Bab 2

16 5 2
                                    

"Cahaya Bulan nampak cerah kembali, lain halnya dengan cahaya Bintang nampak redup mencari cahaya terang di hidupnya."


Saat pelajaran kuliah selesai, Aurel mengajak Bulan ke kantin. Sebab Aurel tak bisa menahan lapar, dia langsung menarik lengan halus Bulan. Namun, genggaman tangan Aurel di lengan Bulan terputus. Aurel rem mendadak, setelah genggamannya itu di lepas Bulan.

"Lan, kok berhenti?" tanya Aurel penasaran.

"Gua tuh mau ke perpus dulu. Gua belum sempet jawab iya, lu udah narik tangan gua. Emangnya gua truk gandeng,"

"Ya maaf. Tapi, gak bisa ke kantin dulu apa?" tanya Aurel lagi.

"Gak bisa, rel. Nanti kalau udah kelar dari perpus, gua langsung nyusul lu ke kantin!" jawab Bulan.

"Ya udah deh," balas Aurel yang terlihat malas menjawabnya. "Gua ke kantin duluan ya!" kata Aurel sambil melambaikan tangan.

"Okay."

Bulan pun langsung berjalan menuju perpusatakan kampus, untuk mencari sebuah buku sebagai refrensi tugas kuliah.

***

Di tengah-tengah kesibukan mencari buku, Bulan tak sengaja menabrak sesuatu. Karena sangking fokus dan telitinya mencari buku, dia tak sadar ada seseorang di sampingnya.

Spontan Bulan kaget melihat seseorang yang ditabraknya.

"LU!" teriak Bulan sambil menunjuk seorang cowok yang ada di sampingnya itu.

"Lu kok ada disini? Lu pasti ngikutin gua kan? Tapi, lu harus tanggung jawab atas kejadian kemaren! Gara-gara lu baju gua basah semua." Aurel memarahi cowok itu seperti ibu-ibu pejabat yang sedang pidato, sedangkan cowok itu hanya bisa melongo mendengar celotehan cewek tercantik dan terdingin di kampusnya itu.

"Apaan sih, emangnya kita kenal? Kenal aja enggak udah ngomel gak jelas kayak gitu," sanggah cowok tersebut.

"Emangnya gua ada salah apa sama lu?" tanya cowok itu.

"Hohoho, pura-pura gak tau nih orang. Jangan sok polos deh. Lu naik sepeda kenceng banget, sampe-sampe genangan air di depan tempat duduk gua, lu tabrak. Terus, gua jadi basah deh." Bulan terlihat sangat kesal sekali dengan cowok yang sudah membuat dia basah kuyup di taman kemarin.

"Eh, gua gak sengaja. Gua buru-buru, udah gitu gua pake headset jadi gak denger suara kaleng penyok deh!" ejek cowok itu seperti orang yang tidak bersalah.

Mendengar ejekan itu, amarah Bulan meluap. Matanya melotot sinis, pipinya menjadi tembam seketika ibarat power rangers bertransformasi.

Sedangkan cowok itu, terkejut dan ketakutan melihat wajah amarah Bulan. Cowok itu melihat kemarahan Bulan seperti balon yang ditiup besar semakin besar lalu pecah.

Karena tidak mau semakin rumit, cowok itu langsung meminta maaf kepada Bulan.

"Okay, fine. Gua minta maaf atas kesalah gua kemaren, gua bener-bener gak sengaja. Jadi, maafin gua ya!" cowok itu meminta maaf sambil membungkukkan badannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang