03

52 13 0
                                    

"Argh, ini bagaimna sih? Apakah aku harus menandatanganinya?" Jinyoung benar2 bingung apakah dia harus menerima tawaran kerja sama itu atau tidak. Tidak ada pilihan lain bagi dirinya kecuali memanggil Jisoo untuk membantunya
"Aku harus memanggil dia? Ini benar2 menjengkelkan" Dengan rasa malas dia menghubungi Jisoo lewat ponselnya

"Cepat masuk ke ruangan ku"
"Baiklah"

"Ada apa tuan?"
"Kemari" Jinyoung memberikan isyarat kepada Jisoo agar duduk disampingnya
"Bagaimana menurutmu, apakah aku harus menerima kerja sama ini?"
"Kurasa tidak tuan. Sebentar aku akan menjelaskan apa yang akan terjadi jika kau bekerja sama dengan perusahaan itu" Jisoo mulai membuka laptopnya dan menjelaskan kepada Jinyoung

Setelah lama Jisoo menjelaskan....
"Jadi, jika kau menerima kerja sama ini mungkin saham perusahaan kita akan turun"
"Oh, baiklah" Jinyoung kembali menatap layar laptop

Drrtt..drrtt.... Bunyi telfon Jisoo yang berdering
"Ah, ini siapa ya?" Nomor yang asing bagi Jisoo karna dia tidak pernah menyimpan nomot itu sebelumnya
"Jika ingin mengobrol diluar jangan disini" Ucap Jinyoung yang dingin
"M..mianhe" Jisoo segera keluar untuk mengangkat telfon dari nomor yang tidak dia kenal

"hallo?"
"hallo, kim Jisoo" terdengar suara seorang namja yang sedikit serak
"maaf, tapi ini siapa?"
"Aku? Kau tidak mengenalku? Oh god, aku tidak percaya ini"
"maaf tuan, aku tidak suka jika seperti ini. Katakan, siapa kau?"
"Aku adalah Kim Seokjin, kau ingat?"
"Un..untuk apa kau menelfon ku?" kali ini Jisoo merasa sedikit gugup
"Tidak ada, aku hanya ingin sedikit bermain denganmu, ayolah" ujar Jin sedikit menggoda
"Ka--"

Disaat Jisoo ingin membalas perkataan Jin, seorang namja merebut ponsel Jisoo

"Tidak punya harga diri, dan attitude yang buruk. Dasar tidak tahu malu" Ya, siapa lagi namja itu jika bukan Jinyoung

"T..tuan?" Tanya Jisoo yang sedikit kaget melihat Jinyoung yang secara tiba2 merebut ponselnya

Brugh... Jinyoung mendorong tubuh Jisoo kedinding dan mendekatkan wajahnya

"Lain kali, jangan mengangkat telfon sembarangan. Dia bukan laki2 baik kau ingat itu" Jinyoung menatap Jisoo tajam

"Jinyoung?" Ucap tiga orang namja yang termenung melihat Jinyoung
"K..kalian?" Jinyoung dengan cepat menjauhkan Jisoo darinya
"Kau? Aku tidak percaya hahaha" Salah satu namja bernama Jackson itu sedikiti tidak percaya
"Ah, sudahlah. Ayo masuk keruanganku"
Ajak Jinyoung yang langsung membalikkan badannya. Tiga orang namja beserta Jinyoung pun masuk kedalam ruangannya

"Dia kenapa sih? Padahal aku pun tidak tahu kika itu adalah tuan Jin" Jisoo menggeleng2kan kepalanya karna terheran akan sikap Jinyoung

"Hei, kenapa kau marah begitu? Yeoja itu siapa? Dia pacarmu?" Mark, yang merupakan sahabat Jinyoung mulai penasaran
"Bukan" Jawab Jinyoung dingin
"Kau berbeda ya. Setauku kau tidak pernah mau melakukan hal itu kepada seorang yeoja, hahaha" Salah satu sahabatnya yaitu Bambam bingung dengan sikap Jinyoung yang berbeda
"Hufft, kalian ini kenapa Huh? Aku jelaskan, dia hanya sekretarisku tidak lebih" Jinyoung yang sebenarnya malas menanggapi pertanyaan sahabatnya itu langsung membuka laptop

"Oh begitu, ngomong2 sekretaris mu cantik juga ya?" Jackson melihat Jisoo melalui jendela kaca
"Aku tidak peduli" Jawab Jinyoung dengan suara datarnya dan matanya yang masih saja fokus kepada laptop
"Bagaimana kami tidak menjulukimu homo? Jika kau saja tidak tertarik melihat wanita cantik seperti dia" Ucap Mark yang sedikit mengejek Jinyoung
"Dengar, jika aku tidak normal aku sudah memacari kalian dari dulu?" Ujar Jinyoung yang tidak sedikitpun menatap sahabat2nya itu

"Apa?! Hahahah! Kau pandai dalam membuat lelucon juga ya" Bambam tertawa keras mendengat pernyataan Jinyoung
"Sudahlah, sebenarnya ada urusan apa kalian kesini?" Candaan itu terhenti saat Jinyoung menanyakan dengan nada yang serius
"Sebenarnya kami hanya ingin bersantai dikantormu. Secara, kantormu begitu mewah" Ucap Mark santai
"Kantorku tempat untuk bekerja bukan bersantai" Jinyoung mulai menatap Mark
"Hahaha, kau mudah sekali untuk marah. Baiklah, sebenarnya kami disini mau memberitahumu bahwa akan ada persaingan yang ketat diantara semua perusahaan" Jackson mulai menjelaskan

"Maksudnya?"
"Ya, salah satu perusahaan besar dari Amerika akan menawarkan kerja sama yang bagus di Korea. Mungkin, jika sebuah perusahaan itu bekerja sama dengan dia akan menghasilkan saham yang tinggi" Jackson kembali menjelaskan
"Oh begitu, bagaimana caranya?" Jinyoung sedikit penasaran
"Akan diadakan sebuah pertemuan nantinya. Jika tempat, itu akan diadakan disebuah restoran maybe" Ucap Jackson yang masih belum yakin
"Hm baiklah terimakasih sudah memberi tahu" Jinyoung mulai berdiri dan menatap sahabat2nya itu

"Tentu, baiklah Jinyoung kami permisi. Dan jangan lupa memberi tahu tanggal pernikahanmu dengan sekretarismu itu ya" Ucap Bambam dengan nada yang mengejek lalu pergi
"Dasar tidak berguna" Jinyoung tersenyum kecil melihat teman2nya yang beranjak pergi itu. Tanpa disadari, dia bernjak dari tempat duduknya dan menuju jendela yang terbuat dari kaca tembus pandang dan menatap seorang wanita yang sedang mengetik didepan Laptop

"Sejak ada dia, kenapa hidupku terasa aneh?"

-TBC-
Jangan lupa vote ya:) semoga suka sama ceritanya. Aku up nya cepet kok😁

BOSS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang