"Akhirnya, sekarang aku hanya tinggal ke kantor utama, tapi itu dimana, ya?" Monolog Jun.
Kratak kratak
Jun terlonjak kaget kala suara aneh kembali terdengar. Dengan segera ia berjalan menuju lorong kelas.
Tapi rencananya gagal kala si penjaga sekolah datang dari lorong kelas dan menemukannya.
"Ah sial, kenapa ketemu mulu sih?!" Gerutu Jun sambil menghindari kejaran si penjaga sekolah.
Dengan kelincahannya, Jun berhasil kabur ke kantor utama yang tidak sengaja ia temukan tanpa kejaran si penjaga.
"Huft… ternyata ini kantor utama." Kata Jun saat menyadari ternyata ruangan kaca yang ia masuki ini kantor utama.
"Jadi, laci nya yang mana?" Gumamnya. "Oh, apa yang ini?" Lanjutnya kala melihat sebuah kotak yang tertempel di dinding dengan gembok bersandi.
Jun hendak menyalakan lampu, tapi ia urungkan karena dapat melihat cahaya senter yang dibawa oleh si penjaga.
"Kan aku punya pemantik, ya." Gumamnya dan menyalakan pemantik api.
Dengan cekatan, ia membuka kunci gembok kotak itu.
Klak
Gembok terbuka dan Jun membuka kotak itu. Ada sebuah kunci menuju ruang auditorium. "Hmm kunci ini ke pintu yang mana?" Gumamnya.
Jun perlahan berjalan keluar dari kantor utama. Ia berjalan menuju tangga, tapi ternyata si penjaga melihatnya dan mulai kembali mengejarnya.
"Ini penjaga gak bosan apa mengejarku terus?!" Gerutu Jun sambil berlari menghindari si penjaga. Dan akhirnya ia sampai di bilik toilet lagi.
"Sambil berpikir, kunci ini untuk pintu yang mana?" Gumamnya sambil memperhatikan kunci yang ia dapat dan kunci yang Xiao kasih padanya.
"Oh, apa ini untuk kunci pintu itu, ya?" Jun keluar dari pintu toilet dan berjalan menuju pintu yang menghubungkan lorong ke pintu auditorium.
"Akhirnya." Jun berjalan masuk dan melangkah menuju pintu yang ada di depan.
Tapi, langkahnya terhenti kala melihat sosok yeoja yang melayang di dekat dinding kaca.
"A-apa…" Tubuh Jun kaku. Ia tak bisa menggerakkan tubuhnya barang sejari.
Bruk!
Yeoja itu terjatuh dan mulai merangkak mendekati Jun.
Jun semakin panik karena yeoja itu merangkak semakin cepat.
Whuusss
Yeoja itu menghilang. Jun dapat bernafas lega dan melanjutkan langkahnya ke pintu auditorium.
Cklek
Pintu auditorium terbuka dan menunjukkan lorong yang cukup panjang dengan pintu di ujungnya.
Jun melangkah mendekati pintu itu.
Klek klek
"Hah? Terkunci?" Jun mendesah kecewa.
Trek
Tiba-tiba lampu lorong mati. Dengan takut, Jun melangkah cepat menuju pintu keluar dan kembali ke lorong kelas.
Tapi, baru saja keluar lorong tadi, ia dapat melihat Somi sedang berjongkok di depan tanaman dan pergi setelahnya ke lorong kelas.
Jun mengejar Somi, tapi Somi sudah tidak terlihat di lorong kelas. Jun pun melanjutkan jalannya. Saat sampai di depan kelas 2-A, Minghao keluar dari kelas itu.
"Oh, aku pernah melihatmu. Apa yang kau lakukan disini jam segini?" Kata Minghao.
Jun bingung ingin menjawab apa. Apa dia beri buku diary nya atau dia kasih coklatnya?
Karena bimbang, Jun memilih opsi pertama.
"Aku ingin mengembalikan diary mu." Kata Jun.
"Jadi kau menemukannya. Kau datang kemari hanya untuk mengembalikan ini?" Tanya Minghao.
"Yaa bagaimana denganmu? Apa kau kemari untuk bertemu Somi?" Tanya Jun.
"Somi disini juga?" Tanya Minghao.
Gratak gratak
Bangunan bergetar. Tiba-tiba Keluar akar dari dalam kelas dan akar itu mengikat Minghao.
"Yaaakk?!" Minghao menjerit kala akar itu menariknya masuk. Pintu tertutup dan akar menjalar menghalanginya.
"Minghao!!" Jun memanggil sambil menggedor pintu itu. "Sialan!" Umpatnya.
Jun menemukan kunci yang sepertinya terjatuh dari saku Minghao. Jun mengambilnya. Terlihat dari gantungannya, ini adalah kunci utama semua kelas di gedung utama 1 ini.
"Baiklah, aku akan menyelamatkan Minghao." Dengan tekad kuat, Jun membuka satu persatu kelas yang ada di gedung utama.
"Apa ini?!" Jun menatap ngeri pada sesuatu yang mirip seperti tanaman pemakan serangga. "Menjijikan." Kata Jun dan melanjutkan pencarian untuk menyelamatkan Minghao.
"Ya ampun, ada lagi tanaman itu ditempat lain?!" Jun rasanya ingin muntah melihat tanaman aneh itu.
"Wah! Apa ini?! Semprotan anti serangga? Ya apapun ini aku ambil saja, siapa tahu butuh." Jun langsung pergi kembali mencari sesuatu yang dibutuhkannya.
Sekarang Jun sampai di sebuah ruangan yang dipenuhi oleh barang-barang. "Oh! Itu sebuah brangkas!" Kata Jun. Ia menghampiri brangkas itu.
"Tapi, password nya apa?" Jun bingung sambil memperhatikan kotak besi itu. Jun menoleh dan mendapati lemari lalu ia membukanya. Banyak sekali medali di dalamnya,
1983 ada 9,
1986 ada 5,
1994 ada 2,
1996 ada 4.
"Apa ini kodenya?" Gumam Jun. Ia mencoba berpikir keras sampai matanya menemukan sebuah dokumen. Ia segera membaca dokumen itu.
" 'Ingat! Kiri lalu kanan, kanan lalu kiri. 96-94-86-83'. Oh! Aku paham!" Jun langsung berlari ke lemari penuh medali itu.
"Berarti angkanya itu 4259!"
Jun langsung ke brangkas dan membuka kuncinya.
Cklek
Brangkas terbuka dan didalamnya ada sebuah botol berisikan cairan kimia.
"Baiklah, akan coba aku tuangkan cairan kimia ini pada tanaman aneh tadi!" Kata Jun dan berlari menghampiri tanaman aneh.
Crrssshhh…
Pongh!
Jun bernafas lega karena perkiraannya benar. Ia pun berlari ke lantai bawah untuk mencari tanaman aneh ini lagi.
"A, apa itu?!"
Jun merasa kakinya melemas. Di sebuah kelas di lantai dasar, terlihat sebuah pohon raksasa dengan cahaya merah di bagian batangnya.
Bersambung…
Hai hai
Sudah berapa lama aku tidak muncul disini :')
Maafkan diriku yang baru bisa muncul sekarang :')
Apa kalian ngerti? Maafkan kalo kalian gak ngerti ya :') Aku sendiri belibet nulisnya :')
Makasih yang udah mau baca ^^
Jangan lupa vote dan comment nya ^^
Maaf kalo ada typo :')
Sampai jumpa~
KAMU SEDANG MEMBACA
White Day : The Labyrinth named School
HorreurAku murid baru disini, tapi aku dapat melihat kegelapan di sekolah ini