いち

969 148 16
                                    


15 september 2019

Pagi yang indah diawali dengan





TIINNNN TIINNNN!!


"Astaga Hyunjin! Bisakah kau tak membunyikan Klakson mobilmu itu, kau bisa mengganggu tetangga tahu! Aku sudah mengatakan ini berulang kali"

Pria berkawat gigi, yang memarahi pria bernama Hyunjin itu terlihat kesusahan karena dia sedang memakai sepatunya sambil berjalan.

"Sudah kukatakan berulang kali juga, jangan memakai sepatumu sambil berjalan"

"Terserahku, ini diriku. Apa masalahmu?" Tanya Pria berkawat gigi itu sambil berkecak pinggang di depan mobil Pria bernama Hyunjin itu

"Jeong? Kau ini susah dibilangkan ya? Kau akan jatuh nanti, aku tak mau wajah jelekmu akan semakin jelek nanti jika kau terjatuh"

Pria yang dipanggil Jeong itu, atau dikenal dengan nama Jeongin. Mukanya memerah samar, tidak tahu dia memerah karena malu atau karena marah. Hanya dia yang tahu









.







"YA!!! BERUANG JELEK! DASAR BIBIR KELEBIHAN KALSIUM MAKANYA JADI BESAR BIBIRMU! TAK TAHU DIRI! MENGATAI ORANG LAIN TANPA BERKACA" Jeongin berteriak, dia tak perduli jika nanti tetangga-tetangganya akan memarahinya nanti. Tapi untuk sekarang dia akan fokus membunuh pacar beruangnya.



Sebentar. Pacar? Mereka berdua pacaran? Ya tentu. Mereka sudah memasuki bulan ke 25 dalam masa pacaran mereka. Sudah melewati namanya LDR, Putus-Nyambung, bahkan Seling berselingkuh mereka pun pernah. Tapi kata Hyunjin, semua itu adalah cobaan untuk memperkuat cinta mereka berdua, Hyunjin dan Jeongin.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat ini mereka berdua sudah sampai dihalaman kampus, Jeongin sudah tidak marah kepada Hyunjin, karena saat perjalanan kemari Hyunjin memberikan buku Ensiklopedia tentang Tulang manusia. Buku yang dia cari-cari disemua toko buku di kotanya, selama hampir 3 bulan terakhir. Dia tak tahu bagaimana Hyunjin bisa mendapatkan buku yang mahal dan langka ini, karena setahu Jeongin buku ini melebihi harga Hp jadulnya ini.

Jeongin terus memeluk buku ensiklopedia yang diberikan Hyunjin itu selama perjalanan mereka ke Fakultas Jeongin. Jeongin dan Hyunjin memilih beda Fakultas, Jeongin mengambil Fakultas Kedokteran dengan Jurusan Kedokteran Umum, dan Hyunjin mengambil Fakultas Seni dengan Jurusan Seni & Musik. Perbedaan yang sangat mencolok diantara mereka berdua.

Saat ini mereka sudah berada didepan Fakultas Kedokteran Jeongin, banyak mata yang menatap mereka dengan Pujaan ada juga dengan tatapan benci, adapun pujian serta makian untuk mereka berdua. Pujian yang mereka dapatkan seperti,

'wah kalian sangat cocok'

'Jeongin imut, Hyunjin tampan. Pasangan yang serasi'

'Dokter dan Seniman. Pasangan yang lucu'

Dan yang lain lain, tetapi untuk Makian yang mereka dapatkan yaitu seperti

'cih homo'

'Jeongin tak pantas bersanding bersama Hyunjin, lebih pantas adalah aku'

Dan kata kata lainnya yang membuat kadang Jeongin merasa memang tak pantas menjadi pacar seorang yang Tampan, Kaya. Tetapi Hyunjin selalu memberikan pengertian kepada Jeongin, bahwa Hyunjin tak pernah memilih orang dengan status dan derajat mereka, tetapi memilih dari hati mereka.

Hyunjin memeluk Jeongin, lalu mengecup kening Jeongin. Jeongin masih diam dengan posisi tak balas memeluk Hyunjin karena dia masih nyaman memeluk buku barunya, dan jangan lupakan semburat merah semu di pipinya yang menambah kesan manis dalam diri Jeongin.

rosas blancas ──HyunJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang