Pagi ini Dika dan Adelia jadi agak telat gara-gara Rayan dengan sengaja nyembunyiin kunci motornya Dika gara-gara tuh anak ngambek karena roti bagiannya dimakan semuanya sama Dika. Jadinya Dika dan Adelia baru nyampe disekolah disaat para siswa udah grasak-grusuk kedalam gerbang. Setelah berlari kecil menuju kelasnya di lantai dua akhirnya Adelia bernapas lega saat suasana kelas itu masih ramai lancar.
"Tumben telat Del."
Adelia cuma meringis mendengar sapaan Clair pagi itu. Cindy nggak terlihat batang hidungnya dikelas padahal tas ransel cewek itu udah tersampir dibangkunya. Oh iya Adelia hampir lupa. Cewek itu melirik kearah barisan bangku belakang dan tatapannya jatuh pada seorang cowok yang lagi menulis sesuatu dibukunya. Mungkin ini saat yang tepat kali ya mumpung dia dan teman-temannya nggak lagi main game. Sambil mengeluarkan sebuah kotak bekal berukuran sedang berwarna pink Adelia pun memberanikan diri beranjak dari bangkunya mendekati para cowok dibarisan bangku belakang. Sesampainya disana Adelia merasa dikacangin karena semuanya pada nyetet sesuatu. Sepertinya itu tugas dari Bu Sulfa kemaren deh. Tiba-tiba suara bel yang bunyinya cukup kencang membuat beberapa siswa kembali ketempat duduknya. Julio yang sedari tadi duduk disalah satu bangku disitu pun bangkit dari duduknya.
"Jangan lupa catetan gue entar dibalikin."
Ujar cowok itu sebelum meninggalkan Mike dan Denis yang perhatiannya masih sepenuhnya tertuju kebuku catatan Julio. Valen yang terlihat baru datang langsung menatap Adelia dengan tatapan curiga. Terlebih saat Denis juga mengalihkan pandangannya ke Adelia. Wait, tunggu. Wajah malu-malu, kotak bekal, apa jangan-jangan....
"Gila Del, lo mau nembak Denis ya ?"
Sontak seisi kelas langsung menoleh kearah yang bersangkutan. Suara Valen tadi emang cukup keras. Bahkan Julio yang belum mencapai pintu keluar kelas pun menghentikan langkahya sambil berbalik.
"Nggak gitu. Anu, aku..." Baru saja Adelia ingin mengklarifikasi namun suara Bu Sulfa langsung membuat seisi kelas itu menjadi kicep.
"Ngapain kamu disni? Bukannya kamu IPA 3?" Guru wanita itu langsung menatap garang ke Julio dan yang bersangkutan cuma menunduk sopan sebelum ngacir keluar dan mendapat wejangan dari guru Kimia Killer itu.
"Yang berdiri dibelakang itu ngapain? Apa mau saya suruh keluar aja?" . Adelia yang sudah panik duluan jadi makin panik saat Bu Sulfa mendapati dirinya. Dengan segera dia langsung ngibrit kearah bangkunya yang berada didepan kelas.
***
Sepanjang pelajaran pikiran Adelia jadi benar-benar kacau. Bisa-bisanya Valen mengira dia bakal nembak Denis. Mana seisi kelas juga dengar. Belum lagi ada Julio. Bisa saja cowok itu juga salah paham dan menebarkan fitnah atas dirinya dikalangan kelas lain. Yaampun Adelia benar-benar pusing. Cindy disamping juga nggak jauh berbeda dari teman kelasnya, menatapnya seolah meminta penjelasan. Namun gara-gara Pak Anton guru bahasa Indonesia yang mengisi jam pelajaran kedua dikelas mereka datangnya kelewatan cepet sampai-sampai Adelia nggak punya waktu sedikitpun buat ngomong. Adelia bahkan masih malu banget buat noleh kebangku belakang tempat Denis duduk. Kotak bekal berisi roti isi srikaya tadi pun juga terpaksa dia masukan kedalam laci mejanya. Dan setelah menghabiskan dua jam pelajaran bahasa Indonesia akhirnya bel istirahat yang ditunggu-tunggu pun berbunyi. Setelah PAk Anton berjalan meninggalkan kelas Adelia buru-buru merogoh lacinya sambil mengeluarkan kotak bekal yang membuatnya terjebak kesalahpahaman sejak pagi tadi.
"Cin ikut aku." Adelia langsung menarik tangan sohibnya itu dan berjalan kearah bangku Denis di belakang.
"Mau ngapain lo?" Adelia langsung dihadiahi tatapan datar begitu Denis menoleh kearahnya. Cowok itu terlihat risih apalagi saat melihat kotak bekal yang ada ditangan Adelia.