White Day 2

685 57 2
                                    

Jun masih berdiam di ruangan itu. Ia masih dapat mendengar gemerincing kunci dari penjaga sekolah.

"Hmm apa sudah aman?" Gumamnya. Jun membuka pintu perlahan.

Buk!!

"Huwaa!!"

Jun langsung berlari. Ternyata si penjaga sekolah sedang berjalan di dekat ruangan tempat ia bersembunyi. Dengan kepala yang sedikit berdenyut sakit ia terus berlari.

"Aku harus kemana?!" Jun panik sambil berlari dari kejaran penjaga sekolah.

Dengan ide yang sedikit melenceng, Jun langsung bersembunyi di bilik toilet. "Apa tidak apa?" Gumamnya sambil mengintip dari celah bawah pintu bilik.

Tap Tap

Cring cring

Dapat Jun lihat kaki si penjaga yang sedang mencarinya. Jantung Jun berdetak kencang. Si penjaga sekolah pun keluar dari kamar mandi.

"Huft… untung tidak ketahuan." Ucap Jun sambil menarik nafas. Jun keluar dari bilik dan membuka pintu kamar mandi. Ia melihat si penjaga pergi ke lorong.

"Baiklah, aku harus cepat." Jun berjalan cepat menuju ruangan dimana ia dan Somi bersembunyi.

"Baiklah, ada apa di ruangan ini?" Gumam Jun sambil melihat keadaan.

Ia memasuki pintu yang ada di ruangan itu yang tembus ke ruang kantor. Kaca besar yang menembus ke lorong membuatnya dapat melihat si penjaga sekolah baru saja membuka pintu. Buru-buru ia bersembunyi dibalik meja komputer.

Whuuusss

Angin bertiup kencang dengan suara aneh yang menyertainya. Jun melirik kanan dan kiri, tapi tak menemukan apapun.

Jun mengintip sedikit untuk melihat situasi dan ternyata si penjaga sekolahnya sudah pergi ke lorong sebelumnya.

"Fyuuh… baiklah, ayo kita mencari sesuatu yang berguna disini." Kata Jun dan masuk ke kantor lagi.

"Oh, ini dapat berguna." Ucap Jun sambil mengambil sebuah pemantik api di meja.

Perlahan ia keluar dan berjalan menuju pintu yang menjadi akses naik turun tangga. "Hah? Apa ini?" Tanyanya saat melihat sebuah ukiran aneh di pintunya.

"Tunggu dulu, rasana aku pernah lihat simbol ini." Ucapnya. Ia membuka tasnya dan mengambil sebuah token berukiran sama dengan simbol di pintu.

Trink!

Cahaya menyilaukan keluar dari simbol itu kala batu ukiran itu ditempelkan ke simbol.

Simbol itu hilang dan berpindah ke pintu lain di sebelah dengan simbol yang berbeda. "Aneh sekali sekolah ini." Gumam Jun dan membuka pintu.

Sesampainya di lantai 2, Jun langsung memasuki ruangan yang pertama kali ia lihat. Sepertinya itu ruang audio. Jun melihat ada sebuah dokumen dan mengambilnya.

"Hmm… coba kita lihat, ini… yeoja yang terkurung di locker? Kasihan sekali." Kata Jun sambil membaca dokumen itu.

"Aneh sekali, ya sudah deh." Jun pun masuk ke ruang audio sebelah.

Tapi suara gemerincing kunci kembali terdengar dan membuatnya bersembunyi di balik ruang kaca audio.

"Bagaimana dia tahu aku ada di ruangan ini?" Gumam Jun sambil berjongkok agar tidak terlihat.

Beberapa saat kemudian, ia dapat mendengar pintu tertutup.

Jun bangkit dan menyalakan pemantik apinya. Saat menoleh dapat ia lihat bercak darah berbentuk dua telapak tangan.

"Mengerikan sekali." Gumam Jun dan berjalan ke ruangan sebelah. "Hmm coba aku keluar."

Dengan perasaan takut, Jun keluar ruangan. "Tidak ada siapapun." Gumamnya. Ia berjalan perlahan dan melihat jam besar kuno yang menunjukkan pukul 10.40 PM.

Ia berjalan menuju pintu ke lorong kelas. Ia melihat sekitar dan tidak ada siapapun.

"Oh? Ini ruang kelasnya." Kata Jun saat melihat tanda kelas 2-A. "Tapi ini terkunci."

Jun pun berjalan menelusuri lorong kelas. Ia mengintip ke jendela dan melihat cahaya senter di lantai dasar. "Baguslah ia dibawah." Kata Jun sedikit lega.

Ia membuka pintu dan melihat sekeliling dapat ia melihat dokumen yang terselip. Jun mengambilnya dan membacanya.

"Waw, si penjaga sekolah itu membuat surat laporan pada Choi-ssaem tentang keberadaanku disini." Jun sedikit terkekeh membaca surat itu.

"Oh, apa ini? 'Jika kau membutuhkan kunci, kau dapat menemukannya di laci di kantor utama. Aku menyimpan sandi nya di dalam kotak peralatan yang sering kita gunakan.'."

Jun menyimpan dokumen itu di tasnya dan kembali berkeliling. "Hmm kemana dulu, ya. Aku tak mungkin ke bawah karena penjaga sekolah gila itu sedang disana." Ucap Jun sambil masuk ke toilet namja.

"Tunggu, kenapa dia sudah di lantai ini?!" Jun panik kala mendengar suara gemerincing kunci. "Ugh, sial." Jun langsung bersembunyi di bilik toilet.

"Sepertinya sudah pergi." Jun keluar dari bilik toilet dan keluar dari toilet. Ia lirik kanan dan kiri, tak ada si penjaga sekolah. Ia berjalan pelan. "Dia pergi kemana?"

Krieet

Jun kaget dan berlari ke lorong kelas, saat menoleh ke belakang, si penjaga sekolah baru saja keluar dari pintu tangga. Karena melihat Jun, ia langsung mengejar Jun.

Jun berlari ke lantai dasar untuk menghindari si penjaga sekolah dan mencari kotak peralatan yang dimaksud di dokumen tadi.

Sesampainya di lantai dasar, Jun pergi ke lorong dimana ia menemukan tangga. Ada kotak peralatan yang dimaksud di dokumen.

"Ah! Ini dia!" Ucap Jun dengan senang saat menemukan seperangkat obeng yang memiliki 4 digit angka.

6243

Bersambung…

Hai hai

Cerita horror kembali ^^

Semoga kalian gak boring dengan jalan cerita yang rumit ini hehe 😅

Yaa semoga kalian suka yaa ^^

Jangan lupa vote dan comment nya ^^

Maaf kalo ada typo :')

Sampai jumpa~

White Day : The Labyrinth named SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang