Diperlukan dua orang untuk menemui kebenaran; satu untuk mengucapkannya dan satu lagi untuk memahaminya ...
(Kahlil Gibran)
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RHAPSODY
Usai menjemput Jeon Heejin- Yujin menyempatkan diri untuk mengajaknya makan siang, mereka berdua menghabiskan waktu bersama ditengah kesibukan masing-masing belakangan ini, namun Yujin tidak pernah kehabisan cara agar gadis di hadapannya ini memiliki quality time untuknya- hanya mereka berdua saja.
"Yujin , kau melamun?"
Yujin tersentak dan mengalihkan pandangannya kembali memandang Heejin. "Maaf, kau mengatakan sesuatu?"
"Aku tadi bilang bahwa kita akan sering bertemu sekarang, sebelum keberangkatanmu ke New York,"
Heejin tersenyum melihat raut wajah Yujin yang kebingungan- tangannya menggenggam lembut tangan Yujin
"Yujin, apa kau sedang memikirkan sesuatu? Hm?"
"T-tidak― kenapa?"
"Jangan bohong- katakan saja, aku akan mendengarmu."
Yujin mengerjap- menatap Heejin "Begitu banyak yang aku pikirkan,"
"Tentang Minjoo?"
"Banyak hal― bukan hanya itu saja."
Heejin menatap Yujin penasaran, menunggu tiap kalimat yang akan di ucapkan Yujin padanya, "Apa saja? Katakan-"
"Heejin- aku",
"Tidak apa, ceritakan saja apa yang sedang kau pikirkan, aku akan mendengarkanmu."
Yujin menatap Heejin ragu, sebelum akhirnya mulai berbicara lagi "Aku kira, setelah keluar dari Off The Record Entertainment, akan lebih mudah bagiku untuk menyiapkan keberangkatanku ke New York―"
"Lalu?"
"Kau tau kan, Minjoo sekarang ada di apartmenku- dia tidak mau pulang- dia bertengkar dengan Hyewon yang bahkan tidak bisa di hubungi- dan tentang permintaan ayahku itu, aku bisa gila jika memikirkan semuanya satu persatu― it's like what the hell with this situation- i didn't get it."
