jeong, akan ku tinju rusuknya untukmu"

"Terima kasih Rill"

"Sama sama"








"Jeong? Maafkan aku"

"Diamlah Hyunjin, aku sudah mendatangi surat perceraian ini. Kau bisa bahagia bersama Luna. Maaf merusak hubungan kalian"

"Aku sungguh min-

"Berhentilah meminta maaf karena aku sudah memaafkanmu"

Hyunjin mengeluarkan setangkai bunga mawar dari dalam mobil dan memberikan bunga itu kepada Jeongin. Mereka sedang berada di parkiran rumah sakit saat ini.

Jeongin mengambil bunga itu, lalu menghirup dalam bau dari bunga itu. Seperti terakhir kalinya dia akan menghirup bau bunga itu. Dia tersenyum lembut, senyuman itu menenangkan hati Hyunjin sekaligus menyayat hatinya. Karena air mata sang rubah lolos begitu saja dari pelupuk mata sang rubah.

"Terima kasih telah mau jujur kepadaku tentang perselingkuhan kalian, aku menyukai oranh yang jujur. Tetapi jujur juga menyakitkan ya? Rasanya seperti hati yang masih berdetak di sayat dengan pisau bedah"

"Jeong"

"Rosas Blancas, bunga pertama kau beri untuk memikat hatiku. Dan bunga terakhir untuk mengucapkan perpisahan hm? Sungguh Kebohongan yang murni"

"Jeong ak-

"Selamat menempuh rumah tangga yang baru Hyunjin Hwang, hei baby? Ucapkan salam perpisahan kepada papamu"

"Jeongin kau bercanda kan?"

"Terima kasih Hyunjin, saya undur diri dulu. Saya tidak akan lupa dengan persidangannya. Sampai bertemu di persidangan"

Jeongin segera berbalik dan membawa dirinya serta janin kecil dan bunga mawar ditangannya kembali masuk kedalam rumah sakit miliknya sendiri.

.
.
.
Rosas Blancas
.
.
.

"Jehyun? Jangan berlarian dalam apartmen!"

"Iya iya Poppa. Poppa? Apa Je bisa ikut Poppa ke rumah sakit?"

"Iya kau bisa, tapi berdiam di dalam ruangan Poppa ok? Kalau ingin bermain suruh Yoona Eonnie temani ke bangsal anak anak ok?"

"Arra!"

"Sama seperti ayahmu"

"Apa Poppa? Jeje tidak mendengar kata Poppa"

"Tidak sayang, Poppa hanya bergumam tentang pekerjaan Poppa"










------

Yuhuuu

RosasBlancas otw end ehe.

Gaje ya? Iya lah....



rosas blancas ──HyunJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang