White Day 4

553 54 2
                                    

Jun mengurungkan niatnya untuk masuk ke ruangan yang ada pohon besar itu karena khawatir terjadi sesuatu. Ia kembali mencari bunga berbentuk aneh itu.

"Ah! Ini dia!" Jun langsung menuangkan cairan kimia itu.

Pongh!

Uooorrrggghhh!!!

"Suara mengerikan apa itu?" Gumam Jun. Terpikir pohon tadi, Jun langsung berlari ke ruang kelas.

Setelah masuk ke ruang kelas itu, Jun langsung mendekati pohon itu dan melempar sisa cairan kimia.

Aarrgghh!!

Pohon itu mulai tumbang. Jun mulai berjalan keluar kelas.

Krak krak

Tangan pohon itu merangkak menuju Jun, untunglah ia peka dan menghindar. Ia mengeluarkan semprotan anti serangga dan menyemprotkannya pada pohon itu.

Auman dari pohon itu memekakkan telinga dan membuat suasana langsung hening. Ruangan gelap. Jun langsung menyalakan lampu.

Trek

"Huft… sudah berakhir…" Jun mendesah lega. Ia melihat sekeliling dan langsung berlari ke kelas 2-A, kelas Minghao.

Setelah membuka kelas 2-A, Jun menyalakan lampunya. "Hah? Minghao dimana?" Monolog Jun.

Ia mengelilingi kelas dan menemukan token bersimbol kayu. Jun mengambil token itu dan berjalan keluar dari kelas.

"Hei!"

Jun menoleh. "Xiao?" Gumam Jun.

"Kenapa kau masih disini?" Tanya Xiao sambil berjalan mendekati Jun. "Ngomong-ngomong, tadi suara apa yang aku dengar?" Tanyanya lagi.

"Minghao menghilang." Kata Jun.

"Apa maksudmu Minghao menghilang?" Tanya Xiao. Ia melirik ke belakang Jun dan ke sekeliling koridor kelas. "Aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan." Ucapnya lagi sambil berjalan pergi.

Jun dengan sendirinya mengikuti arah jalan Xiao. "Kenapa banyak sekali namja di sekolah ini yang sangat terobsesi kepada Minghao?" Keluh Xiao.

"Kenapa ia begitu kesal?" Batin Jun.

Keduanya berjalan menuju ruang audio. Xiao langsung menarik Jun masuk.

"Hei! Ayo berkata jujur. Kau ada disini malam hari karena kau mau menghampiri Minghao, benar? Karena besok adalah White Day?" Tuduh Xiao.

Jun mengalihkan pandangannya. "Itu…"

"Jadi aku benar?" Tanya Xiao sambil tersenyum miring.

"Dengar, bangunlah, bodoh. Kau pikir hanya kau yang dapat membuat Minghao terpesona dengan tampangmu itu?" Ledek Xiao. "Kau tidak tahu ini, tapi dia adalah seorang penyihir."

Jun mengerutkan keningnya. "Dia sebenarnya ngomong apa sih? Hmm pura-pura percaya aja deh." Batin Jun.

"Benarkah? Apa Minghao seperti itu?" Tanya Jun.

"Ya, tentu. Dan tidak hanya itu! Banyak sekali rumor beredar tentangnya. Rumornya, Minghao…"

Trek trek

Hiks hiks

Lampu berkedap-kedip dan terdengar suara tangisan. Jun dan Xiao melirik sekeliling. "Ti-tidakkah kau mendengar sesuatu tadi?" Tanya Xiao.

"Kyaaa!!" Xiao langsung lari keluar dengan perasaan takut. Karena kaget, Jun langsung mengikuti Xiao berlari.

Setelah agak jauh, keduanya berhenti. Mereka terengah selepas berlari.

"Huft… Kau mendengarnya, kan? Itu seperti suara yeoja menangis." Kata Xiao.

"Yeah, aku dengar." Kata Jun.

"Astaga, aku pikir rumor itu benar." Kata Xiao. "S-suara itu seperti tangisan dari hantu!" Ucap Xiao takut.

"Mungkin… itu tangisan kakak Minghao yang sudah meninggal."

Jun membelalakkan matanya sedikit. "Minghao punya kakak?" Tanya Jun.

"Hmm, ingat apa yang aku bilang? Banyak sekali rumor tentangnya." Kata Xiao.

"Minghao memilih datang ke sekolah ini karena kakak perempuannya, yang bunuh diri dua tahun lalu." Kata Xiao. "Dia menggantung dirinya sendiri disini, dan tidak ada yang tahu apa penyebabnya."

"Mereka bilang, Minghao berkeliling disini pada malam hari untuk mencoba dan menghubungi jiwa kakaknya. Kau tau, seperti… dengan papan Ouija atau semacamnya. Setelah dipikir ulang, itu sangat bodoh untuk dilakukan."

"Ya, dia hanya membuat dirinya susah." Kata Jun sambil sedikit menundukkan kepalanya.

Xiao menatap Jun. "Kau dapat melihatnya, kan? Selain itu, Minghao itu dengan pasti melakukan sesuatu. Dan kita masuk ke urusan anehnya." Kata Xiao sedikit kesal.

"Tidak seperti itu. Minghao sedang kesulitan seperti yang kita tahu." Kata Jun.

Xiao menatap Jun kesal. "Ada apa denganmu? Kenapa kau berada dipihaknya?" Keluh Xiao.

"Kau tau? Ada sesuatu yang aneh padamu. Apa kalian berdua bekerja sama?" Tuduh Xiao.

"Selamatkan dirimu sendiri! Aku tidak akan percaya lagi padamu! Aku berjanji aku tidak akan bermain dengan penyihir kecil itu!" Xiao marah dan berjalan pergi.

Jun menghela nafas. "Kenapa aku yang salah? Aku hanya khawatir pada Minghao." Gumam Jun.

Cring cring

Jun langsung berlari pergi ke koridor kelas kala mendengar gemerincing kunci si penjaga sekolah.

"Perasaan tadi itu penjaga sekolah gak ada, tapi kok sekarang muncul, ya?" Monolog Jun sambil berlari ke lantai dasar.

"Ah, iya. Kalau gak salah, tadi aku mendapat token. Dan di lantai dasar ada pintu yang tersegel dengan lambang yang sama." Gumam Jun. Ia sampai di lantai dasar dan meletakkan token itu di simbol yang tertera di pintu.

Trink

Simbol itu hilang dan pintu terbuka. Jun berjalan masuk ke pintu itu dan sampailah ia di Gedung Utama 2

Bersambung…

Hai hai!

Kembali lagi dengan cerita horor Junhao hehe ^^

Udah berapa lama aku menghilang gaes? :')

Maafkan aku kalo percakapan Jun sangat singkat :"

Makasih yang udah baca ^^

Jangan lupa vote n comment nya ^^

Maaf kalo ada typo :')

Sampai jumpa~

White Day : The Labyrinth named SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang